Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Pilu, Mental Ibu Bayi yang Tertukar di Bogor Kini Tak Stabil, Plt Setempat Ikut Turun Tangan

Mental ibu bayi tertukar asal Kabupaten Bogor itu kini tengah terganggu. Hal ini terungkap saat Siti Mauliah ditanya awak media

Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
(tribunnews.com)
Siti Mauliah (37), warga Ciseeng, Kabupaten Bogor, baru menyadari bahwa bayinya tertukar saat menyusui. Kini kasus sedang ditangani Polres Bogor. 

BANGKAPOS.COM - Perjuangan Siti Mauliah menemukan anak kandungnya membuat kesehatan mentalnya sendiri tak stabil.

Psikis ibu empat anak asal Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor itu pun kini tengah terganggu.

Hal tersebut diutarakan pengacara Siti Mauliah, Rusdy Ridho saat ditanyai awak media.

Pasca-kisah bayi tertukar yang dialaminya jadi sorotan satu Indonesia, Siti mengalami dilema.

Di satu sisi ia ingin cepat anaknya ditemukan, di sisi lain ibu yang diduga mengasuh bayi tertukar ogah kerja sama.

Bahkan saat dibujuk untuk tes DNA, wanita D tersebut menghindar.

Mengetahui hal tersebut, Rusdy Ridho pun meminta bantuan kepada pemerintah terkait kasus bayi tertukar.

"Ini harus jadi atensi dari pemerintah khususnya Kemenkes dan Kementerian PPA terkait psikis ibu Siti. Mulai sekarang mental Ibu Siti sudah mulai tidak stabil, apalagi dengan banyaknya pemberitaan seperti ini," kata Rusdy Ridho, kuasa hukum Siti Mauliah dilansir dari TribunnewsBogor.com. 

Telah berupaya melaporkan kasus tersebut ke rumah sakit, Rusdy ingin penyidik segera memeriksa beberapa pihak termasuk RS Sentosa dan ibu D.

"Kami berharap pihak kepolisian cepat memanggil beberapa pihak sehingga kasus ini bisa terang benderang dan ibu Siti cepat menemukan di mana anak dia yang sesungguhnya," ujar Rusdy Ridho.

Imbas kasus bayi tertukar di Bogor, pihak rumah sakit bertindak tegas agar Siti Mauliah bisa mendapatkan kembali anak kandungnya (kolase Kompas dan TribunnewsBogor)
Dalam uraiannya, Rusdy pun menyentil pihak RS Sentosa yang disebutnya lalai.

Sebab menurut Rusdy, kalau saja bayi Ibu Siti tidak dipisahkan, kejadian bayi tertukar tidak akan terjadi.

"Sudah pasti ada akibat hukum yang akan kita gugat terhadap rumah sakit. Ada satu poin untuk para ibu, ada aturan PP No 33 Tahun 2012, tentang pemberian ASI Eksklusif. Jadi ibu pasca-melahirkan wajib memberikan ASI Eksklusif dan harus rawat gabung, kenapa ada kasus ini? karena tidak ada rawat gabung antara ibu dan anak karena dipisah. Ibu-ibu harus jadi atensi, harus ada rawat gabung, jadi tidak lagi ada pemisahan," ungkap Rusdy Ridho tegas.

Psikolog Buka Suara

Perihal kondisi mental Siti yang kini terganggu gara-gara kisah bayi tertukar viral, Psikolog Anak dan Pendidikan, Felisitas Kaban turut bersuara.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved