Berita Bangka Belitung
Investor China Tertarik Bangun Jembatan Bahtera, Babel-Palembang, Ini Keuntungan dan Dampak Sosial
Investor China Tertarik Bangun Jembatan Bahtera, Babel-Palembang, Ini Keuntungn dan Dampak Sosial
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Hendra
BANGKAPOS.COM--Pembangunan jembatan Bahtera yang menghubungan Provinsi Kepulauan Bangka dengan Provinsi Sumatera Selatan rupanya menarik minat Investor dari China.
Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Garuda Kopan Berjaya, Rimso Maruli Sinaga saaat menyampaikan tawaran kepada pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tawaran ini terungkap saat pertemuan antara Rimso Maruli Sinaga dan Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu, di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur pada Senin, 25 September 2023.
"Jadi kita ini menawarkan investor. Kalaupun jadi, nantinya grup kita akan menangani pembangunan jembatan itu (Jembatan Bahtera), dan secara teknis, nanti kita akan bersurat ke Pemprov Kepulauan Babel sebagai langkah tindaklanjutnya," ujar Rimso Maruli Sinaga.
Sebagai seorang pengusaha, Rimso ingin ikut berkontribusi dalam pembangunan Kepulauan Babel, khususnya terkait pembangunan Jembatan Bahtera yang akan menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka.
Pihaknya menginformasikan bahwa studi kelayakan (feasibility study) terkait pembangunan jembatan ini sudah mencapai tahap penyelesaian dan sudah ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).
Rimso berharap pembangunan Jembatan Bahtera dapat direalisasikan karena akan memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat Kepulauan Babel.
Pj Gubernur Suganda juga mendukung tawaran tersebut dan menyebutnya sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas antara Kepulauan Babel dan Pulau Sumatera.
Pj Gubernur Suganda mengungkapkan bahwa investor yang ditawarkan oleh Rimso Maruli Sinaga berasal dari China.
Jika tawaran ini serius, maka kedua pihak akan menjadwalkan pertemuan lanjutan.
"Kedatangan Pak Rimso Sinaga tadi dalam rangka silaturahmi. Tadi kita juga membicarakan masalah investor yang ingin berkontribusi membangun Kepulauan Babel dalam bentuk apapun," kata Pj Gubernur Suganda.

Dengan pembangunan Jembatan Bahtera, diharapkan konektivitas antara wilayah Kepulauan Babel dan Pulau Sumatera akan semakin terbuka, dan hal ini diharapkan akan berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat serta mengatasi masalah inflasi.
Keuntungan Dan Dampak Sosial
Masih ingat dengan rencana mega proyek pembangunan Jembatan Bangka-Sumatera (Bahtera) Sriwijaya antara Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Roesman Periode 2017-2022 bersama Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, Kamis (17/9/2020) lalu.
Namun rencana pembangunan tersebut masih mengundang pro dan kontra di masyarakat.
Setelah ditelusuri bangkapos.com, rencana mega proyek yang diprediksi menelan biaya Rp 15 triliun ini ternyata sudah selesai dokumen Pra Studi Kelayakan Proyek, Feasibility Study (FS) telah diselesaikan pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Fungsional, Teknik Jalan Jembatan Dinas PUPR Babel, Yuli Hartati didampingi Kabid Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Babel, Martini, mengatakan pihaknya telah menyelesaikan tahapan pra studi Feasibility Study (FS) yang kemudian diserahkan ke Kementerian PUPR.
"Untuk jembatan Bahtera, kalau untuk Pemerintah Provinsi Babel sampai di Pra Studi FS. Selebihnya untuk FS dilakukan pihak Kementerian PUPR. Nah, untuk Detail Engineering Design (DED) juga di Kementerian PUPR, setelah akhir FS-nya apakah bakal berkelanjutan atau tidak untuk memenuhi syarat atau tidak dilaksanakan DED-nya oleh kementerian," jelas Yuli.
Yuli menambahkan, untuk Feasibility Study (FS) dilakukan untuk dapat mempelajari layak atau tidak jembatan dibangun, kemudian menilai sisi ekonomis, keamanan apabila dibangun nantinya.
"Disitu akan tahu layak atau tidak, setelah ada hasilnya, kalau layak kemudian ditentukan desainnya. Kalau dari kita telah melaksakan pra studinya, nanti study itu dan DED dilakukan oleh Kementerian PUPR. Hasilnya seperti apa layak atau tidak," ujarnya.
Untuk titik lokasi yang bakal dibangun jembatan, antara Desa Sebagin, Kabupaten Bangka Selatan ke Desa Tanjung Tapak Sumatera Selatan dengan panjang jembatan 13,5 KM dan menelan biaya berkisar Rp 15 triliun bersumber dari APBN.
Namun menurutnya, dapat saja berubah karena melihat naiknya harga sejumlah barang kebutuhan.
"Kalau itu kemungkinan bisa berubah, karena melihat harga kebutuhan pokok juga. Tetapi kalau untuk manfaat tentu ini berdampak pada ekonomi barang-barang pokok kita semula lewat kapal laut, bakal melalui jembatan itu yang semula susah bakal menjadi lancar, karena tidak ada lagi kendala dari gelombang tinggi," jelasnya.
Berikut ini sejumlah rangkuman fakta tentang jembatan antar pulau yang akan dibangun tersebut.
1. Bernama Bahtera Sriwijaya
Jembatan yang diberi nama Jembatan Bahtera Sriwijaya itu akan menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka.
Hal itu dikatakan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman ketika menerima kunjungan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru ke Babel, Kamis (17/9/20).
"Dari obrolan kami tadi, kami mengambil kesempatan untuk memberi nama Jembatan Sumatera-Bangka, yaitu ‘Bahtera Sriwijaya’," ujar Gubernur Herman Deru.
Jembatan ini akan dibangun dengan menggunakan teknologi modern. “Tiang jembatan tentu harus tinggi, supaya tidak menghalangi jalur lalu lintas di laut,” pungkasnya..
2. Lokasi di Sebagin dan Tanjung Tapa Kecamatan Tunjung Selapan
Dalam sejumlah pertemuan telah sepakati titik lokasi jembatan penghubung yaitu untuk Sumatera Selatan dan Bangka Belitung terletak di Desa Tanjung Tapa Kecamatan Tunjung Selapan Kabupaten OKI Provinsi Sumsel dan Desa Sebagin Kabupaten Bangka Selatan.
3. Memiliki Panjang 13,5 Km
Jembatan ini memiliki total panjang jembatan 15 Km. Dan telah disepakati akan berlokasi di Desa Tanjung Tapa Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI Provinsi Sumsel dan Desa Sebagin Kabupaten Bangka Selatan.
Sehingga menghubungkan Provinsi Sumsel dengan Provinsi Kepulauan Babel sepanjang 13,5 kilometer.
Keuntungan adanya Jembatan Bahtera
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bangka Belitung, Azwari Helmi mengatakan, apabila dibangun jembatan Bahtera menjadi alternatif untuk menjadikan murahnya harga barang-barang kebutuhan pokok di Babel.
"Karena kita ini daerah kepulauan, selalu ketergantung dengan daerah luar. Dari mulai beras, gula, kopi dan lainnya. Tetapi apabila ada jembatan Bahtera mereka bisa langsung melalui jalur darat. Termasuk dari kita, artinya bukan hanya dari luar ke Babel. Tetapi dari Babel ke luar juga bisa," kata Azwari Helmi kepada Bangkapos.com, Rabu (13/7/2022).
Termasuk, kata Helmi apabila masyarakat Babel yang ingin menjual TBS kelapa sawit dan barang pokok lainya langsung dapat dilakukan ke Provinsi Sumatera Selatan.
"Sudah ada jembatan jual buah sawit dapat ke Palembang, karena di dalam Babel ini dijual murah. Siapa tahu dijual ke luar Babel menjadi lebih mahal. Jadi sudah selayaknya jembatan itu dibangun. Kita dari DPRD jelas mendukung," kata Politikus PPP ini.
Helmi juga menyampaikan, untuk tindak lanjut jembatan tersebut saat ini sedang dilakukan proses di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Kita sudah ke Bappenas proyek itu dilanjutkan, tetapi untuk 2024 tidak selesai, belum. Prosesnya masih berjalan, karena banyak sekali pembebasan lahan dilakukan dan lainya masih banyak dilakukan," terangnya.
Ia meyakini, apabila jembatan Bahtera jadi dibangun akan berdampak besar untuk pertumbuhan ekonomi di Bangka Belitung.
"Babel akan tumbuh perekonomiannya, kita tidak lagi seperti terisolir, karena tranportasi darat ke daerah Sumsel lancar," katanya.

Dampak Sosial
Sementara itu, Rektor Universitas Bangka Belitung Ibrahim, menjelaskan terkait dampak sosial dari pembangunan Jembatan Bahtera Sriwijaya penghubung pulau Bangka dengan Sumatera Selatan.
Menurutnya ada dampak positif berupa aksesibilitas dan peluang peningkatan arus finansial.
"Karena perlu dipikirkan dampak sosial dari pembangunan jembatan Bahtera Sriwijaya. Saya kira kita perlu mendudukkan persoalan ini secara proporsional dan objektif. Kekhawatiran akan dampak ikutan, misalnya arus masuk orang dengan ikutan kultural dan perubahannya memang hal biasa dalam sebuah pembangunan megaproyek, tapi saya kira mempersiapkan dampak yang berpotensi muncul harus mulai dipilah dan diberikan atensi,"jelas Ibrahim yang juga menjadi Dosen FISIP UBB kepada Bangkapos.com, Sabtu (19/9/2020).
Ibrahim mengatakan jika jembatan ini terwujud, pemerintah artinya sedang mengkoneksikan dua pulau yang besar dengan segenap potensinya dan yang kecil dengan segala potensinya.
"Komitmen pemerintah pusat untuk mewujudkan mega proyek ini memang akan prestisius karena selain biaya, juga soal kecanggihan teknologi yang akan jadi pertaruhannya," kata Ibrahim.
Mengenai, studi kelayakannya tentunya akan menjadi perhitungkan semua aspek, tapi terpenting adalah menutup serapat mungkin celah negatif yang muncul dan berkembang.
"Perlu dipikirkan proses mitigasi sosial, yakni kanal-kanal antisipatif untuk setiap persoalan sosial yang akan muncul, utamanya yang negatif. Pemerintah Provinsi perlu membangun skenario terbaik untuk memberikan gambaran bagaimana caranya nanti mengantisipasi hal-hal krusial nanti yang akan merugikan kedua belah pihak," saran Ibrahim.
"Saya kira ini soal komunikasi publik karena sebenarnya apa yang akan terjadi kelak masih berandai-andai, termasuk dampak negatifnya. Nah pemerintah kedua provinsi perlu membangun argumen rasional untuk meyakinkan publik," lanjutnya.
Namun menurut Ibarahim, setiap pembangunan selalu menimbulkan dampak ini adalah konsekuensi mendasar.
"Aspek kriminalitas, kedaulatan ekonomi dan kultural, serta gesekan antarbudaya ini menjadi aspek yang paling harus dipikirkan. Kalau hitung-hitungan biaya dan benefit, saya kira pemerintah pusat punya perhitungan yang matang, tak asal menggelontorkan anggaran," kata Ibrahim.
Dia mengharapkan bagi masyarakat lokal, kesiapan akan perubahan sosial nanti menjadi persoalan penting. Kemandirian, kecekatan menangkap peluang, serta kekuatan menjaga identitas tanpa kehilangan keterbukaan adalah hal penting untuk diinternalisasi.
Peningkatan Ekonomi Babel dan Sumsel
Rencana pembangunan Jembatan Bahtera Sriwijaya, menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dengan Kepulauan Bangka Belitung dianggap memiliki potensi peningkatan perekonomian di dua daerah itu.
Hal tersebut, disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung, Devi Valeriani, menurutnya. Pembangunan infrastruktur jembatan ini begitu penting untuk menghubungkan antar daerah maupun antar pulau, terlebih karena Bangka Belitung adalah Wilayah Kepulauan.
"Kedua provinsi tersebut masing-masing memiliki potensi untuk mengembangkan ekonominya dengan terbangunnya Jembatan Bahtera Sriwijaya maka konektivitas antar kedua wilayah tersebut memiliki alternatif dengan harapan jalur lalu lintas diantara kedua wilayah tersebut menjadi lebih lancar,"kata Devi Valeriani kepada Bangkapos.com, Sabtu (19/9/2020).
Devi menjelaskan masyarakat dapat melakukan kegiatan berwisata dengan jarak tempuh yang lebih pendek, ekspor maupun impor barang, terutama pangan sehingga mendukung ketahanan pangan dan terjaganya inflasi dengan harapan mampu mendongkrak daya saing produk lokal.
"Pembangunan jembatan ini tidak hanya sekedar pembangunan infrastruktur saja. Namun akan memberi harapan berupa manfaat untuk mengurangi disparitas atau ketimpangan baik secara ekonomi maupun sosial. Yang tujuan akhir dari pembangunan tersebut adalah pemerataan hasil pembangunan melalui peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Diidentikkan dengan pendapatan, pendidikan dan kesehatan masyarakat," jelasnya.
Dia menambahkan dengan pembangunan konektivitas ini maka diharapkan akan terjadi kemudahan dan kelancaran mobilitas rakyat dalam bekerja dan berusaha, juga akan meningkatkan produktivitas masyarakat.
"Peluang yang harus ditangkap oleh masyarakat Bangka Belitung adalah bagaimana memanfaatkan akses tersebut untuk kegiatan-kegiatan yang bernilai ekonomis, seperti kemudahan memperoleh bahan baku bagi usahanya, kemudahan akses menjual produk-produk usaha, kemudahan akses pendidikan dan kesehatan," ungkap Devi.
Selain itu, menurutnya sektor yang akan merasakan dampak dari pembanguanan jembatan ini diantaranya adalah pariwisata, transportasi dan pergudangan, pertanian, perikanan, industri pengolahan dan tidak menutup kemungkinan sektor-sektor lainnya.
"Manfaat lain dari pembangunan jembatan ini adalah adanya kemajuan yang pesat bagi kedua wilayah, memperlancar urat nadi yang menjadi ciri khas masing-masing daerah yang dikenal banyak orang karena terbukanya jalur transportasi dan komunikasi," harap Devi.
Dia mengatakan, manfaat tersebut akan bergulir memberi dampak ekonomi karena akan terbentuknya keramaian arus kendaraan, pertumbuhan angkutan barang maupun orang melalui jalur darat ini diharapkan akan meningkat signifikan dan daya saing ekonomi antar daerah akan tumbuh.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menghadiri focus group discussion (FGD) Rencana Pembangunan Jembatan Bangka-Sumatera (Bahtera), Kamis (17/9/2020).
Diskusi yang berlangsung di kantor Gubernur Babel itu membahas titik lokasi alternatif atau tapak pembangunan Jembatan Bahtera.
Muncul tiga alternatif sebagai tempat pembangunan jembatan tersebut.
Pertama, Tanjung Punai Bangka Belitung-Desa Juru Taro Sumatera Selatan.
Kedua, Desa Tanjung Pura Bangka Belitung-Desa Sungai Batang Sumatera Selatan.
Alternatif ketiga, Desa Sebagin Bangka Belitung-Desa Tanjung Tapak Sumatera Selatan.
Dari tiga alternatif tersebut, alternatif terakhirlah (Desa Sebagin-Desa Tanjung Tapak) yang disetujui oleh Erzaldi Rosman dan Herman Deru.
Keduanya pun langsung berjabat tangan usai menyetujui titik lokasi pembangunan Jembatan Bahtera
(Bangkapos.com/Riki Pratama/Zulkodri)
Lanal Babel Gagalkan Penyelundupan 4 Ton Pasir Timah di Sungailiat, 3 Kasus Terungkap dalam 3 Bulan |
![]() |
---|
PT Timah Gelar Mudik Gratis 2025, Sediakan 700 Kuota, Kolaborasi dengan Organisasi Mahasiswa |
![]() |
---|
Atasi Lonjakan Permintaan, Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Kg di Bangka Belitung, DPRD Minta Evaluasi |
![]() |
---|
Pemprov Babel Siap Laksanakan Kebijakan Penghapusan Piutang Macet UMKM, Buka Layanan Aduan |
![]() |
---|
Insecure dan Minder, Begini Perjuangan Nadhya Dhina di Top 23 Live Showcase Indonesia Idol 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.