Idul Adha 2023

Berapa Hari Lagi Lebaran Idul Adha 2023? Muhammadiyah dan NU Diprediksi Beda

Menurut versi Pemerintah, Idul Adha tinggal 18 hari lagi. Dan Menurut versi Muhammadiyah, Idul Adha sisa 17 hari lagi.

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Nur Ramadhaningtyas
Freepik
Ilustrasi Idul Adha 2023 

BANGKAPOS.COM - Perayaan hari raya lebaran Idul Adha 2023/1444 H semakin dekat. Kurang dari satu bulan lagi umat Muslim di seluruh dunia akan bertemu dengan hari lebaran haji.

Perayaan bagi umat Islam yang jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijah ini merupakan salah satu hari raya besar bagi umat Islam. Idul Adha menjadi momen peringatan mengenai kurban.

Baca juga: Sinopsis Film Star Syndrome yang Tayang Juni 2023, Gilang Dirga Turunkan BB Hingga 20 Kg!

Baca juga: Lionel Messi Dikabarkan Tak Main Lawan Indonesia, Gagal Nonton La Pulga di GBK?

Jika mengacu pada kalender libur nasional, Idul Adha 2023 jatuh pada 29 Juni 2023.

Namun begitu, Pemerintah melalui Kementerian Agama baru akan memutuskan kapan Idul Adha 2023 setelah dilakukan sidang isbat yakni tanggal 18 Juni 2023.

Jika pada kalender libur nasional, Idul Adha 2023 tinggal 18 hari lagi.

Sementara Idul Adha 2023 menurut Muhammadiyah jatuh pada 28 Juni 2023, yang mana sisa 17 hari lagi.

Perayaan Idul Adha  bermula dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail, dalam menunaikan perintah Allah.

Saat Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim bermimpi mengorbankan putra kesayangannya untuk disembelih.

Penyebutan Lebaran Haji untuk hari raya Idul Adha juga tak lepas dari pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci pada bulan Zulhijah.

Dilansir dari Kompas.com, pada 9 Zulhijah, umat Islam yang menunaikan ibadah haji tengah melaksanakan puncak ibadah, yakni wukuf di Padang Arafah.

Wukuf merupakan ritual haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitasnya sejenak.

Tujuannya, agar jemaah dapat merenungkan diri, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim setelah menerima perintah Allah untuk mengorbankan Nabi Ismail.

Perintah berkurban bagi yang mampu bermula dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya, Nabi Ismail, dalam menunaikan perintah Allah.

Saat Nabi Ismail beranjak remaja, Nabi Ibrahim bermimpi mengorbankan putra kesayangannya untuk disembelih.

Nabi Ismail sendiri merupakan anak pertama Nabi Ibrahim yang lahir setelah penantian panjang.

Nabi Ibrahim pun bingung menyikapi mimpinya. Namun, ia tak lantas mengingkari mimpi tersebut.

Nabi justru memilih merenungi mimpi tersebut dan memohon petunjuk kepada Allah.

Malam selanjutnya, mimpi yang sama kembali mendatangi malam Nabi Ibrahim, begitu pula dengan malam ketiga.

Setelah mimpinya yang ketiga, barulah Nabi Ibrahim meyakini dan membenarkan bahwa mimpi itu benar-benar perintah dan harus dilaksanakan.

Nabi Ibrahim adalah orang yang patuh, dia menaati perintah Allah SWT meski harus mengorbankan anak yang telah lama dinantikannya.

Allah SWT kemudian berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 120 yang artinya: "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah)."

Nabi ini pun menyampaikan isi mimpi kepada anaknya, sebagaimana tertulis dalam Al-Quran Surat Ash-Shaffat ayat 102:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:

'Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!', Ismail menjawab:

'Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing.

Itulah asal mula ibadah kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap hari raya Kurban atau hari raya Idul Adha.

(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved