17 Agustus

Baju Adat Jokowi saat Upacara 17 Agustus dari 2017 sampai 2023, Tahun Ini Gunakan Baju Raja Solo

Pada HUT ke 78 RI yang jatuh pada 17 Agustus 2023, Jokowi menggunakan baju Raja Pakubuwono Surakarta, yakni Ageman Songkok Singkepan Ageng.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
Kolase Posbelitung.co / Tribun / Kompas
Baju Adat Jokowi saat Upacara 17 Agustus dari 2017 sampai 2023, Tahun Ini Gunakan Baju Raja Solo 

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kembali memakai baju adat pada upacara peringatan detik-detik proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar di Istana Merdeka, Selasa (17/8/2021).

Kali ini, Jokowi mengenakan baju adat Pepadun dari Provinsi Lampung.

Pakaian adat yang dikenakan Jokowi didominasi warna merah, putih, dan emas.

Pakaian adat yang dipakai Presiden terdiri atas baju lengan panjang dan celana panjang berwarna putih.

Pada bagian luar baju dibalut sarung tumpal yaitu kain sarung khas Lampung yang menutup celana dari bagian pinggang hingga lutut.

Penampilan Presiden dilengkapi dengan kain selendang, ikat pinggang, dan tutup kepala yang semuanya berwarna senada merah.

Dikutip dari situs adatindonesia.org, baju adat Lampung disebut baju Tulang Bawang.

Baju Tulang Bawang biasanya dikenakan pada acara tertentu, misalnya pernikahan.

Baju adat khas Kesultanan Buton (2022)

Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Dolomani dari Buton, Sulawesi Tenggara saat peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2022)
Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Dolomani dari Buton, Sulawesi Tenggara saat peringatan HUT ke-77 Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2022) (Dokumentasi Biro Pers Sekretariat Presiden)

Saat perayaan HUT ke-77 RI, Presiden Joko Widodo menggunakan baju dolomani.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Baubau Wa Ode Nursanti Monianse mengatakan, baju dolomani merupakan pakaian adat Kesultanan Buton.

Pakaian adat tersebut sering dikenakan oleh Sultan Buton ke-35, Sultan Muhamad Ali.

Menurut Nursanti, dalam baju tersebut terdapat sejumlah filosofi, salah satunya yaitu sulaman bermotif bunga rongo yang melambangkan perjalanan seorang pemimpin.

Ia bermula dari bawah, lalu naik ke atas menjadi seorang pemimpin. Kemudian, ia akan turun lagi ke bawah menjadi rakyat biasa.

Ada juga ornamen tumbuhan dengan buah yang manis, tapi gatal. Ini menggambarkan bahwa sultan harus waspada terhadap bahaya yang mengancam daerahnya.

Selain itu, terdapat pula kopiah berornamen bunga dan tulisan kaligrafi "maulana".

Filosofinya adalah seorang pemimpin harus mampu membawa kesejahteraan. Ia juga harus amanah dan mengutamakan kepentingan rakyat daripada pribadi.

Dikutip dari Tribunnews Sultra, pada sisi kanan dan kiri baju dilengkapi dengan sulaman ornamen ake yang menggambarkan dua ekor burung yang memandang ke kiri dan kanan.

Maknanya ialah seorang pemimpin selalu waspada terhadap bahaya yang mengancam negeri.

(Bangkapos.com/Fitri Wahyuni)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved