Kisah Zay Nova, Warga Bangka Belitung Lulusan UIN Sunan Kalijaga yang Jadi Penyanyi di Kanada

Zay Nova alis Zulpakar adalah warga Bangka Belitung dari Desa Sempan yang kini jadi penyanyi sukses di Kanada. Simak kisah perjuangannya.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Dok/Zay Nova
Musisi asal Bangka yang berkarir di Kanada, Zay Nova - Zay Nova alis Zulpakar adalah warga Bangka Belitung dari Desa Sempan yang kini jadi penyanyi sukses di Kanada. Simak kisah perjuangannya. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Zay Nova namanya.

Nama aslinya adalah Zulpakar.

Pria berusia 45 tahun ini adalah warga asal Banka Belitung, tepatnya dari Desa Sempan.

Ia juga merupakan alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Zay Nova bukan orang sembarangan.

Kini ia adalah penyanyi nun jauh di Kanada sana.

Bukan sekadar menyanyi, Zay Nova juga berprestasi.

Baru-baru ini Zay Nova meraih Country Artist of the Year dan Global Music of the Year pada ajang Music NL Awards 2022, Kanada.

Benar saja bahwa tak ada usaha yang sia-sia.

Sudah lima tahun lamanya, Zulpakar atau Zay Nova berada di luar negeri untuk mewujudkan mimpinya.

Pria berusia 42 tahun ini sudah meluncurkan empat lagu karyanya sendiri di negara kawasan Amerika Utara itu.

Single perdananya berjudul Locked in All Night Long yang dirilis 20 Februari 2021, single kedua berjudul The Lighthouse dirilis 20 Mei 2021, single ketiga berjudul Don’t Tell Me Mudder yang rilis 20 Januari 2022 dan single keempat berjudul It’s Been a Good Ride yang dirilis 20 Juli 2022.

Bahkan single terakhirnya untuk music video itu diedit dan direct oleh Zay Nova sendiri.

Karya lagu yang ditulis dan dinyanyikan ini pun berhasil dilirik oleh pecinta musik di Kanada, terbukti dia sempat masuk tiga nominasi dalam ajang penghargaan musik.

Yakni nominasi Canadian Independent Music Video Awards 2021, Country Artist of the Year dan Global Music of the Year pada ajang Music NL Awards 2022, Kanada.

Namun, capaian dan bisa menjadi musisi ini bukanlah semudah saat membalikan telapak tangan,

Sebab pria lulusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini harus melewati segala lika-liku kehidupan di negara orang.

Pria kelahiran 20 November 1980 ini mengaku memang sangat gemar menulis lagu, bila dihitung sudah hampir seribu lagu yang diciptakannya.

"Pas saya lihat database, dari kuliah sampai sekarang sudah ribuan lagu, saya tulis, pulang kuliah dan kerja pasti nulis lagu, di kepala saya isinya nada-nada," ungkap Zay Nova saat dihubungi bangkapos.com via telepon seluler, Senin (9/1/2023),

Awal mula karirnya dimulai menjadi seorang penyiar radio selama puluhan tahun di salah satu radio di Yogjakarta.

"2014 lanjut di Jakarta jadi penyiar radio juga dan sempat jadi jurnalis, produser program music country, sambil terhubung dengan orang Amerika dan Kanada. Lalu dapat koneksi dari Kanada untuk mulai berkarir di sana, itu akhir tahun 2017, tapi uang tabungan belum cukup," katanya.

Untuk bekerja di Kanada, dia harus memiliki uang visa yang cukup besar, namun dirinya dibantu oleh kenalan yang memang pengemar musik country, akhirnya bisa berangkat.

Namun tak semudah dibayangkan, Zay tidak bisa langsung bekerja begitu saja, dia harus mengantongi status tinggal tetap atau permanent residency terlebih dulu.

"Permanent residency itu butuh dua tahun, jadi sampai tahun 2019 itu say  terkatung-katung, kerja susah, modal jurnalis radio, demo CD lagu, tidak  cukup untuk menyakinkan banyak orang. Tapi saya tidak tinggal diam, saya kerja sukarela menjadi produsen program radio, baru orang Kanada mulai kenal sama saya," katanya.

Setelah mendapatkan permanent residency, Zay mulai meritis karis menjadi musisi, mulai memproduksi lagu ciptaan sendiri hingga pembuatan video klip.

"Rilis lah lagu pertama itu, kemudian dapat masuk nominasi pertama kali, dari situ mulai dapat panggung, syukurlan rilis lagi single lalu sudah dapat tiga kali nominasi, intinya jangan berhenti mengejar impian, kalau mau santai-santai di kampung saja," katanya.

Atas usahanya tersebut, anak kelima dari delapan bersaudara ini sudah mendapat panggung dan mulai tampil pada showcase di Kanada.

"Ada kesempatan tahun 2023 ini pas musim panas nanti kisaha Juli atau Agustus ada jadwal showcase, tour atau konser diseluruh Kanada dan Inggris," kata Zay.

Baca juga: Siapa Mizz Ajeng, Penyanyi Dangdut Transgender yang Bilang Istri Indra Bekti Licik dan Pelit

Biografi

Zay Nova adalah penyanyi-penulis lagu dan produser radio negara Kanada baru.

Ia lahir di sebuah desa kecil bernama Sempan di Pulau Bangka, Indonesia.

Seperti banyak anak lainnya, salah satu gurunya bertanya, “Kalau kamu besar nanti, kamu ingin jadi apa?” Dia menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan, “Saya ingin menjadi penulis lagu!” Saat berusia 7 tahun, dia tidak tahu apa-apa tentang penulisan lagu. Zay Nova hanyalah seorang anak desa miskin yang tidak tahu musik kecuali lagu pengantar tidur yang dinyanyikan ibunya sebelum dia pergi tidur. Ia tidak pernah melihat alat musik dan tidak mengenal musik sama sekali karena tidak ada radio maupun TV di rumah tempat ia dibesarkan.

Listrik tidak masuk ke desanya sampai tahun 1990.

Namun, Zay Nova meninggalkan kampung halamannya pada usia 17 tahun dan pergi ke Pulau Madura di Jawa untuk belajar di Pesantren.

Dia diperkenalkan dengan musik country sementara Shania Twain sangat populer di musik country di seluruh dunia. Dia mulai belajar dan menghafal beberapa lirik dari sampul albumnya dan belajar sendiri lebih banyak bahasa Inggris dengan mendengarkan musik country barat.

Setelah tamat sekolah pada tahun 2002, Zay pindah lagi ke Daerah Istimewa Yogyakarta dekat Jawa Tengah untuk belajar Sastra Arab.

Tak lama kemudian, ia pindah ke fakultas Komunikasi dan Penyiaran Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga di Yogyakarta.

Di kota itu, Zay menemukan musik country barat yang disiarkan oleh stasiun radio Kristen setempat. Dia langsung jatuh cinta dengan musiknya dan mulai belajar sendiri untuk menjadi penyiar radio dan penulis naskah. Setelah merasa cukup percaya diri, dia melamar pekerjaan di stasiun radio yang sama yang memutar musik country barat.

Dia berhasil dalam lamaran pekerjaannya. Sejak hari pertama dia dipekerjakan, dia meningkatkan bahasa Inggrisnya dengan membawa kamus ke stasiun dan berlatih cara mengucapkan setiap kata dari banyak lagu country di playlist radio harian.

Pada tahun 2005, saat kuliah, ia tetap bekerja di stasiun radio sebagai sarana untuk membayar biaya kuliahnya.

Pada saat yang sama, dia memulai sebuah band dan menulis banyak lagu.

Setelah band bubar pada tahun 2010, ia bermain solo di beberapa acara lokal dan kemudian pindah ke Jakarta, ibu kota Indonesia, pada tahun 2014.

Zay memulai karir baru di TV dan sebagai produser radio, produksi komersial audio, dan produser video.

Dia juga bekerja sebagai pembawa acara untuk program TV Jakarta. Dia memutuskan untuk pindah ke Kanada pada tahun 2017 untuk memulai hidup dan petualangan baru.

Dia memilih St. John's, Newfoundland, sebagai rumahnya. Sampai hari ini, St. John's adalah tempat hatinya berada.

​(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita/teddymalaka/*)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved