Amalan dan Doa

Bacaan Doa Istinja, yang Wajib Diamalkan dan Dibaca bagi Umat Islam yang Sudah Akil Baligh

Didalam islam Doa Istija wajib diketahui dan diamalkan bagi umat muslim yang sudah Akil Baligh

|
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
bangkapos.com/ Dilla C ( magang )
Ilustrasi berdoa 

BANGKAPOS.COM--Doa harian yang harus diketahui oleh umat Muslim ini sangat penting karena mencakup bacaan doa istinja dan etika bersuci dalam Islam.

Umat Islam diajarkan untuk menjaga kebersihan dan beradab, termasuk saat melakukan istinja (membersihkan diri setelah buang air).

Didalam islam Doa Istija wajib diketahui dan diamalkan bagi umat muslim yang sudah Akil Baligh

Istinja, berasal dari bahasa Arab "najâ yanjû," berarti membersihkan sesuatu yang keluar dari kemaluan, seperti kubul atau dubur, dengan menggunakan air atau batu.

Melakukan istinja dari sisa kotoran yang menempel setelah buang air adalah wajib, karena kebersihan adalah syarat sah dalam melaksanakan ibadah, termasuk sholat.

Ketika melakukan istinja, sangat dianjurkan untuk menggunakan air.

Namun, jika air tidak tersedia atau dalam kondisi kekeringan, benda padat seperti batu bisa digunakan sebagai alternatif untuk membersihkan kotoran.

Dalam hal menggunakan batu, disarankan untuk menggunakan setidaknya tiga batu yang bersih untuk membersihkan kotoran.

Selain membersihkan diri, umat Islam juga diajarkan untuk membaca doa istinja setelah buang air kecil atau besar.

Doa ini berbunyi:

اَللّٰهُمَّ حَسِّنْ فَرْجِىْ مِنَ الْفَوَاخِشِ وَظَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ

Allaahumma hassin farjii minal fawaahisyi wa thahhir qolbii minan nifaaqi.

Artinya: "Ya Allah, bersihkanlah farjiku (kemaluan) dari keburukan dan bersihkan hatiku dari nifaq (kemunafikan)."

Selain bacaan doa istinja, ada juga etika yang harus diikuti saat melakukan istinja dan bersuci dalam Islam. Beberapa di antaranya adalah:

  • Membaca doa sebelum masuk toilet, yang berarti berlindung pada Allah dari godaan iblis jantan dan betina.
  • Tidak boleh membawa sesuatu yang mengandung lafaz Allah dan Rasulullah ke dalam toilet.
  • Mengutamakan kaki kanan saat masuk toilet dan kaki kiri saat keluar.
  • Berhati-hati agar tidak mencemari diri dengan najis.
  • Tidak berbicara saat berada di toilet.
  • Tidak menggunakan tangan kanan untuk membersihkan diri.
  • Tidak menghadap atau membelakangi kiblat saat buang air.
  • Menjaga agar tidak terlihat atau tercium oleh orang lain saat melakukan istinja.
  • Duduk saat buang air kecil dan besar.
  • Menuntaskan keluarnya kotoran dengan cara yang benar.
  • Tidak buang air di bawah pohon yang rindang atau berbuah.
  • Tidak buang air di tempat air yang tidak mengalir atau tergenang.
  • Tidak buang air di lubang yang tidak pantas.
  • Tidak buang air di tempat atau jalan yang dilalui orang.
  • Melakukan istinja dengan tangan kiri.
  • Membaca doa setelah keluar dari toilet sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan ampunan kepada Allah.

Membaca Doa setelah keluar WC

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ لِلهِ الذي أَذْهَبَ عَنِّيْ الْأَذَى وَعَافَانِيْ اللهم اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ. اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِيْ مِنَ الْفَوَاحِشِ

Latin: Guhfroonaka alhamdulillahi alladzi adzhaba ‘anni al-adza wa ‘aafaani. Allahumma ij’alni minat tawwaabiina waj’alni minal mutathohhiriin. Allahumma thohhir qolbi minan nifaaqi wa hashshin farji minal fawaahisyi

Artinya: “Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan mensehatkan aku. Ya Allah, jadikanlah aku sebagian dari orang yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagian dari orang yang suci. Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari perbuatan keji (zina).”

Semua etika ini diajarkan agar umat Muslim dapat menjaga kebersihan dan adab saat melakukan istinja dan bersuci dalam Islam.

Apa itu akil baligh?

Secara bahasa, akil memiliki arti berakal, memahami, atau mengetahui.

Sementara itu, baligh didefinisikan sebagai seseorang yang sudah mencapai usia tertentu dan dianggap sudah dewasa, atau sudah mengalami perubahan biologis yang menjadi tanda-tanda kedewasaannya

Islam mengajarkan bahwa seorang muslim yang telah balig (dewasa) menjadi bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Mereka tidak lagi dianggap sebagai anak-anak yang belum memahami mana tindakan yang benar dan mana yang salah.

Tanda-tanda balig dalam Islam dapat diketahui melalui beberapa hal.

Pertama, umur seorang anak laki-laki atau perempuan.

Terdapat beragam pendapat di antara para ulama mengenai usia yang menandakan seseorang telah balig.

Beberapa mazhab, seperti Mazhab Syafii dan Hambali, menyebutkan bahwa usia balig untuk laki-laki dan perempuan adalah 15 tahun.

Mazhab Hanafi menetapkan batas minimal dan maksimal usia balig, dengan batas minimal adalah 12 tahun untuk laki-laki dan 9 tahun untuk perempuan, serta batas maksimal adalah 18 tahun untuk laki-laki dan 17 tahun untuk perempuan.

Sementara itu, Mazhab Maliki memberikan batasan usia balig adalah genap 17 tahun memasuki 18 tahun, atau genap 18 tahun, tanpa membedakan antara laki-laki dan perempuan.

Kedua, apakah seseorang telah mengalami mimpi basah (mengeluarkan mani) atau belum.

Ketika seseorang mengalami mimpi basah atau mengeluarkan mani, ini merupakan salah satu tanda balig dalam Islam.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah an-Nur:59 yang menyebutkan, "Dan apabila anak-anakmu telah sampai ihtilam (umur balig), maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang sebelum mereka meminta izin."

Selain itu, hadis dari Nabi Muhammad saw. juga menegaskan bahwa pertanggungjawaban terangkat dari tiga golongan, termasuk anak-anak hingga mereka mengalami mimpi basah dan mengeluarkan mani.

Dengan demikian, tanda balig dalam hal ini adalah aktifnya organ reproduksi.

Sudah Menstruasi

Untuk perempuan, tanda balig adalah ketika mereka telah mengalami menstruasi atau haid.

Ketika seorang perempuan mengalami haid, maka ia tidak wajib menjalankan salat, dan salatnya tidak diqadha (diganti).

Ini berbeda dengan puasa, di mana seorang perempuan yang berhalangan karena haid wajib menggantinya di luar bulan puasa.

Dengan mengenali tanda-tanda balig dalam Islam, orangtua dan masyarakat dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjalankan kewajiban-kewajiban syariat ketika mereka mencapai masa balig.

Misalnya, memastikan bahwa anak-anak terbiasa dengan ibadah seperti salat lima waktu, sehingga mereka sudah terampil dalam menjalankannya ketika mencapai usia balig.(*)

(Bangkapos.com/Zulkodri)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved