Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Akibat Lalai Bayi Tertukar, 5 Perawat dan Bidan RS Sentosa Bogor Dinonaktifkan, 10 Orang SP1

Akibat Lalai Bayi Tertukar, 5 Perawat dan Bidan RS Sentosa Bogor Dinonaktifkan, 10 Orang SP1

|
Penulis: Evan Saputra CC | Editor: fitriadi
Sripo
Kolase foto Siti Mauliah, ibu bayi tertukar selama setahun setelah melahirkan di RS Sentosa Bogor. 

BANGKAPOS.COM, BOGOR - Dampak dari kasus bayi tertukar hingga kini berbuntut panjang hingga diperiksa pihak kepolisian.

Terbaru Rumah Sakit Sentosa, Bogor, Jawa Barat, memutuskan untuk menonaktifkan sejumlah perawat dan bidan karena dianggap lalai hingga mengakibatkan bayi pasien tertukar.

Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, mengatakan pada awalnya terdapat 15 orang yang akan dikenai sanksi. Namun, jumlah itu akhirnya dikurangi.  

"Awalnya 15 orang yang mau disanksi, tapi kan kita harus melihat dong berapa orang yang kemudian terlibat," kata Gregg saat dihubungi pada Minggu (20/8/2023).

Gregg mengatakan, RS Sentosa akhirnya membebastugaskan 5 perawat dan bidan yang terlibat langsung menangani kelahiran bayi Ibu Siti Maulia (37) dan Ibu atau pasien B.

Keputusan tersebut, kata dia, diambil menyusul tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Unit Reskrim, Polres Bogor.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada kelalaian yang dilakukan perawat dan bidan saat memasang gelang ke bayi tersebut sehingga menyebabkan bayi pasien B dengan bayi Siti Maulia tertukar.

"Kita mendalami dan mencari mana yang paling berperan dan mengetahui betul peristiwanya,” ujar Gregg. 

“Jadinya yang 10 orang kita SP1 saja. Sedangkan yang 5 perawat dan bidan dinonaktifkan atau dibebastugaskan.”

Gregg menyebutkan, perawat dan bidan yang terlibat dalam kasus tersebut telah dibebaskan dari semua pekerjaannya. 

Kini, mereka dipindahkan atau ditempatkan ke bagian administrasi untuk sementara waktu. Mereka dinonaktifkan karena pihak kepolisian tengah mengusut kasus ini.

Setelah itu, kata Gregg, pihak rumah sakit bakal mengambil tindakan keras kepada perawat dan bidan tersebut.

"Mereka di satu depertemen ini dinonaktifkan untuk tidak memegang bagian itu (persalinan),” ujaer Gregg.

“Kenapa dinonaktifkan, karena untuk mempermudah proses penyelidikan oleh kepolisian. Jadi kita beri kesempatan fokus dalam menyelesaikan atau membuat terang masalah ini.”

Sebelumnya, perawat dan bidan di RS Sentosa diperiksa di Unit Reskrim Polres Bogor. Mereka datang untuk memberi keterangan sebagai saksi yang menangani persalinan atau kelahiran bayi setahun silam. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved