advertorial

Mahasiswa Komunikasi IAIN SAS Tur Edukasi ke Sawah Bumang Kemuja, Dukung Pemantapan Kuliah

Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam 3A Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN

Penulis: Iklan Bangkapos |
IAIN SAS Babel
Mahasiswa Prodi KPI 3A FDKI IAIN SAS Babel saat mengunjungi lokasi wisata sawah Bumang di Desa Kemuja, Bangka, Kamis (20/10/2022). 

BANGKAPOS.COM - Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam 3A Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddiq Bangka Belitung mengunjungi lokasi wisata sawah Bumang dengan suasana alam pedesaan, di Desa Kemuja, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka, Kamis (20/10/2022).

Kunjungan ini bertujuan untuk Belajar langsung tentang Edukasi Penerapan Ilmu Pengembangan Masyarakat Berbasis Pemberdayaan di desa Kemuja.
Pebri Yanasari MA selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Masyarakat Islam tak henti-hentinya berharap dengan kunjungan ini dapat membantu dan mendukung pengetahuan mahasiswa terkait teori mata kuliah dengan bukti pemberdayaanya secara nyata.
Namun yang menjadi fokus pada kunjungan kali ini yaitu pemberdayaan lahan sawah di Desa Kemuja yang mampu memanjakan mata. 
Pemanfaatan lahan  yang ada diinisaikan oleh warga setempat dimulai pada tahun 80-an dengan mengelola lahan menjadi sawah sama dengan kemudian pada tahun 92 Pemerintah mulai memberi perhatian serta dukungan kepada para petani Desa Kemuja. 
Ketua Umum Gapoktan, Zaedan Desa Kemuja tergabung dalam lembaga yang bernama GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) ini terbagi menjadi 16 kelompok tani dan 13 kelompok horti yang dibuktikan dengan kartu tani yang mereka miliki.
Lebih Lanjut “tahun 2018 ada semacam sosialisasi yang agak ekstrim, dimana bagi petani yang sudah mendapatkan lahan tetapi tidak dimanfaatkan.
Kepemilikan lahan akan berganti walaupun aturan pemerintah tidak mengikat seperti itu dan karena kita berangkat sama-sama akhirnya ada semacam kekhawatiran bagi para petani jika lahannya hilang.
Maka dari itu lahan-lahan disini mulai dikelola apalagi kebutuhan sawah sangat disuport oleh Pemerintah” sambung Zaedan 
Untuk hasil panen, para petani hanya memfokuskan pada kebutuhan pangan individu saja tanpa mendistribusikan kepada khalayak luar.
Namun jika hasil padinya dianggap produktifitas dan mampu mencapai lebih daripada konsumsi 1 tahun mereka akan memasarkannya. 
Dalam satu kali panen petani mampu mengahsilkan 2,5 ton padi hingga para petani tidak membeli beras lagi  sampai 1 tahun kedepan. 
Kunjungan kali ini diakhiri dengan sesi diskusi, foto serta makan siang bersama Ketua Gapoktan dan petani di Desa Kemuja.
Penulis : Muflihatul Kamila
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved