Timah

Harga Timah Turun Lagi Usai Libur Paskah, Kini Berada di Level 23.940 USD per MT

Harga timah dunia perdagangan spot turun tipis dan kini berada di level 23.940 USD per MT. Terjadi penurunan 110 USD per MT.

Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
PT Timah Tbk
Timah batangan siap ekspor 

BANGKAPOS.COM - Harga timah dunia perdagangan spot turun tipis dan kini berada di level 23.940 USD per MT. Terjadi penurunan 110 USD per MT.

Pada pembukaan perdagangan di London Metal Exchange (LME) setelah paskah, harga timah terkoreksi cukup tajam.

Pada perdagangan 11 April 2023, harga timah turun 900 USD per MT. Dari sebelumnya 24.950 USD per MT ke 24.050 USD per MT.

Pelemahan kembali berlanjut, namun tidak sedalam hari sebelumnya. Kini harga timah diperdagangkan untuk 23.940 USD per MT.

Sementara itu harga timah kontrak 3 bulan berada di posisi 23.900 USD per MT. Sedangkan timah kontrak 15 bulan berada di posisi 23.700 USD per MT.

Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menargetkan transaksi perdagangan fisik timah murni batangan sepanjang tahun 2023 sebanyak 40 ribu ton.

Direktur Utama Jakarta Futures Exchange (JFX), Stephanus Paulus Lumintang menyebut hingga pertengahan April 2023 ini transaksi perdagangan fisik timah murni batangan di BBJ sudah 9 ribu ton.

Hal ini membuatnya optimis bakal ada peningkatan, apalagi mengingat kepesertaan pelaku usaha di JFX semakin bertumbuh.

"Target transaksi kita sebetulnya tidak muluk-muluk karena beberapa smelter juga masih berproses RKAB. Kami tentunya tidak pesimis tapi tetap optimis kami memperkirakan transaksi 30 ribu ton hingga 40 ribu ton sampai dengan akhir tahun nanti," sebut Stephanus kepada awak media, Selasa (11/4/2023) malam.

Meskipun diakuinya, target tersebut menurun jika dibandingkan dengan transaksi pada 2022 lalu yang hampir mencapai 50 ribu ton.

"Tahun lalu kita hampir mendekati 50 ribu, kami juga sudah bertanya-tanya kepada para pelaku memang akan ada sedikit penurunan produksi tahun 2023 ini sehingga akan ada efek short produksi," jelasnya.

Kendati demikian, kata Stephanus Paulus, akan ada kecendrungan animo para peserta yang bergabung di Bursa Berjangka Jakarta yang semakin hari semakin meningkat. 

"Saat ini kepesertaan kami sudah 31 hingga akhir tahun 2023 nanti kami menargetkan akan tumbuh hingga 50," tuturnya.

Dia juga menambahkan, BBJ akan mengikuti kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah terkait dengan hilirisasi. Dia meyakini kebijakan yang dikeluarkan itu telah dipikirkan secara global untuk kemajuan bangsa Indonesia agar bisa diakui di mata dunia. 

"Hilirisasi itu positif. Namun disisi lain ada beberapa hal yang perlu dipikirkan dan keharusan melihat kesiapan dari pelaku usaha," ujarnya. (*)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved