Tribunners

Pembelajaran Berbasis Differentiated Based Learning untuk Mengoptimalkan Potensi Peserta Didik

Melalui pembelajaran berbasis DBL, peserta didik diberikan kemerdekaan serta keleluasaan untuk mengoptimalkan bakat, minat, serta potensi

Editor: suhendri
ISTIMEWA
Rudiyanto, S.Pd. - Guru Pendidikan Agama Islam SDN 9 Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan 

Oleh: Rudiyanto, S.Pd. - Guru Pendidikan Agama Islam SDN 9 Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan

PENDIDIK hendaknya dapat menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan keinginan peserta didik. Tiap-tiap peserta didik tentu memiliki latar belakang, minat, dan bakatnya masing-masing. Oleh karena itu, pendidik harus dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut, seperti misalnya menyiapkan strategi pembelajaran dan modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya masing-masing.

Selain itu, sebagai pendidik hendaknya memahami bahwa tiap-tiap peserta didik memiliki karakteristik belajar yang berbeda-beda. Misalnya, peserta didik dengan karakteristik belajar kinestetik (mempraktikkan), visual (memperhatikan), maupun auditori (mendengarkan).

Pembelajaran berbasis Differentiated Based Learning (DBL) menurut Corley dalam (Evi Lailiyah 2016 : 55) merupakan pendekatan pembelajaran yang mengizinkan pendidik untuk merencanakan strategi guna memenuhi kebutuhan dari setiap peserta didik.

Menurut Champan dan King dalam (Sion Stepani Simanjuntak dan Tanti Listiani 2010 : 135) bahwa pembelajaran berbasis Differentiated Based Learning merupakan pembelajaran yang terdiferensiasi yang berdasarkan pada kesiapan (readiness), profil belajar peserta didik (learning profile) dan ketertarikan (interest).

Berdasarkan teori tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran berbasis DBL merupakan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dengan menyesuaikan karakteristik belajar peserta didiknya masing-masing.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana cara mengimplementasikan pembelajaran berbasis DBL pada proses pembelajaran? Berdasarkan pengalaman penulis, penyesuaian-penyesuaian tersebut misalnya dalam memilih strategi pembelajaran, pemberian penugasan kepada peserta didik serta penilaian.

Karakteristik peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, dapat diberikan pembelajaran yang sifatnya praktik seperti menggambar, menulis, praktik olahraga, praktik komputer dan lain sebagainya. Kemudian karakteristik peserta didik dengan gaya belajar auditori dapat diberikan pembelajaran yang sifatnya mendengarkan penjelasan pendidik, mendengarkan rekaman terkait materi pembelajaran dan lain sebagainya.

Selanjutnya karakteristik peserta didik dengan gaya belajar visual dapat diberikan pembelajaran berupa tayangan power point, video pembelajaran, dan lain sebagainya.

Dalam memberikan penugasan dan penilaian, pendidik juga harus menyesuaikan dengan karakteristik belajar peserta didiknya. Misalnya penugasan pada peserta didik dengan karakteristik belajar kinestetik, maka penugasannya mengarah kepada praktik langsung dan bisa menggunakan penilaian berupa observasi oleh pendidik.

Kemudian bagi peserta didik dengan karakteristik belajar auditori, penugasan berupa analisis atau mengerjakan evaluasi setelah mendengarkan penjelasan materi atau rekaman materi pembelajaran serta penilaiannya dapat berupa tes maupun nontes. Selanjutnya, peserta didik dengan karakteristik belajar visual dapat diberikan penugasan berupa analisis setelah melihat ilustrasi materi serta penilaiannya berupa tes maupun nontes.

Pada akhirnya, mari kita semua sebagai pendidik yang profesional hendaknya senantiasa menghadirkan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran serta senantiasa mengembangkan diri. Salah satunya melalui pembelajaran berbasis DBL ini. Hal ini juga dalam rangka mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

Melalui pembelajaran berbasis DBL, peserta didik diberikan kemerdekaan serta keleluasaan untuk mengoptimalkan bakat, minat, serta potensi yang ada dalam dirinya. Selain itu juga, dengan diberikan kemerdekaan dan keleluasaan dalam belajar, harapannya adalah peserta didik tidak merasa tertekan dan terbebani dengan proses pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.

Dengan demikian, pembelajaran yang dilaksanakan pun dapat mencapai indikator-indikator yang diharapkan pendidik maupun satuan pendidikan atau sekolah serta mampu menghantarkan tiap-tiap peserta didik menuju pintu gerbang kesuksesan. (*)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved