Berita Pangkalpinang

Kabupaten Bangka Jadi Daerah dengan Penduduk Miskin Terbanyak di Babel, Peringkat Dua Bangka Tengah

Sedangkan Bangka Tengah dan Belitung menyusul di peringkat kedua dan ketiga dengan jumlah 57.714 dan 55.513 orang/anggota

Editor: Iwan Satriawan
Bangkapos.com/Gogo Prayoga
Staf Analis Masalah Sosial, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Babel, Walandera. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Berdasarkan data dari Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Babel per-minggu ketiga bulan Februari 2024, mencatat Kabupaten Bangka menjadi daerah dengan penduduk miskin terbanyak di Babel. 

Dalam rinciannya, angka tersebut berjumlah sebanyak 79.650 orang atau anggota rumah tangga.

Sedangkan Bangka Tengah dan Belitung menyusul di peringkat kedua dan ketiga dengan jumlah 57.714 dan 55.513 orang/anggota rumah tangga. 

Dinsos PMD Babel yang dalam hal ini diwakili Staf Analis Masalah Sosial, Walandera menjelaskan, data ini mereka peroleh berdasarkan hasil pengajuan dari desa, kecamatan, atau kabupaten yang dirasa memiliki masyarakat miskin, yang nantinya akan diverifikasi oleh Dinsos PMD Babel dan dilanjutkan penetapannya oleh kementerian sosial. 

"Jadi didalam ranah sosial, masyarakat miskin itu adalah masyarakat yang terdata di data terpadu kesejahteraan sosial, itu dibuatkan melalui keputusan menteri sosial. Bahasanya mereka ini yang rentan untuk diberi bantuan. 

Jadi data itu terstruktur dari bawah sampai ke atas, dan kementerian sosial nantinya yang akan menetapkan siapa saja yang memang layak untuk dibantu," kata Walandera kepada bangkapos.com, Senin (19/2/2024). 

Adapun mengenai metode yang mereka gunakan, kata Walandera, Dinsos PMD Babel menggunakan kriteria sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah pusat atau dalam hal ini kementerian sosial. 

"Sejauh ini dalam menyaring kriteria, kita memang masih banyak mengacu dari indikator yang di Jawa atau nasional. Kalau secara nasional umumnya yang saya ketahui misal contohnya, listriknya hanya 450 watt," kata Walandera.

Meski demikian, Walandera menyebutkan saat ini pemerintah daerah sedang melakukan proses pengkajian ulang dalam menentukan indikator yang lebih tepat dan akurat untuk menilai dinamika kemiskinan yang ada di Babel. 

Menurutnya indikator kemiskinan yang ada di nasional atau Jawa dengan yang ada di Babel, tidak serta merta bisa disamakan, mengingat setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

"Namun di Babel saat ini masih proses untuk membuat kriteria kemiskinan sendiri. Karena apa yang terjadi di Jawa atau secara nasional belum tentu dikatakan miskin untuk di Babel atau sebaliknya.

Misalnya kwh listriknya 450 watt, mungkin di Pulau Jawa itu sudah dikatakan miskin. Namun di Bangka belum bisa sepenuhnya dikatakan seperti itu. Makanya perlu untuk kita mengkaji ulang mengenai kriteria miskin ini," imbuhnya.

Sementara itu di lain sisi, Walan menyebutkan angka saat ini rupanya mengalami penurunan pada tahun sebelumya.

"Tetapi sejauh ini terjadi penurunan ya, mulai dari tahun 2022 berangsur menurun sampai sekarang. Namun perlu kita ketahui, kemiskinan ini kan dinamis, berubah-ubah terus setiap waktu, jadi harus kita pantau terus perkembangannya," terang Walandera. 

Berikut persentase, sebaran masyarakat miskin di Bangka Belitung berdasarkan kabupaten/kota.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved