Info Kesehatan
Penyebab Anak Terjangkit HIV, dr Ratna Setia Asih Jelaskan Penyebab dan Gejalanya
dr Ratna Setia Asih, mengatakan Immunodefieciency Virus (HIV) yang pada anak, dominan disebabkan oleh bawaan sang ibu saat kehamilan.
Penulis: Cici Nasya Nita |

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dokter Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah Pangkalpinang, dr Ratna Setia Asih, mengatakan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menginfeksi pada anak, dominan disebabkan oleh bawaan sang ibu saat kehamilan.
"Jadi jarang sekali anak itu terpapar HIV karena hubungan seksual, melalui transfusi darah atau jarum suntik, tapi bawaan dari ibunya yang terinfeksi HIV," ujar dr Ratna, Senin (12/12/2022).
Menurutnya, gejala HIV pada anak tergantung stadium yakni ada empat stadium menurut World Health Organization (WHO). "Stadium pertama artinya tidak bergejala, anak terlihat sehat. Stadium kedua, sudah mulai ada gejala, seperti pembesaran getah bening di leher," katanya.
"Stadium ketiga, itu akan lebih berat lagi gejala seperti TBC, batuk-batuk dan demam lebih dari dua minggu, penurunan berat badan dan infeksi jamur pada mulut dan kulit. Stadium empat akan lebih berat lagi, contohnya infeksi maginitis pada anak, infeksi jamur pada esofagus, dan penurunan berat badan lebih dari 10 persen dan anak tampak kurus," tambah dr Ratna.
Sementara itu untuk mencegah anak terinfeksi HIV sudah ada program dari kementerian kesehatan melalui Program Triple Eliminasi.
"Program itu yakni melakukan pemeriksaan HIV pada ibu hamil, setiap ibu hamil dilakukan HIV, dan hepatitis B. Sehingga sudah terinfeksi maka ibu hamil diberikan obat ARV sehingga bayi yang dilahirkan dapat tercegah dari HIV," katanya.
Sedangkan anak yang sudah terinfeksi HIV dilakukan penanganan sesuai gejala klinis HIV menurut stadium WHO.
"Apabila gejala klinis masih stadium satu atau dua maka penangan tidak insentif, diberikan ARV dan monitoring tumbuh kembang, berat dan tinggi badan. Kalau sudah stadium tiga dan empat, itu akan lebih berat dan memperlama pasien dirawat inap, kita akan melakukan pengobatan oportunistik pada anak tersebut," jelasnya.
dr Ratna juga menyarankan, anak yang sudah terlihat gejala klinis sebaiknya dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas atau klinik HIV.
"Ibunya atau orang tua atau orang yang merawat si anak harus mencermati apa yang mesti dilakukan pada anak tersebut, memberikan obat ARV secara rutin dan teratur, ARV tersebut akan dikonsumsi seumur hidup, itu yang harus diedukasi kepada orangtua dan anak bila sudah remaja," imbaunya. (Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)