Bangka Pos Hari Ini

Mortir Aktif Dijual Kiloan, Pengepul Rongsokan Beli 20 Peluru Mortir dari Nelayan

Barang ini saya beli sebelum puasa Ramadan, sudah 20 hari di sini amanaman saja, namun saya merasa aneh, sehingga saya melapor ke

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
istimewa
Bangkapos Hari ini 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG- - Ataqwa (52) Warga Jalan Pasir Putih, Desa Air Rayak, Kabupaten Belitung, tak mengira puluhan besi tua berbentuk bulat lonjong berukuran besar dan berkarat, yang dibelinya dari nelayan adalah peluru mortir aktif peninggalan perang dunia kedua.

Bahkan karena ketidaktahuannya, pria yang berprofesi sebagai pengepul barang rongsokan itu menyimpan 20 benda yang membahayakan tersebut selama 20 hari di tenda kayu kecil beratapkan asbes dan beralaskan tanah di halaman rumahnya.

Namun karena curiga dan merasa janggal dengan bentuk besi tua yang dibelinya, pria yang akrab disapa Taqwa ini, Sabtu (8/4) pagi menghubungi rekannya seorang
anggota Kodim 0414 Belitung untuk memeriksanya.

Setelah diperiksa ternyata barang yang dikira besi tua itu adalah peluru mortir dan masih aktif. Temuan itu kemudian dilaporkan ke Polres Belitung.

Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, personel Batalyon B Satuan Brimob Polda Babel yang turun ke lokasi langsung memasang garis polisi dan melakukan penjagaan di lokasi penemuan peluru mortir.

Dibeli dari Nelayan

Taqwa pengepul barang bekas, mengaku mendapatkan 20 buah peluru mortir tersebut beberapa hari sebelum bulan puasa dari seseorang nelayan di Desa
Suak Gual, Kecamatan Selat Nasik, Belitung.

“Saya mencari besi keDesa Suak Gual karena ada yang menawarkan besi tua kepada saya kemudian saya beli. Saya tidak tahu kalau itu mortir, apalagi masih aktif,” katanya kepada Pos Belitung, Minggu (9/4).

Taqwa menceritakan, berdasarkan keterangan penjualnya, 20 peluru mortir tersebut ditemukan ketika sedang menyelam mencari teripang di perairan laut Pulau Sumedang, Kecamatan Membalong.

“Kata nelayan itu, dia dapat saat menyelam di dasar laut, kemudian diangkat mortir itu ke atas dan di dasar laut itu juga ditemukan badan kapal tenggelam,” ungkapnya.

Lanjut Taqwa, saat ditimbang satu mortir memiliki berat 20 kilogram.

“Saya beli perkilonya Rp5.000. Lalu saya bawa 20 mortir itu ke rumah saya melalui Pelabuhan Tanjung Ru,” imbuhnya.

Setelah lebih dua minggu disimpan, Taqwa yang kemudian merasa janggal dengan besi tua yang dibelinya, menghubungi rekannya yang merupakan anggota Kodim 0414 Belitung.

“Barang ini saya beli sebelum puasa Ramadan, sudah 20 hari di sini amanaman saja, namun saya merasa aneh, sehingga saya melapor ke teman di Kodim untuk memastikan saja. Tiba-tiba sudah ramai di rumah,” kata Taqwa.

Informasi penemuan puluhan bahan peledak tersebut segera menyebar dan mengundang kehebohan masyarakat yang berbondong-bondong datang ke lokasi.

Sumber: bangkapos
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved