Berita Viral
Detik-detik Tangan Arjo Warga Delas Basel Putus Saat Duel Vs Buaya : Saya Gigit Balik Lehernya
Arjo, warga Desa Delas, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Bangka Belitung, mengungkap detik-detik mengerikan saat tangannya putus usai duel vs buaya.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: fitriadi
BANGKAPOS.COM - Arjo, warga Desa Delas, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Bangka Belitung, mengungkap detik-detik mengerikan saat tangannya putus usai duel melawan buaya, Jumat (4/1/2024).
Arjo ternyata berduel dengan buaya ganas di Sungai Nyire tersebut.
Saat tangan kanannya digigit, pria berusia 32 tahun itu menggigit balik leher buaya.
Gigitan buaya pun terlepas.
Arjo kemudian ditolong oleh anak dan keponakannya yang ketakutan menunggu ketakutan di perahu.
Arjo menceritakan detik-detik tangannya putus usai duel vs buaya ganas ini sambil terbaring di ruang rawat lantai 4 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr (HC) Ir Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Bangkapos menemuinya, Minggu (7/1/2024).
Iai masih merasakan sakit pada luka di tubuhnya.
Rasa sakit terutama datang dari bagian lengan kanan yang ditutup perban.
Pria 32 tahun itu kehilangan tangan kanannya akibat terkaman buaya di Sungai Nyire, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan.
Arjo (32), warga Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, baru menjalani operasi untuk mengobati luka di lengan kanannya.
Dia masih menunggu operasi lanjutan yang disebut perlu dilakukan terhadap
luka tersebut.
Pria yang sehari-harinya adalah petani sawit itu masih ingat terkaman buaya yang terjadi pada Jumat (5/1) siang lalu.
Dia tidak hanya berjuang menyelamatkan diri dari predator ganas tersebut.
Arjo juga berusaha agar anak dan keponakannya tidak ikut jadi korban terkaman buaya.
"Kurang lebih sudah 10 tahun saya sering ke sana (sungai) mencari ikan dengan cara memancing ataupun menjaring ikan, belum pernah terjadi seperti ini dan kemunculan buaya baru pertama kali," ungkap Arjo di ruang rawat RSUD Dr (HC) Ir Soekarno, Minggu (7/1/2024).
Pada Jumat (5/1/2024) lalu, Arjo berencana memasang jaring ikan di Sungai Nyire. Dia turun ke sungai bersama anak dan keponakannya.
Mereka menggunakan sampan di sungai yang dalamnya satu meter itu.
Di tengah aktivitasnya, Arjo diterkam buaya yang diperkirakan sepanjang tiga meter.
Buaya menyerang Arjo dari arah belakang.
“Lalu saya lawan dan saya bilang ke anak-anak lari dari sungai jangan sampai menyerang mereka,” katanya.
“Saya mencoba menyelamatkan diri, tapi karena buaya terus menyerang dan menggigit bahu kiri. Dan ketika menggigit tangan kanan, saya gigit bagian leher buaya kurang lebih dua menit dan dia (buaya) langsung melepaskan saya," lanjut Arjo.
Berjalan 2 kilometer
Meski lepas dari buaya, Arjo mengalami luka serius.
Dia kehilangan tangan kanan hingga ke bagian bahu.
Darahpun mengucur saat Arjo bersama anak dan keponakannya mencari pertolongan.
"Usai kejadian itu dan saya bersama anak-anak langsung lari dari buaya di sungai, sampan ataupun motor kami tinggal karena tidak mengemudi. Kondisi saya, ya berlumuran darah dan sampai-sampai celana yang saya pakai basah lecep (kuyup--red)," sebutnya.
Arjo bersama anak dan keponakannya berjalan 2 kilometer dari lokasi kejadian hingga bertemu warga yang menolongnya.
Arjo kemudian dilarikan ke RS Abu Hanifah, Kabupaten Bangka Tengah, sekitar pukul 15.00 WIB atau
satu jam setelah penerkaman buaya.
Belum ditemukan
Akibat luka yang dideritanya, Arjo dirujuk ke RSUD Dr (HC) Ir Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada Sabtu (6/1/2024) kemarin, dia mengaku baru menjalan satu kali tindakan operasi untuk menjahit luka akibat kehilangan tangan kanan.
