Timah

Adik Prabowo Subianto Bangun Pabrik Hilirisasi Timah di Batam, Target Omzet Rp 1,2 T Per Tahun

Hashim menyampaikan bahwa perusahaan ini sedang dalam proses penambahan lini produksi agar mampu mencapai target produksi tahunan sebesar 16.000 ton.

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: fitriadi
Istimewa
Harwendro Adityo Dewanto Hadir Mendampingi Prabowo Subianto dan Keluarga Besar Hashim Djojohadikusumo Makan Malam Bersama Elon Musk 

BANGJAPOS.COM - Hashim Djojohadikusumo, adik dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto, menyatakan komitmennya untuk mengembangkan pengolahan timah melalui PT Solder Tin Andalan Indonesia (PT Stania) di Batam.

Pada 10 Mei 2024 lalu, telah dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking PT Stania di Batam.

Hashim menyampaikan bahwa perusahaan ini sedang dalam proses penambahan lini produksi agar mampu mencapai target produksi tahunan sebesar 16.000 ton.

“Kami berencana menambah lagi lini produksi. Peletakan batu pertama untuk lini pertama sudah dilakukan di Batam, dan kemungkinan akan ada penambahan 4 hingga 5 lini lagi,” ujar Hashim dalam wawancaranya dengan Kontan.

Hashim menjelaskan bahwa fokus pengolahan timah saat ini berada di wilayah Batam. “Saat ini, kami fokus di Batam untuk industri,” tegasnya.

Hashim, yang menjabat sebagai komisaris utama di PT Stania, mengungkapkan bahwa pabrik tersebut akan memproduksi solder berbahan dasar timah dalam berbagai bentuk, mulai dari kawat solder hingga pasta solder.

Pada tahap awal, perusahaan menargetkan produksi 200 ton tin solder powder per tahun, yang akan terus ditingkatkan hingga mencapai 16.000 ton.

Investasi awal untuk pembangunan pabrik ini mencapai Rp 100 miliar, dengan target omzet hingga Rp 1,2 triliun per tahun.

Ekspor Timah MulaI Menggeliat

Sementara itu bisnis timah di Bangka Belitung baru menggeliat kembali di bulan Maret.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya aktivitas ekspor yang nilainya mencapai 86,77 Juta USD di Maret 2024.

Secara m-to-m (Maret 2024 dibanding Februari 2024) sebesar 0 persen dikarenakan belum ada aktivitas ekspor komoditas timah pada bulan Februari 2024.

Dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu (y-on-y), nilai ekspor timah pada Maret 2024 mengalami penurunan sebesar 19,63 persen dibandingkan Maret 2023.

Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), Harwendro Adityo Dewanto pada Seminar Nasional bertema Bangka Belitung Economy Roadmap, engungkapkan, total sumber daya timah di Indonesia di tahun 2022 berada di angka 2,5 juta dan menjadi negara eksportir timah nomor satu di dunia, dengan total luas izin usaha pertambangan (IUP) sekitar 555.355,01 hektare serta estimasi umur tambang kurang lebih 31 tahun.

"Kemudian jumlah IUP tahun 2023 yang terdata di kami sebanyak 220 IUP, kemudian ekspor timah tahun 2023 kemarin sebanyak 68.140 ton. Dan yang paling penting kontribusi PNBP royalti timah 2022 sebanyak Rp 1.14 Triliun," ujar Harwendro.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved