Jelang Idul Adha Ratusan Hewan Ternak di Cirebon Terjangkit Penyakit Lato-lato, Berbahayakah?

Apa itu penyakit lato-lato? Berbahayakah, bagi masyarakat, dan apakah dagingnya boleh dikonsumsi?

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Ilustrasi sapi. Ratusan ekor sapi di Pangkalpinang dinyatakan telah sembuh dari PMK Foto diambil Jumat (24/6/2022). 

Menurut Prof. Widya Asmara, gejala umum penyakit ini diawali dengan demam, dan terkadang diikuti dengan keluarnya ingus dan leleran dari mata.

Gejala yang khas adalah munculnya nodul-nodul pada kulit. Nodul atau bintil-bintil ini tampak menonjol dengan diameter 2-5 cm, berbatas jelas, tersebar di daerah leher, punggung, perineum, ekor, tungkai, dan organ genital.

"Nodul tersebut kemudian akan nekrosis dan meninggalkan luka yang dalam. Selain gejala pada kulit, biasanya dapat juga diikuti gejala pneumonia dengan lesi di mulut dan saluran pernafasan," ungkap Widya Asmara dikutip dari ugm.ac.id

Tanda-tanda lain hewan yang terkena penyakit ini adalah kepincangan, kekurusan, dan pada sapi perah dapat terjadi penghentian produksi susu.

Pada kasus yang parah, penyakit ini dapat menyebabkan kematian hewan.

Widya Asmara menjelaskan bahwa penyebab penyakit ini adalah virus LSD.

Virus tersebut termasuk dalam Famili Poxviridae dan dapat menular secara langsung melalui keropeng kulit dan leleran dari hewan yang sakit.

Penularan juga dapat terjadi secara tidak langsung melalui peralatan yang tercemar virus, pakan dan minuman yang terkontaminasi, serta melalui gigitan serangga vektor.

Dia menambahkan bahwa tingkat kematian akibat penyakit ini sangat bervariasi, tergantung pada kondisi hewan dan keberadaan serangga vektor seperti nyamuk, kutu, dan caplak.

"Pada umumnya, tingkat kesakitan atau morbiditas dapat mencapai 10 persen, sedangkan tingkat kematian atau mortalitas berkisar antara 1 hingga 3 persen," ungkapnya.

Namun, sayangnya belum ada obat khusus yang dapat menyembuhkan infeksi virus LSD ini.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah memberikan antibiotik pada hewan untuk mengurangi infeksi sekunder, serta memberikan obat pereda nyeri agar hewan tetap mau makan.

Jika kondisi hewan baik dan tidak terlalu parah, kemungkinan besar hewan tersebut dapat sembuh.

"Tersedia vaksin untuk mencegah infeksi, namun vaksin ini hanya efektif jika diberikan pada sapi yang belum terinfeksi virus Lumpy Skin Disease," katanya.

Sebagai upaya pencegahan agar penyakit ini tidak semakin menyebar, disarankan untuk melakukan vaksinasi pada hewan yang sehat.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved