Kisah Bayi Tertukar di Bogor
Pilu, Mental Ibu Bayi yang Tertukar di Bogor Kini Tak Stabil, Plt Setempat Ikut Turun Tangan
Mental ibu bayi tertukar asal Kabupaten Bogor itu kini tengah terganggu. Hal ini terungkap saat Siti Mauliah ditanya awak media
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM - Perjuangan Siti Mauliah menemukan anak kandungnya membuat kesehatan mentalnya sendiri tak stabil.
Psikis ibu empat anak asal Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor itu pun kini tengah terganggu.
Hal tersebut diutarakan pengacara Siti Mauliah, Rusdy Ridho saat ditanyai awak media.
Pasca-kisah bayi tertukar yang dialaminya jadi sorotan satu Indonesia, Siti mengalami dilema.
Di satu sisi ia ingin cepat anaknya ditemukan, di sisi lain ibu yang diduga mengasuh bayi tertukar ogah kerja sama.
Bahkan saat dibujuk untuk tes DNA, wanita D tersebut menghindar.
Mengetahui hal tersebut, Rusdy Ridho pun meminta bantuan kepada pemerintah terkait kasus bayi tertukar.
"Ini harus jadi atensi dari pemerintah khususnya Kemenkes dan Kementerian PPA terkait psikis ibu Siti. Mulai sekarang mental Ibu Siti sudah mulai tidak stabil, apalagi dengan banyaknya pemberitaan seperti ini," kata Rusdy Ridho, kuasa hukum Siti Mauliah dilansir dari TribunnewsBogor.com.
Telah berupaya melaporkan kasus tersebut ke rumah sakit, Rusdy ingin penyidik segera memeriksa beberapa pihak termasuk RS Sentosa dan ibu D.
"Kami berharap pihak kepolisian cepat memanggil beberapa pihak sehingga kasus ini bisa terang benderang dan ibu Siti cepat menemukan di mana anak dia yang sesungguhnya," ujar Rusdy Ridho.
Imbas kasus bayi tertukar di Bogor, pihak rumah sakit bertindak tegas agar Siti Mauliah bisa mendapatkan kembali anak kandungnya (kolase Kompas dan TribunnewsBogor)
Dalam uraiannya, Rusdy pun menyentil pihak RS Sentosa yang disebutnya lalai.
Sebab menurut Rusdy, kalau saja bayi Ibu Siti tidak dipisahkan, kejadian bayi tertukar tidak akan terjadi.
"Sudah pasti ada akibat hukum yang akan kita gugat terhadap rumah sakit. Ada satu poin untuk para ibu, ada aturan PP No 33 Tahun 2012, tentang pemberian ASI Eksklusif. Jadi ibu pasca-melahirkan wajib memberikan ASI Eksklusif dan harus rawat gabung, kenapa ada kasus ini? karena tidak ada rawat gabung antara ibu dan anak karena dipisah. Ibu-ibu harus jadi atensi, harus ada rawat gabung, jadi tidak lagi ada pemisahan," ungkap Rusdy Ridho tegas.
Psikolog Buka Suara
Perihal kondisi mental Siti yang kini terganggu gara-gara kisah bayi tertukar viral, Psikolog Anak dan Pendidikan, Felisitas Kaban turut bersuara.
Dalam tayangan Kompas TV, Felisitas menyebut Siti dan ibu D harus sama-sama didampingi oleh petugas kesehatan.
Sebab keduanya memiliki kondisi yang berbeda dengan kesamaan yakni mengalami keadaan tak stabil usai kisah mereka viral.
"Kita menghargai ibu yang berinisiatif ibu yang tes DNA, kita juga harus menghargai ibu yang belum bisa melakukan tes DNA. Jadi ibu ini betul-betul harus kita dampingi secara mental," pungkas Felisitas Kaban.
Khusus untuk Ibu Siti, Felisitas mengurai tanggapannya.
Menurut Felisitas, Ibu Siti harus mendapat pendampingan khusus dari psikolog atau petugas kesehatan karena telah melalui banyak hal.
Termasuk dengan memperjuangkan nasib anak kandungnya yang hingga tak diketahui keberadaannya.
"Untuk ibu yang sudah berhasil melakukan tes DNA, kita harus beri pendampingan karena dia harus sabar menghadapi ibu partner lainnya. Karena dia sudah tes, kok ibu yang lain tidak segercep dia. Dia merasa geregetan, selama satu tahun ada kegalauan yang terbukti secara medis. Butuh pendampingan untuk melalui semua prosesnya," ungkap Felisitas Kaban.
Kendati demikian, ibu D juga perlu mendapat pendampingan khusus.
Sebab Ibu D butuh banyak waktu dan persiapan apabila melakukan tes DNA seperti Ibu Siti.
Terlebih selama satu tahun ibu D telah merawat bayinya seperti anak kandungnya sendiri.
Plt minta Dinas Kesehatan turun tangan
Sebelumnya kisah bayinya tertukar selama setahun viral dan menjadi sorotan di media sosial.
Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan kini meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk turun tangan dan mencari solusi mengenai bayi yang diduga tertukar.
Bayi yang dilahirkan oleh Siti Mauliah pada 2022 lalu diduga tertukar dengan bayi yang dilahirkan oleh Dian, saat berada di rumah sakit.
Menanggapi hal itu, Iwan Setiawan berharap Dian mau menukarkan bayi yang sudah setahun dirawat jika terbukti bukan anak kandungnya.
"Ini urusan biologis, tidak bisa saling ngotot dan saling keukeuh mempertahankan," paparnya, Sabtu (12/8/2023), dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Saat ini, hanya Siti Mauliah yang sudah melakukan tes DNA dan hasilnya tidak ada kecocokan.
Iwan menyebut kedua pihak harus bersedia melakukan tes DNA, dan jika terbukti tertukar maka harus ditukarkan kembali.
"Kalau memang jelas terduga ya artinya harus ditukar, dengan kami sebagai penengah," sambungnya.
Nantinya, lanjut politisi Partai Gerindra itu, jika terbukti ada kelalaian dari pihak rumah sakit, maka akan mendapatkan sanksi.
"Mungkin ada sanksi, kalau menurut saya, karena ini kelalaian yang berdampak cukup luar biasa," lanjutnya.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pilunya Kondisi Terkini Ibu Bayi Tertukar di Bogor, Mental Siti Tak Stabil, Psikolog Angkat Bicara
Takut Psikologis Terganggu, Dian Batasi Pertemuan Siti dengan Daanish Bayi Tertukar di Bogor |
![]() |
---|
Bayi Tertukar yang Dirawat Siti Mauliah Dulu Kini Diberi Nama Daanish, Penampilannya Modis |
![]() |
---|
7 Perawat dan Bidan RS Sentosa Stres, Sebaliknya 2 Bayi Tertukar Kini Punya Fans |
![]() |
---|
Bayi Tertukar Anak Siti Mauliah Telah Terbiasa Dipanggil Nama Lama dari Dian, Rencana Pun Berubah |
![]() |
---|
Ikatan Batin, Bayi Tertukar di Bogor Peluk Cium Ibu Kandungnya, Siti Terkejut Dipanggil Mamah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.