Profil Tokoh
Siapa Tony Wen yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional Bangka Belitung? Orang Kepercayaan Soekarno
Tony Wen adalah tokoh penting sekaligus orang kepercayaan Bung Karno. Ia menjadi penggiat olahraga hingga mendirikan kelompok Tionghoa melawan Belanda
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Nur Ramadhaningtyas
BANGKAPOS.COM - Nama tokoh perjuangan Tony Wen kembali muncul menjadi perbincangan. Pria kelahiran Sungailiat, Bangka, 1911 itu sedang diusungkan menjadi tokoh pahlawan nasional kedua dari Bangka Belitung.
Diberitakan Bangkapos.com sebelumnya, Ketua Panitia Seminar Kepahlawanan, Ahmad Wahyudi tengah gencar mengadakan seminar kepahlawanan bertajuk Patriot yang Terlupakan.
Baca juga: Tony Wen Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional Kedua Asal Bangka Belitung, Inilah Alasannya
“Semoga kegiatan seminar perdana Tony Wen ini kita bisa mendorong pemerintah untuk menjadikan Tony Wen sebagai Pahlawan Nasional kedua dari Bangka Belitung,” terang Ahmad Wahyudi dikutip dari berita Bangkapos.com sebelumnya, Senin (27/2/2023)
Di Bangka Belitung, nama Tony Wen sepertinya baru dikenal oleh segelintir orang. Nama sejatinya adalah Boen Kim To.
Tak banyak yang tahu, ia adalah tokoh penting sekaligus orang kepercayaan Presiden pertama RI, Soekarno ketika diasingkan ke Muntok, Bangka.
Saat itu, Tony Wen dan keluargalah yang menyiapkan keperluan Soekarno saat diasingkan.
Dikutip dari beberapa sumber, Tony Wen menyiapkan uang, baju, hingga urusan cabut gigi Bung Karno.
Hal itu dilakukan karena Soekarno tak lagi percaya dengan Belanda.
Ketika beranjak dewasa, Tony sempat hijrah ke Jakarta.
Di sana dia menjadi guru olahraga di Sekolah Pa Hoa. Karena kecintaan-nya kepada sepakbola, Tony sempat terdampar di Solo dan menjadi pemain terkemuka di UMS dan PERSIS Solo.
Tony Wen diusulkan menjadi pahlawan nasional mengingat perjuangannya akan kehidupan orang Tionghoa saat dijajah Belanda.
"Tony Wen yang merupakan keturunan Tionghoa berinisiatif mengumpulkan orang-orang Tionghoa lainnya untuk membulatkan tekad berjuang di belakang Soekarno-Hatta," kata Ahmad Wahyudi dalam rilis yang diterima Bangka Pos, Minggu (26/2/2023).
Pada 1946, berdirilah Barisan Pemberontak Tionghoa (BPT)sebagai organ perjuangan kaum Tionghoa melawan tentara pendudukan Belanda di Solo. Tony Wen sendiri adalah sang pendiri organisasi militan Tionghoa pro Indonesia itu.
“Beliau adalah sosok warga Tionghoa yang berani dan tidak pernah menyerah walaupun harus ditangkap oleh Belanda dan sekutunya,” jelas sejarawan Atok Kulop kepada Bangkapos.com.
Selundupkan candu ke Singapura
Dilansir Kompas.com, Tony memiliki peran dalam membiayai jaringan perjuangan Republik Indonesia di luar negeri yang dipimpin misi diplomatik Ali Sastroamidjojo dan Lambertus Nicolas Palar.
Sam Setyautama dalam buku Empat Puluh Tahun Indonesia Merdeka menjelaskan, awalnya Kabinet Mohammad Hatta menyetujui gagasan Menteri Keuangan A.A.Maramis untuk menjual candu ke luar negeri guna membantu perekonomian Indonesia saat itu.
Mukarto Notowidagdo ditunjuk sebagai koordinator tim operasi candu.
Sementara Tony Wen menjadi pelaksana dalam tim tersebut, pengawas dijabat Soebeno Sosrosepoetro, dan dibantu Karkono Komajaya.
Tony sebagai pemimpin operasi menghubungi temannya Lie Kwet Tjien yang memiliki jaringan pedagang candu di Singapura.
Operasi penyeludupan candu dilakukan Tony dan tim pada 7 Maret 1948.
Saat itu, Tony mengangkut setengah ton candu dari pantai Popoh di selatan Kediri.
Tim melintasi pantai selatan Jawa ke Selat Lombok. Mereka menghindari patroli Belanda yang memblokade Jawa dan Sumatera.
Setelah kucing-kucingan dengan patroli Belanda, mereka tiba tanggal 13 Maret 1948.
Meski sempat ditahan imigrasi Singapura, tim berhasil keluar dan membuka kontak dengan sejumlah pihak dan menjual candu.
"Operasi lanjutan pun dijalankan dengan bantuan John Lie (Laksamana Muda Daniel Jahja Dharma). Operasi tersebut menggunakan pesawat ampibi Catalina yang dicarter dan berhasil dua kali mengirim dua ton candu ke Singapura," kata Sam.
Menurut Sam, operasi tersebut terdeteksi Pemerintah Belanda, Tony ditangkap dan ditahan polisi Inggris di Singapura.
Jadi Anggota DPR
Setelah lepas dari tahanan, Tony memulai karier politik yaitu menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1954-1956.
Ketika itu, Tony menggantikan, posisi Drs Yap Tjwan Bing.
Pada, 30 Mei 1963 Tony Wen meninggal dunia dan dimakamkan di Menteng Pulo. Rumah Tony Wen kini menjadi tempat usaha yang menjual penganan khas coklat di seberang sebuah klinik Tionghoa di Jalam HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)
Profil Biodata Dony Oskaria, Ditunjuk Prabowo Jadi Plt Menteri BUMN Ternyata Paman Nagita Slavina |
![]() |
---|
Rekam Jejak Sarah Sadiqa Resmi Jabat Kepala LKPP, Sudah 17 Tahun Berkecimpung |
![]() |
---|
Profil Biodata Afriansyah Noor Jabat Wamenaker Gantikan Immanuel Ebenezer, Dulu Dicopot Yusril |
![]() |
---|
Profil Angga Raka Resmi Jabat Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, Dulu Sekpri Prabowo |
![]() |
---|
Profil Prof Arif Satria, Rektor IPB Diisukan Jadi Calon Kepala BRIN Usai Tri Handoko Didesak Mundur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.