Senjata
Putin Tunjuk Jenderal Sergey Surovikin Pimpin Perang di Ukraina, Inilah Kontroversi Tentangnya
Jenderal Angkatan Darat Sergey Surovikin telah ditunjuk untuk memimpin pasukan gabungan di wilayah operasi militer khusus di Ukraina
Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
BANGKAPOS.COM-Babak baru konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu menunjuk Jenderal Angkatan Darat Sergey Surovikin untuk memimpin kelompok gabungan pasukan yang terlibat dalam operasi militer khusus di Ukraina.
Penunjukan Sergey Surovikin ini diungkapkan Juru Bicara Kementerian Pertahanan Letnan Jenderal Igor Konashekov, Sabtu (8/10/2022).
"Jenderal Angkatan Darat Sergey Surovikin telah ditunjuk untuk memimpin pasukan gabungan di wilayah operasi militer khusus di Ukraina berdasarkan keputusan menteri pertahanan Rusia," katanya seperti dikutip dari laman Tass.
Surovikin sebelumnya menjabat sebagai Komandan Distrik Militer Timur Rusia dan memimpin pasukan Rusia di Suriah.
Menurut situs Kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Surovikin berusia 55 tahun, lahir di Novosibirsk, Siberia.
Dia memiliki pengalaman tempur dalam konflik 1990-an di Tajikistan dan Chechnya, dan baru-baru ini di Suriah, negara tempat Moskow melakukan intervensi pada 2015 di pihak rezim Bashar al-Assad.
Surovikin, yang selama musim panas ditugaskan untuk memimpin pasukan Rusia di Ukraina selatan, pernah memimpin pasukan Rusia di Suriah.
Ia juga terkenal kontroversial karena dituduh bertanggung jawab dan memerintahkan pengeboman brutal yang menghancurkan sebagian besar kota Aleppo.
Sampai saat ini Jenderal Surovikin memimpin pasukan "Selatan" di Ukraina, menurut laporan kementerian pertahanan pada bulan Juli.
Nama pendahulunya tidak pernah secara resmi diungkapkan, tetapi beberapa media Rusia mengatakan itu adalah Jenderal Alexander Dvornikov, juga seorang jenderal Perang Chechnya Kedua dan komandan Rusia di Suriah.
Keputusan itu, yang secara tidak biasa diumumkan oleh Moskow, muncul setelah serangkaian kekalahan telak yang diderita oleh tentara Rusia di Ukraina.
Pasukan Rusia diusir dari sebagian besar wilayah timur laut Kharkiv pada awal September oleh serangan balasan Ukraina yang memungkinkan Kyiv merebut kembali ribuan kilometer persegi wilayah.
Pasukan Rusia juga kehilangan wilayah di Kherson selatan serta pusat logistik serta transportasi Lyman di Ukraina timur.
Kemunduran tersebut menyebabkan meningkatnya kritik terhadap kepemimpinan militer, termasuk dari kalangan elite.