Timah
Apple Batal Bangun Pabrik di Indonesia Gara-gara Masalah Timah, Anak Buah Luhut Ungkap Rinciannya
Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tersebut mengatakan, batalnya pembangunan pabrik terjadi karena persoalan traceability atau ketelusuran
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Apple dikabarkan batal membangun pabrik di Indonesia. Pembatalan ini terkait tata kelola pertambangan timah diduga jadi salah satu penyebabnya.
Masalah ketelusuran produk timah Indonesia sempat dikatakan merupakan hal yang membuat produsen iPhone dan iPad, Apple batal membangun pabrik di RI. Terkait hal ini, PT Timah Indonesia Tbk (TINS) buka suara dan merespons kabar tersebut.
Wakil Kepala Unit Metalurgi Muntok PT Timah Kopdi Kardi Saragih mengatakan, pada dasarnya PT Timah sudah melakukan perbaikan-perbaikan sejak lama, dimana produk PT Timah sudah diaudit oleh Responsible Minerals Initiative (RMI), dan berada di level hijau.
“Kita diaudit oleh RMI , jadi memang di sini sudah ditetapkan level hjau, dimana seluruh produk timah kita sudah dilakukan audit dan pemberian label,” kata Saragih saat ditemui di TSL Ausmelt di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (27/2/2023).
“International yang mengaudit di sebuat lembaga yang ditunjuk oleh RMI, dan asosiasi perusahaan elektronika di seluruh dunia,” ujarnya.
Selain itu, Sargih juga memastikan bahwa PT Timah tidak mempekerjakan anak di bawah umur dan mengikuti kaidah terkait dengan lingkungan hidup.
Dia menekankan, bagi perusahaan – perusahaan yang akan mengambil bahan baku dari PT Timah tak perlu khawatir, karena PT Timah telah tersertifikasi.
“Enggak usah khawatir dengan jaminan bahwa perusahaan (PT Timah) tidak mempekerjakan anak di bawah umum. Kedua, kita juga mengikuti kaidah lingkungn hidup seperti yang diatur, dan kita sudah memenuhi apa yang diminta auditor,” lanjut dia.
Soal asal usul Timah dari penambang hingga end user
Saragih menambahkan, pihaknya juga memastikan asal usul produk bijih timah mulai dari lokasi penambangan hingga sampai ke end customer.
“Ada dokumen asal usulnya yang ke ‘trace’ sampai end customer-nya. Siapapun tinggal tunjukin, ini diekspor pakai kapal apa, dilebur tanggal berapa, bijih timah yang didapatkan dari mitra kita yang mana, semua bisa di trace,” ungkapnya.
Misalkan untuk 1 blok timah, yang bisa saja diperoleh dari dua area mitra penambang, dimana dari mitra A diperoleh 500 kg, dan mitra B 500 kg. Nantinya bijih timah tersebut dilebur di pabrik, dan menghasilkan 1 ton blok timah
“Itu akan ter-record, khusus Indonesia itu dipersyaratkan. Jadi, Apple jangan ragu-ragu, pihak ketiga sudah mengaudit, termasuk juga perkumpulan asosiasi,” jelasnya.
Tata kelola timah
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto mengungkapkan alasan perusahaan produsen iPhone dan iPad, Apple tak jadi bangun pabrik perakitan di Indonesia.
Anak buah Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tersebut mengatakan, batalnya pembangunan pabrik terjadi karena persoalan traceability atau ketelusuran bahan baku dari produk timah di Indonesia.
"Enggak jadi (investasi). Maka itu, tata kelola timah harus dibenarin. Kalau enggak, tidak ada yang tertarik masuk hilirisasi. Karena, traceability-nya itu," ungkap Seto di Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Patijaya menanggapi alasan batalnya investasi perusahaan Apple di Indonesia, yang diungkapkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Dia tak setuju tata kelola pertambangan timah jadi kambing hitam alasan utama dari tak tertariknya investor asing itu ke dalam negara.
"Persoalan itu menurut saya harusnya tidak masalah, Kemenko Marves harus melihat dari hal yang lebih besar. Menurut saya yang jadi persoalan adalah bahwa Indonesia tidak menarik untuk dijadikan tempat untuk investasi, itu yang harus dijadikan alasan, mereka harus fair dong," ujarnya, Rabu (1/3/2023).
Menurut pria yang kerap disapa BPJ ini, regulasi di Indonesia memang tak membuat tertarik orang berinvestasi.
"Persoalan-persoalan regulasi fiskal yang tidak mendukung itu, belum lagi persoalan regulasi ketenagakerjaan dan sebagainya. Itu harus dibuat menarik agar orang datang untuk berinvestasi," katanya.
Dia menegaskan, PT Timah memiliki proper lingkungan, sehingga perusahaan itu bisa saja membeli timah dari badan usaha milik negara itu.
"Yang namanya persoalan tata kelola dan sebagainya, alasannya, Iphone tinggal membeli dari perusahaan yang memiliki proper lingkungan seperti PT Timah, mereka sudah punya, kenapa jadi alasan, yang betul itu karena memang tidak menarik, kenapa investasi menjadi mahal di Indonesia," kata BPJ.
Dia siap beradu argumen dengan Menko Marves membahas alasan tak tertariknya investor menanamkan modal.
"Menurut saya ada yang dimaksud itu, tapi perlu diingat, bahwa yang namanya Iphone tidak pernah mendirikan pabrik, Iphone itu selalu men-outsourcing, mereka punya produk itu kepada perusahaan yang membuat seri yang dimaksud sesuai speksifikasi yang dimaksud.
Mana ada Iphone punya pabrik sendiri, saya siap berargumen kok dengan orang-orang Menko Marves, jangan mengalihkan persoalan tata kelola lingkungan menjadi faktor alasan perusahan Iphone tidak mau berinvestasi di Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan bahwa timah bukan komponen dalam pembuatan sebuah handphone, namun sebagai perekat.
"Ingat ya timah itu suplemen ya, bukan part, misalnya komponen dalam Iphone itu, dia hanya sebagai untuk merekatkan, bukan komponen," katanya.
Dia menyarankan regulasi fiskal dalam hal investasi harus ditinjau ulang agar banyak orang asing yang mau berinvestasi.
"Jadi ego sektoral dari Kementerian Keuangan yang hanya ingin mengambil pendapat dalam jangka pendek, itu membebani sektor penindustrian.
Saya sudah sampaikan ke Menteri Perindustrian, bahwa regulasi fiskal yang memberatkan itu harus ditinjau ulang, kalau selama tidak ditinjau ulang maka investor luar akan enggan datang berinvestasi," katanya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto mengungkapkan alasan perusahaan produsen iPhone dan iPad, Apple tak jadi bangun pabrik perakitan di Indonesia.
Menurutnya, dikutip dari kompas.com, Apple ingin tata kelola pertambangan timah diperbaiki dulu.
Traceability atau ketelusuran asal usul timah sebagai bahan baku harus jelas.
(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita/kompas.com)
Harga Timah Dunia Melonjak di saat Produksi Menurun |
![]() |
---|
Royalti Timah Bakal Naik, Begini Kata Pemerintah Pusat |
![]() |
---|
Harga Timah Bulan Juni Ditutup Menguat ke 33 Ribu USD per MT Usai 2 Produsen Terbesar Bertemu |
![]() |
---|
Harga Timah Jatuh ke 31.555 USD per MT, Begini Kondisi Pasar Dunia Saat Ini |
![]() |
---|
Adik Prabowo Subianto Bangun Pabrik Hilirisasi Timah di Batam, Target Omzet Rp 1,2 T Per Tahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.