Kisah TKW di Taiwan Soal Majikan, Umur 92 Tahun Bisa Bayar ART Sendiri, Duit dari Mana?
Gadis asal Trenggalek, Jawa Timur itu mengatakan, orang Taiwan memiliki pola hidup yang sedikit berbeda dengan orang di Indonesia.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM - Hampir tiga tahun sudah Dian Aristya bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga (ART) seorang lansia berusia 92 tahun di Taipei, Taiwan.
Ia digaji sesuai dengan peraturan yang ada yakni sebesar NTD 17.000 per bulan.
Gajinya kemudian naik beberapa waktu terakhir menjadi NTD 20.000 atau sekitar Rp 10 juta setiap bulannya.
Sehari-hari Dian bertugas untuk memasak dan merawat kakek yang biasa ia panggil Akong atau mbah tersebut.
Lantas bagaimana seorang lansia yang sudah tak lagi bekerja bisa membayar upah Dian yang menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di sana?
Baca juga: Nikita Mirzani Vs Dito Mahendra Memanas, Fitri Salhuteru Seret Nindy Ayunda, Kasus Lama Diungkit
Baca juga: Detik-detik Nikita Mirzani Ngamuk Saat Dipenjara, Inilah Sosok Dito Mahendra yang Melaporkan Nyai
Baca juga: Perokok Berat Sekalipun Bisa Berhenti dan Tak Akan Kecanduan Kalau Rutin Minum Air Ini
Baca juga: Nelayan Bangka Barat Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Sumatera Selatan
Hal itu kemudian dibongkar oleh Dian.
Gadis asal Trenggalek, Jawa Timur itu mengatakan, orang Taiwan memiliki pola hidup yang sedikit berbeda dengan orang di Indonesia.
"Jadi orang China itu misinya kerja kerja kerja nabung nabung nabung untuk hari tua. Jadi orang sini kalau tua duitnya banyak," ujar Dian di salah satu videonya di YouTube sebagaimana dilansir Bangkapos.com, Rabu (26/10/2022).
Jika di Indonesia menikah dan memiliki anak menjadi tujuan hidup dari kebanyakan orang.
"Orang di sini banyak yang tidak mau menikah karena merepotkan karena harus menghidupi istrinya anaknya," paparnya.
Di Taiwan, banyak orang yang memutuskan untuk tidak menikah. Begitu pula untuk memiliki anak.
Mereka lebih memilih untuk memelihara hewan dibanding menghabiskan biaya yang cukup banyak untuk kebutuhan anak mulai dari pendidikan hingga kesehatan.
Baca juga: Sumber Kekayaan Dito Mahendra, Pantesan Berani Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara
Baca juga: Maria Vania Tampil Cantik Pergi Berpelesir ke Thailand, Fotonya Dibilang Mirip Anime
Di Taiwan, generasi sandwich --istilah untuk menggambarkan posisi finansial yang terjepit di antara dua generasi juga tak begitu sering ditemukan layaknya di Indonesia.
Urusan berkeluarga juga bukan perkara wajib bagi orang di sana.
Orang Taiwan bahkan memilih hari tuanya tinggal sendirian tanpa merepotkan keluarga.
"Orang di Taiwan itu lebih suka memelihara kucing atau anak daripada memiliki anak, kalau punya anak itu harus menyisihkan untuk dana pendidikan, dana kesehatan, dan orang sini bukan generasi sandwich gituloh sudah besar harus berbakti ke orang tua membiayai orang tua orang sini tuh enggak" jelasnya lagi.
Dia juga menjelaskan bahwa majikannya itu tetap mendapat gaji dari pekerjaannya sebelumnya yakni tentara.
Namun pensiunan tersebut pastinya tak mencukupi seluruh kebutuhan sehari-hari.
"Dan kalau mbahnya itu pensiunan tentara itu dapat uang dari negara, tapi enggak banyak teman-teman," tukasnya.
Dian mengatakan, meski kakek yang ia rawat tinggal bersama anaknya yang juga sudah pensiun, urusan pembayaran di rumah dibagi rata.
Anak Akong tak serta merta harus membiayai seluruh kebutuhan di rumah lantaran dirinya tinggal bersama ayahnya.
Dian juga mengatakan bahwa orang Taiwan mendapat bunga yang cukup besar jika menabung di bank.
Jarang pula ditemukan kasus-kasus seperti hilangnya uang di tabungan dengan alasan yang tidak jelas.
"Terus kalau nyimpan uang di bank di sini tuh bunganya cukup gede teman-teman, dan gak pernah dengar uang di bank tiba-tiba lenyap kayak di sana (Indonesia) gitu loh,"
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)