"Baru satu kali operasi kemarin (Sabtu), belum tahu seperti apa nanti masih nunggu dari dokter dan kalau luka sudah diobati karena banyak yang kena jahit termasuk bagian belakang hingga tangan kanan," ucap Arjo.
Diriya pun sangat bersyukur bisa selamat dari terkaman buaya dan berharap kejadian di sungai itu tidak
terjadi lagi.
"Alhamdulillah walaupun tangan kanan saya hilang karena dimakan buaya, yang terpenting saya selamat dan kalau saya tidak melawan kemarin mungkin saya tidak selamat. Sampai sekarang buaya atau tangan
kanan saya belum ketemu, warga masih mencari keberadaan buaya itu," kata Arjo.
“Semoga juga ini yang pertama dan terakhir. Jangan sampai terjadi ke orang lain, apalagi sungai itu biasa tempat kami mencari ikan," harapnya.
Arjo Butuh Bantuan
Kini penggalangan dana dilakukan untuk Arjo (32) korban serangan buaya di Sungai Nyire, Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.
Langkah itu diambil guna meringankan beban Arjo dan keluarganya pasca menjalani operasi lengan tangan kanannya di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr (HC) Ir Soekarno beberapa waktu lalu.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Delas, Tan Jaya mengatakan, penggalangan dana itu dilakukan untuk membantu biaya operasi dan keluarga Arjo pasca menjalani operasi.
Arjo adalah tulang punggung keluarganya.
Ia memiliki dua orang anak dan satu orang istri.
Saat ini Arjo juga telah menjalani prosedur operasi di RSUP Ir Soekarno pasca menjadi korban serangan buaya.
“Iya benar, kami membuka penggalangan dana untuk membantu warga kami yang menjadi korban serangan buaya saat mencari ikan,” kata dia kepada Bangkapos.com, Senin (8/1/2024)..
Tan Jaya memaparkan, kesehariannya Arjo adalah seorang pekerja serabutan.
Apapun pekerjaan dirinya lakoni selain mencari ikan selama tiga sampai empat kali dalam sepekan.
Dengan kehilangan tangan kanannya dan menjalani masa pemulihan pasca operasi perekonomian Arjo terancam lumpuh.
Maka dari itu Pemerintah Desa juga segera melakukan pembahasan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Bagaimana desa bisa membantu kebutuhan Arjo dalam menjalani masa pemulihan dan pasca sembuh.
Di mana pemerintah desa berinisiatif untuk memberikan Arjo tangan palsu untuk membantu kesehariannya.
“Pemerintah Desa Delas juga akan membahas permasalahan ini, bagaimana desa bisa membantu kebutuhan Arjo ini. Nantinya bagaimana apakah tangannya akan menggunakan tangan palsu, ini akan kita bahas,” jelas Tan Jaya.
Dalam penggalangan dana itu dibuka langsung oleh keluarga Arjo. Bantuan dapat disalurkan ke nomor rekening Bank BCA 041-086-1119. Sementara Pengiriman bantuan dapat dikonfirmasikan ke Aidil di nomor handphone 0819-9566-8666 dan Rudi Alwi 0813-1717-2873.
Interaksi Negatif Buaya Tertinggi di Indonesia
MANAGER of Alobi Foundation, Endi Riadi mengungkapkan keprihatinannya atas peristiwa yang menimpa Arjo (32), warga Desa Delas, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, yang diterkam buaya beberapa hari lalu.
“Kami sangat prihatin kepada korban karena memang saat itu sedang mencari ikan,” ucap Endi, Minggu (7/1/2024).
Kata Endi, pihaknya sendiri belum pernah secara langsung mengunjungi Sungai Nyire yang berada di Kecamatan Air Gegas itu.
“Kami belum tahu kondisinya gimana, apakah sungai disitu (Sungai Nyire) memang habitat buaya, apakah sebelumnya buaya di situ sudah pernah ada apa belum. Kami juga tidak tau apakah ada aktivitas lain di sungai itu, misalnya seperti pertambangan ilegal,” katanya.
Kendati demikian, dia menyebutkan bahwa seluruh aliran sungai yang ada di Bangka Belitung berpotensi menjadi
ada buayanya dan menjadi habitat buaya.
“Misalnya di sungai yang sering digunakan masyarakat, satwa liar itu kan bisa menghindar (menjauhi manusia).
Dan ketika mendiami suatu wilayah, dia (satwa liar) bakal ada disitu terus. Tapi ketika rusak karena ada aktivitas lain seperti pertambangan ilegal, mereka akan lari ke sungai lain, makanya kadang-kadang ada sungai yang sebelumnya enggak ada buaya tiba-tiba jadi ada buayanya,” jelasnya.
Kata dia, jika di suatu sungai terjadi pertambangan ilegal yang menyebabkan kerusakan habitat buaya, maka menjadi salah satu pemicu serangan buaya kepada manusia.
Endi mengungkapkan bahwa berdasarkan data terbaru, Provinsi Bangka Belitung adalah salah satu daerah dengan kasus interaksi negatif buaya dengan manusia yang tertinggi di Indonesia, bahkan mungkin di dunia.
“Dan rata-rata itu karena akibat dari penyempitan habitat atau kerusakan habitat (buaya) yang ada di Bangka
Belitung sehingga memicu potensi interaksi negatif (konflik) dengan manusia,” terangnya.
Menurutnya, dari kasus yang terjadi selama ini, interaksi negatif itu terjadi karena adanya pertambangan ilegal yang menyebabkan rusaknya habitat buaya tersebut.
Lebih lanjut, Endi menjelaskan bahwa jenis buaya yang sering dijumpai di Bangka Belitung adalah jenis Crocodylus
Pororus atau disebut juga buaya muara.
“Buaya muara itu adalah jenis yang paling agresif di dunia. Jadi memang pola, tingkah lakunya lebih agresif dari jenis buaya lainnya,” jelasnya.
Kemudian, selain terkenal agresif, buaya muara juga terkenal dengan ukurannya yang lebih besar dibanding jenis buaya lainnya.
“Sepengetahuan kami, buaya muara yang pernah diukur sejarah manusia itu adalah sebesar 7 meter, dan itu di luar Indonesia,” sambungnya.
Endi berujar, di Bangka Belitung, buaya bisa dikatakan sebagai puncak predator yang selalu mempunyai insting liar.
“Sifat alaminya itu agresif, karena memang puncak predator. Apalagi di Babel, kita kan enggak ada harimau, jadi
bisa dikatakan puncak predatornya itu buaya,” tambahnya.
Lebih lanjut, pada saat musim kawin, jenis buaya muara juga akan lebih ganas lagi.
Kata Endi, periode musim kawin buaya dimulai sehabis bulan Agustus sampai dengan Januari atau Februari.
Oleh karena itu, pada periode tersebut, cenderung buaya akan lebih agresif. Apalagi di malam hari, karena pada
dasarnya buaya adalah hewan nokturnal (aktif di malam hari).
“Jadi pada kesempatan ini, kami mengimbau kepada masyarakat ketika ada suatu sungai yang diketahui ada buayanya, lebih baik menghindar atau mengurangi aktivitas di sana,” imbuhnya. (bangkapos.com/v1/ Cepi Marlianto/ Dedy Qurniawan)
buaya
Arjo
Desa Delas
Bangka Selatan
Bangka Belitung
Berita Bangka Selatan
berita bangka pos hari ini
Dedy Qurniawan
15 Hari Buron, Bripda Alvian Pembunuh Putri Apriyani Ditangkap di NTB, Ini Jejak Pelariannya |
![]() |
---|
Siapa Oknum Jaksa yang Disebut Peras Annar Sampetoding Rp5 M Agar Bisa Bebas, Dibantah Kejati Sulsel |
![]() |
---|
Siapa Salsa Erwina, Juara Debat se-Asia Pasifik Tantang Ahmad Sahroni Bicara Soal Tunjangan Gaji DPR |
![]() |
---|
Siswandi Pelaku Kekerasan Terhadap Syahpri Dokter RSUD Sekayu Ditangkap saat Bersama Anak Kecil |
![]() |
---|
Sosok Ustaz Evie Effendi Pendakwah Terkenal di Bandung Diduga KDRT ke Anak, Pernah Dipenjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.