Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Akhirnya Ibu D Mau Tes DNA Kasus Bayi Tertukar, Tak Percaya RS Sentosa Bogor, Mau di RSCM Jakarta

Kasus bayi tertukar yang terjadi di RS Sentosa Bogor, Jawa Barat akhirnya menemukan titik terang Ibu berinisial D akhirnya bersedia menjalani tes DNA

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
(tribunnews.com)
Siti Mauliah (37), warga Ciseeng, Kabupaten Bogor, baru menyadari bahwa bayinya tertukar saat menyusui. Kini kasus sedang ditangani Polres Bogor. 

BANGKAPOS.COM--Kasus bayi tertukar yang terjadi di RS Sentosa Bogor, Jawa Barat, akhirnya menemukan titik terang setelah sempat mengundang kontroversi.

Orangtua bayi berinisial D, yang sebelumnya menolak, akhirnya bersedia menjalani tes DNA.

Kasus ini melibatkan Siti Mauliah, seorang warga Ciseeng, yang merasa anaknya tertukar.

Orangtua berinisial D, yang berasal dari Tajur Halang, Kabupaten Bogor, awalnya menolak untuk menjalani tes DNA.

Dia sebelumnya bersikeras bahwa bayi yang saat ini berusia satu tahun dan ada di tangannya adalah anak kandungnya.

Namun, Siti Mauliah, yang juga warga Ciseeng, tetap memperjuangkan haknya karena merasa anaknya tertukar.

Kasi Humas Polres Bogor, Iptu Desi Triana, mengonfirmasi bahwa D akan menjalani tes DNA pekan depan.

"Dari upaya Polres Bogor yang sudah dilakukan di mana pihak kepolisian kepada ibu D dan pihak rumah sakit akan segera mau dites DNA," ujar Iptu Desi Triana.

Kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho, juga mengonfirmasi bahwa D telah setuju untuk menjalani tes DNA. Ini diharapkan akan membawa kejelasan dalam kasus ini.

"Ya saya kira lebih cepat lebih bagus ya agar semuanya cepat terang benderang," ungkap Rusdy.

Meskipun D bersedia menjalani tes DNA, ada keputusan mengejutkan bahwa D ingin melakukan tes DNA di RSCM, Jakarta, pada pekan depan.

"Sudah dikabarkan juga kepada saya akan dilakukan di RSCM. Kalau surat yang masuk kepada kami, itu (tes DNA) tanggal 21," ungkap Rusdy.

Kolase foto Siti Mauliah, ibu bayi tertukar selama setahun setelah melahirkan di RS Sentosa Bogor.
Kolase foto Siti Mauliah, ibu bayi tertukar selama setahun setelah melahirkan di RS Sentosa Bogor. (Sripo)

Tetap Berhubungan

Siti Mauliah, yang merasa anaknya tertukar, menyatakan keinginannya untuk tetap menjalin silaturahmi dengan D jika memang benar anak mereka tertukar.

Dia ingin hubungan tersebut tetap berlanjut karena mereka berdua telah dengan tulus merawat anak yang tertukar tersebut.

"Kalau misalnya ini bener anak kita ketuker, kita kan udah saling urus bayi masing-masing, mudah-mudahan kita ke depan saling bersilaturahmi jadi saling kunjung mengunjung."

"Kita menyambungkan untuk kekeluargaan jadi saudara lah selamanya," urainya, Selasa (15/8/2023).

Mengenai D yang akhirnya bersedia menjalani tes DNA, Siti mengaku bersyukur.

"Alhamdulillah kata saya Allah sudah membukakan hatinya pasien B, semoga lah biar cepet dilaksanakan," katanya.

Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan, menegaskan bahwa kasus ini harus ditangani dengan serius.

Ia memerintahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk mencari solusi yang tepat. Iwan mengusulkan bahwa penukaran bayi kepada masing-masing orangtua harus dipertimbangkan sebagai solusi atas kasus ini.

Kasus bayi tertukar ini menjadi perhatian publik setelah Siti Mauliah dan D melahirkan bayi laki-laki pada tanggal 18 Juli 2022 di RS Sentosa Bogor.

Namun, ketika Siti menerima bayinya, gelang yang melekat pada bayi tersebut tercantum nama D.

Kejanggalan ini membuat Siti bertanya kepada pihak rumah sakit, tetapi permintaannya ditolak.

Kasus ini mengundang banyak perhatian dan mengguncang masyarakat.

Pihak RS Sentosa Bogor juga tengah berusaha mencari tahu bagaimana kasus bayi tertukar ini bisa terjadi dan dengan siapa.

Tes DNA menjadi langkah penting dalam mengungkap kebenaran dan mengembalikan bayi-bayi ke orangtua yang sah.

Ilustrasi Siti Mauliah yang curiga bayinya tertukar mendapatkan jawaban ketus dari perawat RS Sentosa Bogor.
Ilustrasi Siti Mauliah yang curiga bayinya tertukar mendapatkan jawaban ketus dari perawat RS Sentosa Bogor. (Kolase Tribun Bogor)

Kronologi

Pihak RS Sentosa Bogor menjelaskan, peristiwa tertukarnya bayi pasien mereka setahun yang lalu atau 18 Juli 2022.

Seperti diketahui, keluarga dari pasangan suami istri M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) melaporkan pihak rumah sakit ke polisi atas kasus bayi tertukar itu.

Juru bicara RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.

"Jadi informasi ini baru ketahuan setelah ibu Siti datang bertemu dengan manajemen bulan Mei di 2023," ujarnya, Sabtu (12/8/2023).

"Setelah itu, kami mengadakan rapat dan hari berikutnya memanggil Ibu Siti untuk kemudian didengarkan informasinya," imbuhnya.

Menurut Gregg, pihak rumah sakit tidak tinggal diam.

Mereka langsung menelusuri, memeriksa dokumen data bayi yang lahir dan dirawat setahun yang lalu itu.

Gregg menyebut, pihaknya kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti warga Ciseeng, Kabupaten Bogor.

Menurut Gregg, berdasarkan data administrasi dan rekam medis, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan, Senin (18/7/2022).

Sehingga, kedua ibu dari dua bayi laki-laki ini langsung ditelusuri dan ditemukan pasien B yang diduga kuat bahwa bayinya tertukar dengan bayi dari Ibu Siti.

Kedua perempuan yang bayinya tertukar itu akhirnya dipanggil untuk dilakukan tes DNA.

Pihak RS memfasilitasi tes itu untuk diuji di laboratorium di Jakarta.

Namun, kata Gregg, yang bersedia untuk tes DNA hanyalah bayi dari Ibu Siti Mauliah.

Sedangkan pasien B warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang dan tidak bersedia untuk tes DNA.

RS memfasilitasi tes darah dan ternyata identik lalu dilanjutkan menfasilitasi tes DNA.

Hasilnya, bayi tersebut tidak identik atau bukan anak dari Ibu Siti Mauliah.

"Keyakinan pihak RS itu bayi Ibu Siti tertukar dengan ibu pasien B. Kan bayi laki-laki (dilahirkan), cuma ada dua di rumah sakit ini," ucapnya.

"Jadi kita pastikan ada bayi tertukar setelah hasil tes DNA keluar. Ternyata, itu bukan bayinya ibu S," lanjutnya.

Setelah tes itu, pihak RS kemudian membacakan hasilnya di hadapan kedua ibu dari bayi yang tertukar, baik itu ibu atau pasien B dan keluarga ibu A atau ibu Siti Mauliah.

Dalam pertemuan terbuka itu, hasil tes DNA disampaikan secara terang benderang.

Saat ditanya kenapa pasien B menolak untuk tes, Gregg tak mengetahui pasti alasannya.

Yang jelas, RS sudah bersurat sebanyak dua kali kepada ibu atau pasien B tersebut. Namun, kedua surat itu tidak dijawab.

Belakangan, pasien B yang diwakili pengacaranya menyatakan belum bersedia tes DNA.

"Dan hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya," ucapnya.

"Nanti RS akan memfasilitasi semua. Kita proaktif, tidak mendiamkan, tidak menutupi dan kemudian menginginkan agar kasus seperti ini harus diselesaikan," terangnya.

Kini, RS sedang berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut bisa tertukar dan tertukar dengan siapa.

"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mumpuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia," ucapnya.

"Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," jelasnya.

Pada 18 Juli 2022, Siti Mauliah (37 tahun) menjalani persalinan dengan operasi sesar di RS Sentosa Bogor yang beralamat di Jalan Baru Kemang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Siti berjuang seorang diri mendatangi suster RS kemudian ke rumah ibu yang diduga membawa bayinya yang sesungguhnya, namun upaya itu belum berhasil.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved