Otto Hasibuan Sedih Dengar Jawaban Jessica Wongso Soal Grasi : Mau Seumur Hidup Pun, Saya Tak Mau
Pengacara Otto Hasibuan menyebut Jessica Wongso tak akan pernah mau mengakui apa yang tidak pernah ia lakukan dalam kasus kopi sianida demi grasi.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Evan Saputra
BANGKAPOS.COM - Pengacara Otto Hasibuan menyebut Jessica Wongso tak akan pernah mau mengakui apa yang tidak pernah ia lakukan dalam kasus kopi sianida demi grasi.
Grasi adalah satu di antara upaya agar Jessica Wongso bisa bebas dalam kasus kopi sianida yang dinilai begitu kontroversial ini.
Sikap Jessica itu diketahui saat Otto Hasibuan menawarkan upaya grasi.
Namun, Jessica tak pernah akan mau mengajukan grasi jika ia diminta mengakui kesalahannya.
Jessica Wongso, kata Otto Hasibuan, tak akan pernah mengakui apa yang memang tdiak pernah ia lakukan demi mendapatkan grasi.
Seperti diketahui, Jessica Kumana Wongso divonis 20 tahun penjara atas pembunuhan terhadap Wayan Mirna dengan racun sianida, pada 2016 lalu.
Sosok Jessica Kumala Wongso mencuat kemabli setelah film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso tayang di Netflix mulai 28 September 2023 lalu.
Film ini menarik perhatian publik.
Dalam film dokumenter yang menayangkan sejumlah wawancara dengan berbagai pihak termasuk Jessica Wongso, sejumlah kejanggalan dalam kasus yang dikenal dengan kopi sianida ini ditampilan.
Kuasa hukum Jessica Wongso, Otto Hasibuan mengatakan sejak awal dirinya yakin Jessica tidak bersalah.
Karenanya Otto mengaku sudah melakukan sejumlah upaya banding hingga kasasi dan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung..
Namun semuanya ditolak.
Menurut Otto, ada satu upaya yang belum dilakukan untuk membebaskan Jessica yang dianggapnya tidak bersalah yakni grasi ke Presiden RI.
Namun grasi juga sulit untuk diupayakan.
Sebab, kata Otto, karena Jessica tidak berkenan dengan alasan yang kuat.
Bahkan sampai sekitar lima hari lalu, Otto mengaku menanyakan ke Jessica apakah mau mengajukan grasi, dan jawabannya tetap menolak.
"Ada mahasiswa hukum mengusulkan kepada saya supaya mengajukan grasi. Dia kira mungkin saya tidak ngerti soal grasi," kata Otto dalam wawancara dengan Karni Ilyas di akun Karni Ilyas Club, Kamis (5/10/2023).

Menurut Otto, 3 tahun lalu, saat Jeesica sudah mendekam di Lapas Pondok Bambu dengan vonis 20 tahun penjara, ia sudah menawarkan upaya grasi ke Jessica.
"Bang Karni 3 tahun yang lalu saya bicara dengan Jessica dengan hati-hati. Saya katakan, Saya hanya karena kasihan aja walaupun saya enggak setuju tapi saya iseng-iseng tanya," kata Otto.
"Jessica seandainya saya bisa yakinkan presiden atau otoritas yang lain berdasarkan bukti-bukti hukum agar kamu bisa dibebaskan, dengan mengajukan grasi, mau enggak? Lantas dia tanya oh kalau grasi syaratnya apa," ujar Otto sambil menirukan pernyataan Jessica.
Otto pun menjelaskan syarat yang harus dilakukan Jessica untuk mengajukan grasi.
"Syaratnya kau harus mengaku dan minta ampun kepada Presiden," kata Otto.
Namun kata Otto, Jessica menolak jika harus mengakui perbuatan yang tidak dia lakukan.
"Dia bilang, Om maaf, saya tidak akan mau minta ampun. Saya tidak mau mengakui perbuatan yang tidak pernah saya lakukan," kata Otto menirukan ucapan Jessica.
Saat Jessica mengatakan itu, Otto mengaku hampir menangis.
"Waktu dia bilang itu, saya hampir menangis pada waktu itu, sedih," katanya.
Pada waktu itu Otto berpikir mungkin Jessica belum terlalu merasakan pedihnya di penjara, karena baru menjalani beberapa tahun.
"Pada 5 hari yang lalu atau 3 hari yang lalu, saya bicara lagi yang sama. Jika karena waktu itu saya pikir kau mungkin masih beberapa tahun di dalam, belum tahu rasa sakitnya. Setelah 7 tahun ini siapa tahu kau berubah, karena sudah terlalu menderita," papar Otto.
"Saya tanya lagi sama Jessica yang kedua kali. Saya tanya mau enggak kamu untuk grasi. Jawabannya tetap tidak," kata Otto.
Bahkan menurut Otto, Jessica memintanya tidak menanyakan lagi soal grasi jika syaratnya harus mengakui telah melakukan pembunuhan.
"Untuk Om, jangan tanya-tanya itu lagi. Biar saya 10 tahun, mau seumur hidup, enggak apa-apa. Kalau memang Om minta saya mengakui perbuatan tidak saya lakukan, saya tidak mau," kata Otto menirukan jawaban Jessica.
Sejak awal, Otto mengatakan kasus pembunuhan yang ditudingkan ke Jessica sangat janggal.
Sebab kata dia tidak ada autopsi menyeluruh terhadap korban Mirna.
"Yang dipakai hanya mengambil sampel saja dari lambungnya. Ini kan tidak benar. Sebab dasarnya harus autopsi," kata dia.
Seperti diketahui kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh rekannya Jessica Kumala Wongso pada 2016 lalu, diangkat menjadi film dokumenter berjudul Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso.
Film dokumenter ini mewawancarai sejumlah pihak terkait.
Mulai dari ayah dan kembaran Mirna, pengacara Jessica, jurnalis yang mendalami kasus tersebut, hingga bagaimana saat itu kasus tersebut begitu ramai diberitakan oleh media massa Indonesia dan internasional.
Film ini juga mewawancarai staf yang bekerja di Kafe Olivier, lokasi dimana Wayan dibunuh dengan kopi sianida.
Selain itu, film ini juga turut menayangkan wawancara eksklusif dengan Jessica Kumala Wongso terkait kasus yang menjeratnya itu.
Sosok Jessica Wongso

Jessica Kumala Wongso (lahir 9 Oktober 1988) adalah seorang perancang grafis berkebangsaan Indonesia-Australia yang dikenal karena membunuh temannya, Wayan Mirna Salihin, pada 6 Januari 2016 di Kafe Olivier yang berada di Grand Indonesia.
Dikutip dari Wikipedia, Jessica Kumala Wongso dilahirkan pada 9 Oktober 1988 di Jakarta, Indonesia, sebagai putri bungsu dari tiga bersaudara pasangan Winardi Wongso dan Imelda Wongso.
Keluarganya merupakan penganut agama Buddha dan pengusaha plastik onderdil sepeda di Jakarta.
Ia menempuh pendidikan di Jubilee School Jakarta dan melanjutkan perguruan tinggi di Billy Blue College of Design yang berada di Sydney pada tahun 2008 bersama dengan temannya, Wayan Mirna Salihin.
Baca juga: Heboh Kasus Kopi Sianida, Jessica Wongso Stres Jalani Hukuman Penjara, Ditjen PAS Bobol
Ia kemudian menjadi warga negara Australia secara permanen ketika mengikuti keluarganya bermigrasi ke Sydney pada tahun 2005.[3][4]
Jessica dan keluarganya berkediaman di Sunter Agung, Tanjung Priok, ketika masih tinggal di Indonesia.
Ia menghabiskan waktunya dengan bermain komputer dan menggambar.
Jessica berpacaran dengan seorang pria Australia, Patrick O'Connor, namun kandas pada bulan Januari 2015.
Ia kemudian menghubungi Patrick melalui pesan singkat dan telepon, dan kemudian mengancam akan menyakiti dirinya.
Pada 26 Oktober, Patrick melaporkan Jessica ke polisi karena melakukan percobaan bunuh diri dengan menggunakan zat karbondioksida.
Jessica juga menagih hutang Patrick ke dirinya sehingga membuatnya kembali dilaporkan ke polisi New South Wales agar dijauhkan dari Patrick pada bulan November 2015.
Pada 28 Januari 2015, Jessica mengatakan kepada mantan pacarnya, Patrick, bahwa ia ingin bunuh diri.
Pada keesokan harinya, ia mulai melakukan percobaan bunuh diri dan menabrakkan mobilnya ke panti jompo pada tanggal 22 Agustus.
Ia juga berusaha meracuni dirinya dengan asap panggangan barbeque pada bulan September hingga tanggal 22 Oktober dan kembali melakukan percobaan bunuh diri dengan menggunakan pisau, sekop, dan alarm asap yang dibungkus plastik pada tanggal 15 November namun berhasil digagalkan.
Ia kembali melakukan percobaan bunuh diri seminggu setelahnya dengan meminum alkohol dan menulis catatan bunuh diri.
Jessica memulai kariernya sebagai desain grafis di NSW Ambulance setelah selesai berkuliah dan menetap di Sydney.
Pada tahun 2016, mantan bos Jessica, Kristie Louise Charter, mengatakan bahwa dirinya mengalami perubahan sikap setelah putus dengan pacarnya, Patrick.
Ia menambahkan bahwa Jessica berada dalam kondisi tertekan dan merasa sangat marah pada Patrick karena dikhianati.
Baca juga: Terungkap Ayah Mirna Salihin Jebloskan Jessica Wong ke Penjara, PHK Karyawan Tanpa Pesangon
Kristie juga mengatakan bahwa Jessica berbicara kepada dirinya dan merasa kesal karena tidak diizinkan pulang oleh pihak rumah sakit setelah melakukan percobaan pembunuhan pada bulan Oktober 2015, dan diperlakukan seperti pembunuh.
Lalu kemudian mengatakan kepada Kristie "Kalau saya mau bunuh orang saya sudah tahu pasti caranya. Saya bisa menggunakan pistol dan saya tahu dosis yang tepat".
Kristie kemudian mengatakan bahwa Jessica pernah mengancam dirinya melalui berkas percakapan dari email.
Pada 22 Agustus 2015, Jessica yang sedang berkendara menggunakan mobil merek Audi dengan plat BVJ 17 G menuju ke arah Renwick Street lepas kendali dan menabrak panti jompo setelah menghantam selokan.
Kendaraan yang dikemudikannya masuk ke dalam panti jompo tersebut setelah menabrak tembok akibat terangkat ke udara, dan mengakibatkan benturan keras sehingga menimbulkan laporan dari masyarakat.
Jessica kemudian dilarikan ke Alfred Hospital karena mengalami keretakan tulang rusuk dan luka di bagian dada, dan kasus tersebut kemudian dianggap sebagai percobaan bunuh diri.
Kopi Sianida
Kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin oleh Jessica Kumala Wongso terjadi 6 Januari 2016.
Dalam persidangan, Jessica terbukti telah melakukan pembunuhan atas kawannya Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier yang berada di Mall Grand Indonesia, Jakarta.
Sebelum vonis, dalam pertimbangan majelis hakim, Jessica dianggap telah melakukan perencanaan pembunuhan secara matang, perbuatan sangat sadis karena menyiksa terlebih dahulu sebelum meninggal, keterangan berbelit-belit, dan tidak mengakui perbuatannya
Sementara itu, hal yang meringankan karena usia Jessica dianggap masih muda.
Jessica divonis 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Di tingkat Mahkamah Agung, permohonan kasasi Jessica ditolak.
Artidjo Alkostar yang kini telah pensiun adalah ketua majelis yang menangani perkara kasasi tersebut.
Rangkaian persidangan kasus ini yang berlangsung sejak Januari hingga Oktober 2016 diliput secara intens oleh media massa nasional dan internasional serta menjadi yang pertama disiarkan secara langsung di berbagai stasiun televisi Indonesia.
Baca juga: Hotman Paris Ungkap Satu-satunya Cara Jessica Kumala Wongso Bebas, Harus Ada Restu Presiden
Dalam film dokumenter, ayah Mirna Salihin, Darmawan Salihin menjadi narasumber pertama yang muncul.
"Jessica itu kayak setan. Dalam dirinya ada sesuatu yang jahat," kata Darmawan.
"Yang dibilang 'persidangan abad ini' itu betul," katanya.
Dokumenter ini juga menyoroti berbagai rumor yang menyelimuti, termasuk soal cinta segitiga antara Jessica Wongso, Mirna Salihin dan suaminya.
Penonton akan diperlihatkan bagaimana suasana persidangan berlangsung begitu panas ditambah dengan bukti rekaman CCTV saat kejadian.
Dari pihak Jessica Wongso, turut hadir pengacaranya, Otto Hasibuan.
Mengenakan setelan jas berwarna biru, Otto yakin sampai saat ini Jessica tidak bersalah.
"Saya yakin dia tidak bersalah. Harus saya buktikan kebenarannya," kata Otto.
Ayah Mirna, Darmawan Salihin yang secara tegas mengatakan sangat yakin Jessica yang membunuh anaknya.
"Sejuta persen (yakin Jessica Wongso membunuh Mirna). Dia pembunuhnya," kata Darmawan. (wartakota/bangkapos.com/ Dedy Qurniawan)
Deretan Kasus Besar yang Ditangani Irjen Rudi Darmoko, Pantas Disebut Berpeluang Jadi Kapolri |
![]() |
---|
Sosok dan Harta Kekayaan Otto Hasibuan Wakil Menko Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan |
![]() |
---|
Detik-detik Jessica Wongso Walk Out Saat Jaksa Hadirkan Ahli di Sidang PK |
![]() |
---|
Sosok Helmi Bostam, Saksi yang Jadi Penemu Novum Perkara Jessica Wongso di Kasus Kopi Sianida |
![]() |
---|
Sidang Kasasi Kasus Kopi Sianida Digelar Senin Depan, Otto Hasibuan: Ada Kekhilafan Hakim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.