Imlek 2023

Kongian Tahun Ini Terasa Begitu Meriah, Pasca Dicabutnya PPKM

Tahun Baru Imlek 2574 Tahun 2023 atau yang lebih sering disebut masyarakat Bangka Belitung (Babel) pada Istilah Kongian, dirayakan penuh suka cita

Penulis: Andini Dwi Hasanah |
bangkapos.com
Sembahyang awal tahun Perayaan Imlek di kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang, Sabtu (21/1/2023) malam. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Tahun Baru Imlek 2574 Tahun 2023 atau yang lebih sering disebut masyarakat Bangka Belitung (Babel) pada Istilah Kongian, dirayakan Masyarakat Tionghoa, penuh suka cita.

Pasalnya, Tahun 2023 menjadi tahun pertama mereka bisa merayakan perayaan terpenting dalam budaya Tionghoa ini sejak vakum selama dua tahun karena Pandemi Covid-19.

Dicabutnya aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) secara resmi oleh Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Indonesia saat ini masuk ke dalam masa peralihan pra endemi Covid-19 dan membuat masyarakat Tionghoa bisa kembali merayakan Imlek secara paripurna.

Sejak sore antusias masyarakat menyambut tahun baru Imlek ini mulai terasa, kelenteng yang terang benderang oleh lampion-lampion merah mulai didatangi masyarakat.

Sebab selain ibadah sembahyang tahun baru Imlek yang dilaksanakan di kelenteng, ada juga pertunjukan barongsai yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum.

Ada enam tim barongsai yang tampil di kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang pada malam tahun baru Imlek, Sabtu (21/1/2023) malam.

Ingar bingar suara alat musik barongsai memenuhi halaman kelenteng. Tarian tradisional dengan menggunakan sarung yang menyerupai singa itu asik dinikmati masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Barongsai tersebut silih berganti memasuki kelenteng untuk terlebih dulu meminta izin kepada para dewa-dewa untuk bermain di halaman kelenteng.

Tak hanya meragakan gerakan singa yang lincah dalam melompat ke sana ke mari saja, beberapa tim barongsai juga memberikan atraksi dengan bermain diatas tiang-tiang yang sudah disediakan.

Tepuk tangan dari para penonton bersahut-sahutan ketika atraksi barongsai diatas tiang itu berhasil. Semerbak bau dupa tercium memenuhi ruangan kelenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang.

Asap-asap bakaran mengepul memenuhi sisi kelenteng yang padat, lilin-lilin besar berwarna merah itu mulai dinyalakan ketika sudah pukul 23:00 WIB.

Masyarakat Tionghoa meyakini Pukul 11 malam tersebut sudah masuk Sincia, sehingga lilin yang diyakini bakal menjadi penerang menjalani kehidupan setahun ke depan sudah bisa dinyalakan.

Ketua yayasan Kelenteng Kwan Tie Miau, Henry Kurniawan menyebut, perayaan Imlek kali ini merupakan perayaan yang sangat dirindukan oleh para masyarakat Tionghoa.

Dua tahun sebelumnya kata Henry, para umat diminta untuk ibadah dan sembahyang di rumah saja. Tanpa keramian dan kemeriahan.

"Kami rasa ini yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat, bukan hanya masyarakat Tionghoa tapi juga orang melayu. Terbukti semuanya terhibur dengan barongsai, semuanya menyaksikan barongsai dengan gembira," sebut Henry kepada Bangkapos.com, Sabtu (21/1/2022) malam.

Kata Henry, pihaknya juga memberanikan diri menggelar perayaan Imlek yang meriah di tahun 2023 ini lantaran pemerintah telah resmi mencabut PPKM di Indonesia.

Sehingga ia berharap, Tahun 2023 ini membawa keberuntungan bagi semua umat beragama di Bangka Belitung.

"Untuk semua umat beragama semoga ditahun yang baru ini selalu diberikan kesehatan, kelancaran berusaha, keselamatan, serta harapan-harapan baik lainya yang selalu kita panjatkan kepada Tuhan," tuturnya.

Henry mengatakan, menyalakan lilin pada tahun baru imlek memiliki makna sebagai penerang menjalani kehidupan setahun ke depan.

"Masyarakat Tionghoa meyakini lilin tersebut menjadi harapan agar kehidupan yang dijalani dapat berjalan dengan mudah dan lancar," bebernya.

Kata Henry, lilin merah beraneka ukuran yang ada di kelenteng merupakan sumbangan dari umat, yang kemudian selalu dinyalakan setiap hari di kelenteng.

"Selain sumbangan lilin kita juga ada sumbangan sembako, seperti minyak, gula, garam, beras, dan banyak lagi. Nanti setelah ini akan kita serahkan kepada masyarakat yang membutuhkan bukan hanya masyarakat Tionghoa tapi masyarakat umum yang membutuhkan," jelasnya.

Setelah sembahyang awal tahun dilaksanakan oleh para umat di kelenteng, pesta kembang api dilaksanakan meriah. Dentuman kembang api baru berakhir hingga Pukul 00:20 WIB. Pesta kembang api ini juga masih disaksikan oleh para masyarakat umum. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved