Berita Sungailiat

Berbuka Puasa Bersama Para Pecandu Narkoba, Nasi Kebuli Jadi Menu Andalan di Yayasan Pendaki Sehati

Nasi kebuli menjadi menu berbuka puasa di  Yayasan Rehabilitas Korban Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza) Pendaki Sehati Bangka Belitung.

Penulis: Nurhayati CC | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Nurhayati
Para pecandu narkoba dan napa yang menjalani rehabilitasi di Yayasan Rehabilitas Korban Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza) Pendaki Sehati Bangka Belitung, saat mendengar tausyiah dari ustadz Jaja Sulaiman, ketika menunggu waktu berbuka puasa bersama, Sabtu (1/4/2023) di Sungailiat, Kabupaten Bangka. 

BANGKAPOS.COM,BANGKA -- Nasi kebuli dengan menggunakan beras basmati lengkap dengan lauk ayam panggang, daging semur, oseng-oseng buncis telur puyuh, nanas dan mentimun menjadi menu berbuka puasa di  Yayasan Rehabilitas Korban Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza) Pendaki Sehati Bangka Belitung, Sabtu (1/4/2023) di Sungailiat, Kabupaten Bangka

Buka puasa bersama ini sengaja digelar pihak Yayasan Pendaki Sehati agar para pengguna narkoba dan napza yang sedang menjalani rehabilitasi ini merasakan kebersamaan di momen Bulan Suci Ramadhan ini. 

Menurut Pembina Yayasan Pendaki Sehati Magrizan, kegiatan buka puasa bersama ini dalam rangka merayakan Bulan Suci Ramadhan. 

"Klien kami di sini yang jauh dari keluarganya, yang rindu dengan keluarganya dan konselor yang juga banyak dari luar Bangka ada yang dari Bogor, Dumai, Pontianak, Jakarta, Pekan Baru, Riau dan lainnya, mereka rindu dengan keluarganya bisa saling silaturahmi dengan kawan-kawan," ungkap Magrizan yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Bangka ini. 

Buka puasa bersama ini juga ikuti Komunitas Shubuhan, Komunitas Vespa, dan juga dari KNPI Kabupaten Bangka

Diakui Magrizan saat ini ada sekitar 50 klien yang direhabilitasi di Yayasan Pendaki  Sehati. 

Sejak Yayasan Pendaki Sehati didirikan pada tanggal 26 Mei 2021 sudah ada  lebih dari 700 pecandu narkoba dan napza yang sudah selesai menjalani rehabilitasi. 

Para klien pecandu narkoba dan napza yang direhabilitasi di Yayasan Pendaki Sehati ini mengikuti program rehabilitasi selama tiga bulan. 

"Kegiatan kita sosial,  bagi mereka yang tidak mampu tidak dikenakan biaya," ungkapnya. 

Menurutnya, rentang usia pecandu barkoba dan napza yang direhabilitasi di Yayasan Pendaki Sehati ini dari 13 tahun hingga 58 tahun. 

"Ada yang suami istri, ada yang lagi hamil dan berbagai macam kalangan.  Dalam usia masih belia dua tahun lebih yayasan sudah merehabitasi  700 orang lebih," kata Magrizan

Dia menilai seharusnya, Yayasan Pendaki Sehati yang merehab para pecandu narkoba dan napza ini sepi karena  semakin sepi semakin bagus, namun nyatanya hingga saat ini dia prihatin karena semakin ramai. 

Magrizan menyebutkan kapasitas di Yayasan Pendaki Sehati sebanyak 200 orang, namun pihaknya membatasi hanya 50 orang guna mencegah terjadinya gesekan. 

"Sebenarnya ini bukan tanggung satu atau dua orang tetapi tanggungjawab semua. Yang direhab ini bukan hanya pecandu narkotika yang lagi trend ini sabu ya, banyak yang masuk juga yang kita rehab  pecandu zat adiktif lainnya yaitu lem aibon kemudian ada bensin, ada juga pecandu obat flu dan lainnya, " jelas Magrizan

Diakui Magrizan pihaknya tidak menjamin para pecandu narkotika dan napza ini setelah menjalani rehabilitasi tidak mengulang kembali. 

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved