Berita Bangka Selatan

Lakukan Uji Sampel Acak, Beberapa Kasus Filariasis Ditemukan di Bangka Selatan

Beberapa orang di Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung terindikasi mengidap penyakit filariasis.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Sejumlah petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Selatan saat mengambil sampel darah warga di beberapa wilayah, Rabu (22/11/2023) kemarin. Pengambilan sampel darah itu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masyarakat mengidap filariasis. 

Namun jika terus dibiarkan, kaki penderita akan membesar sehingga menyebabkan kecacatan.

Selain sulit untuk mendeteksi, kaki gajah juga kadang tidak menimbulkan gejala setelah terinfeksi. Karena masa inkubasi penyakit kaki gajah membutuhkan waktu 10-15 tahun lamanya.

20231123 kaki gajah2
Sejumlah petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Selatan saat mengambil sampel darah warga di beberapa wilayah, Rabu (22/11/2023) kemarin. Pengambilan sampel darah itu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masyarakat mengidap filariasis.

Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing Filaria, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang ditularkan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektornya.

Berbeda dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Malaria yang hanya ditularkan oleh satu jenis nyamuk tertentu.

Penyakit kaki gajah dapat ditularkan oleh semua jenis nyamuk, baik genus Anopheles, Culex, Aedes, dan Armigeres.

Penyakit kaki gajah ditularkan saat seekor nyamuk menghisap darah seseorang yang mengandung anak cacing Filaria yang disebut mikrofilaria, menjadi parasit di dalam tubuh nyamuk selama lebih kurang dua minggu dan berubah menjadi larva L3.

Saat nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang lain, larva L3 tersebut masuk ke dalam tubuh orang tersebut, tumbuh dan berkembang selama berbulan-bulan menjadi cacing Filaria dewasa di dalam pembuluh dan kelenjar getah bening manusia.

“Berbulan-bulan kemudian, cacing filaria dewasa mampu menghasilkan cacing-cacing kecil mikrofilaria yang beredar aktif di peredaran darah tepi pada waktu malam hari, namun saat siang hari mikrofilaria berada di kapiler darah organ dalam,” urainya.

Meskipun demikian kata Slamet, penyakit kaki gajah ini bersifat menahun atau kronis.

Bila tidak mendapat pengobatan, akan menimbulkan kecacatan yang menetap seumur hidup.

Misalnya berupa bengkak atau pembesaran di beberapa anggota tubuh misalnya kaki, lengan, atau buah zakar atau skrotum.

“Jika terjadi pembengkakan sudah tidak bisa lagi dilakukan pengobatan dan dianggap cacat. Hanya saja dilakukan perawatan rutin,” ungkap Slamet Wahidin.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

 

 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved