Awal Mula Penipuan Robot Trading ATG Memangsa Korbannya, Ternyata Berawal dari Jualan Susu Nutrisi

Awal mula aktivitas diduga penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) memangsa korbannya ternyata berawal dari jualan susu nutrisi.

Editor: Dedy Qurniawan
IST/Triibunnews
Wahyu Kenzo, founder robot trading ATG - Awal mula aktivitas diduga penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) memangsa korbannya ternyata berawal dari jualan susu nutrisi. 

Istilahnya adalah "one member get member"

Makanya, ketika robot trading ATG bermasalah karena uang yang diinvestasikan tak dapat kembali maka seorang member harus menjadi sasaran tembak kemarahan dari beberapa orang member

"Ya sama (one member get member), jadi ada sistem paket jadi korban memberikan uang sekian untuk membeli paket pertama atau paket Timika. Oni bisa mendapat keuntungan atau royalti dari paket tersebut dan ada fee-nya," jelas mantan Kapolsek Serpong Polres Metro Tangerang Kabupaten Polda Metro Jaya itu.

Kebanyakan masyarakat akhirnya tergiur dengan skema bisnis investasi berbasis aplikasi tersebut karena ada otomatisasi sistem yang dijalankannya.

Caranya cukup instal aplikasi robot trading ATG, setor investasi, lalu membiarkan sistem bekerja dengan sendirinya selama 24 jam.

Keuntungan yang mengalir ke kantong di awal-awal menjadi hal yang menggiurkan bagi masyarakat.

"modalnya bebas mulai dari Rp1,6 juta hingga miliar rupiah. Tidak ada limit. Dengan nilai currency berapa pun bisa dalam robot trading tersebut. Dan ini tidak perlu dipantau 24 jam artinya dilepaskan pun robot ini akan bermain," katanya

Namun, pada awal tahun 2022, bisnis investasi robot trading ATG tersebut menunjukkan gelagat tak mengenakkan bagi para member.

Menurut Hermanto, aplikasi robot trading tersebut mendadak dikeluhkan oleh para member karena tidak dapat menarik keuntungan (withdraw) sebagaimana perjanjian dan konsep awal bisnis investasi trading tersebut.

Pihak Wahyu Kenzo yang kala itu menjadi sasaran keluhan para member berdalih bahwa sistem dalam aplikasi robot trading tersebut sedang dilakukan perbaikan (maintenance).

Namun, para member yang terlanjur kalap karena uang ratusan juta hingga miliar rupiah yang terlanjur diinvestasikan tak dapat kembali.

Tak pelak, mereka melaporkan permasalahan dalam praktik bisnis trading tersebut ke pihak kepolisian.

"Menurut keterangan tersangka, memang sudah ada beberapa keuntungan yang diberikan pada korban tapi karena ada persoalan dari manajemen ini sangat keuntungan-ketentuan untuk modal utama dari para korban ini belum dikembalikan," pungkasnya.

Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, Roy Shakti, seorang influencer pernah mendampingi salah satu korban kasus robot trading ATG bernama Jansen Pusung.

Ia mengatakan laporan yang dibuat di Bareskrim Polri sempat belum naik ke penyidikan untuk beberapa waktu.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved