Human Interest Story
Kisah Pilu Ida Haryati, Mata Buta Ditinggal Suami, Jarang Dapat Bantuan Pemerintah
Seorang warga bernama Ida Haryati menjalani hidup tanpa bisa melihat indahnya dunia. Perempuan itu tinggal di sebuah rumah di kawasan gang kecil di Ke
BANGKAPOS.COM, BANGKA - Seorang warga bernama Ida Haryati menjalani hidup tanpa bisa melihat indahnya dunia. Perempuan itu tinggal di sebuah rumah di kawasan gang kecil di Kelurahan Pasirputih, Pangkalpinang.
Sepintas wanita berambut panjang ini nampak seperti orang normal, padahal dia kehilangan penglihatan sejak Tahun 2001 lalu akibat sebuah kecelakaan yang menimpanya.
Ketika itu, Tahun 2001 saat berboncengan dengan suami dan seorang anaknya, terjadi kecelakaan yang berakibat fatal.
"Dulu saat bonceng suami dan gendong anak saya, tiba-tiba kain gendongan yang saya pakai terlilit roda motor. Itu membuat saya terjatuh," kenangnya kepada Bangkapos.com, Selasa (20/12/2022).
Kecelakaan itu membuat ibu dua orang anak ini sempat tidak sadarkan diri selama 13 hari.
Setelah melewati masa kritis lebih dua pekan, saat sadar, ia merasa dunia berubah menjadi gelap gulita
"Setelah saya sadar, pada awalnya saya kira mati lampu. Soalnya benar-benar gelap, padahal di situ ada ibu saya dan keluarga yang lain. Tapi saya sama sekali tidak bisa melihat mereka,"katanya.
Kemudian setelah satu tahun menjalani hari tanpa bisa melihat, justru suami pergi meninggalkan dia dan dua anaknya.
Padahal saat itu kedua anaknya masih duduk di sekolah dasar, kelas 4 dan juga kelas 1. "Setelah satu tahun, suami saya pergi entah kemana. Saya juga sadar, mungkin kondisi saya seperti ini yang membuatnya pergi," ujarnya.
Kondisi itu membuat statusnya bisa dibilang sebagai janda, yang harus bertanggung jawab membesarkan anak-anaknya.
Kisah pilu yang dia alami itu, membuatnya merasa pantas mendapatkan bantuan dari pemerintah. "Saya ini kan bisa dibilang disabilitas, janda juga dan termasuk orang tidak punya juga. Sudah masuk kategori kan, tapi masak jarang dapat bantuan seperti yang lain," tambahnya.
Sebagai warga yang masuk dalam kategori berhak mendapat bantuan, tentunya besar harapan untuk mendapat program bantuan dari pemerintah. "Memang sering sih diminta KTP sama KK, tapi dari dulu jarang sekali dapat bantuan," keluhnya.
Sementara itu, Randi Aprianto, Lurah Pasirputih menjelaskan, sebenarnya memang banyak keluhan warga bukan soal pemberian bantuan.
"Kalau ibu Ida Haryati ini sudah, sebenarnya sudah lama ada keluhan. Sempat juga kita ada mediasi yang dihadiri Babinsa, untuk menjelaskan kepada beliau," jelas Randi, Selasa (20/12/2022).
Pada kesempatan yang sama Randi juga menjelaskan, bahwa bantuan dari pemerintah itu berdasarkan usulan Ketua RT dan juga pekerja sosial masyarakat (PSM).
"Kalau di lapangan itu data dari RT dan PSM, baru nanti daftar yang mendapat bantuan langsung dari pusat (pemerintah)," katanya.
Apabila ada keluhan kata Randi, sebaiknya langsung lapor ke pihak terkait. "Jadi misal ada masyarakat merasa bantuannya dipotong atau diselewengkan, silakan lapor ke pihak berwajib," imbau Randi.(Bangkapos.com/Muhammad Rifqi W4)