Arti La in Syakartum Laazidannakum, Ungkapan Syukur kepada Allah SWT

La in Syakartum Laazidannakum artinya adalah 'Jika kalian bersyukur maka akan Aku (Allah SWT) tambahkan untuk kalian nikmat.'

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
TribunWow.com/Rusintha Mahayu
Arti La in Syakartum Laazidannakum, Ungkapan Syukur kepada Allah SWT 

BANGKAPOS.COM -- La in Syakartum Laazidannakum artinya adalah 'Jika kalian bersyukur maka akan Aku (Allah SWT) tambahkan untuk kalian nikmat.'

Kalimat La in Syakartum Laazidannakum dapat ditemukan dalam Al Quran surat Ibrahim ayat ke-7.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Wa idz ta’adzdzana robbukum lain syakartum laazidannakum walain kafartum inna adzabi lasyadid.

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"

Sebagai hamba Allah, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat yag telah Allah berikan.

Jauhi perbuatan kufur atau pengingkaran terhadap suatu nikmat yang telah diberikan.

Syukur adalah wujud terima kasih kita atas limpahan nikmat yang telah kita dapatkan dari Allah taala.

Bersyukur harus kita wujudkan dalam perbuatan maupun ucapan.

Gemar bersyukur merupakan sifat para Nabi.

Mereka selalu bersyukur kepada Allah dalam setiap kondisi, susah maupun senang.

Mereka adalah golongan orang-orang mulia yang mendapat rahmat Allah azza wa jalla.

Pada ayat tersebut disebutkan bahwa ketika kita sebagai hamba bersyukur, maka Allah SWT akan menambahkan nikmat kepada kita hambaNya.

Ustaz Adi Hidayat lewat kanal YouTube pernah menjelaskan terkait amalan syukur yang bisa dilakukan.

Beliau menjelaskan bahwa syukur merupakan suatu ungkapan kebahagian dan terima kasih seorang hamba atas nikmat yang diperolehnya.

Cara bersyukur tersebut yakni dengan cara menggunakan nikmat itu sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapkan.

Definisi tersebut memberikan gambaran bahwa syukur selalu lekat dengan nikmat yang membahagiakan.

Contoh standarnya, saat seseorang diberi kabahagiaan, maka akan muncul dorongan untuk berterima kasih.

Itu merupakan sebuah fitrah manusia, yang mana saat diberi sesuatu yang membahagiakan, ia akan senang dan bersyukur.

"Syukur kaitannya dengan nikmat, bukankah orang ketika mendapatkan nikmat tertentu merasa bahagia?," kata Ustaz Adi Hidayat.

"Sudah fitrah di kalangan manusia, begitu seseorang merasa bahagia dengan satu penerimaan dari pemberian, dia pasti akan mensyukurinya dengan ungkapan terima kasih," sambung beliau.

Perlu diingat, bahwa kebahagiaan yang muncul itu datangnya dari Allah.

Meski Anda berhasil dalam bidang pendidikan, dalam bidang pekerjaan, dan lain sebagainya, itu semua bukan karena kehebatan Anda, melainkan karena Allah SWT.

Ungkapan rasa syukur ini tidak hanya sebatas ucapan terima kasih saja, namun harus ditunjukan dengan cara sesuai dengan ketentuan yang Allah tetapkan.

Ustaz Adi Hidayat menegaskan, bahwa rata-rata manusia sukses dalam hal ucapan terima kasih.

Namun banyak yang gagal di akhir bacaan surat Ibrahim ayat ke-7 tersebut.

"Di bagian terakhir banyak yang gagal. Bagian pertamanya sukses, menerima nikmat, bahagia," ucap Ustaz Adi Hidayat.

Padahal dalam kalimat La in Syakartum Laazidannakum jelas artinya bahwa 'Jika kalian bersyukur maka akan Aku (Allah SWT) tambahkan untuk kalian nikmat.'

Oleh karenanya, beliau menegaskan untuk senantiasa menggunakan nikmat sesuai dengan ketentuan yang telah Allah tetapkan.

Sebagai contohnya amalan syukur yang bisa dilakukan.

Saat seorang pasangan suami istri diberi kebahagiaan berupa hadirnya buah hati, maka didiklah buah hati tersebut dengan baik.

Didiklah buah hati tersebut dengan nila-nilai Islam, hingga akhirnya ia tumbuh dewasa dengan membawa keberkahan.

Saat ini, banyak pasangan suami istri yang bersyukur diberi kebahagiaan berupa anak.

Namun dalam pengaplikasiannya, banyak orang tua yang tidak tahu bagaimana cara terbaik dalam mendidik anak.

"Lahir anak bahagia, sampai sini selesai. Cuma kemudian itu tidak di susul dengan ketentuan Allah, bagaimana cara merawat anak yang baik sehingga kebahagiaan itu berlipat di masa depan."

"Tidak diikuti sehingga munculah penyesalan di masa depan," kata Ustaz Adi Hidayat.

Akibat dari tidak diimbanginya rasa syukur tersebut dengan bimbingan yang baik, banyak anak-anak yang kemudian tumbuh dewasa dengan tidak memegang teguh nilai agama.

Ustaz Adi Hidayat kemudian memberikan contoh lain dalam mensyukuri nikmat.

Beliau memberi contoh dari nikmat penglihatan yang Allah berikan.

Diberi penglihatan adalah suatu nikmat yang sangat luar biasa, oleh karenanya gunakanlah mata untuk melihat hal yang baik-baik.

"Bagaimana mensyukuri nikmat mata itu sehingga kenikmatan pada pandangan itu selalu Allah berikan sampai dengan masuk hari kiamat,"

"Puncaknya, orang-orang yang bisa mensyukuri nikmat pandangan ini, di hari kiamat dia diberikan kenikmatan yang paling tinggi pada pandangannya," ujar Ustaz Adi Hidayat.

"Dia bisa memandang Allah langsung tanpa hijab," tegas beliau.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat Al-Qiyamah Ayat 22-23.

 وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Arab-Latin: Wujụhuy yauma`iżin nāḍirah, ilā rabbihā nāẓirah.

Artinya: Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, memandang Tuhannya.

Oleh karenanya, gunakanlah kenikmatan yang ada sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

Syukuri kenikmatan tersebut dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Dengan begitu, La in Syakartum Laazidannakum, jika kalian bersyukur maka akan Aku (Allah SWT) tambahkan untuk kalian nikmat.

Wallahualam Bissawab...

(Bangkapos.com/Fitri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved