IAIN SAS Babel Gelar Society Empowering di SMAN 1 Tempilang, Peran Gen Z untuk Pariwisata

Kegiatan ini mengusung tema Gen Z sebagai komunitas lokal dalam pengembangan wisata di era digital, bagi siswa siswi di SMAN 1 Tempilang

Istimewa
Prodi Pariwisata Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN SAS Bangka Belitung menggelar Society Empowring di SMAN 1 Tempilang, Rabu (28/2/2024). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Prodi Pariwisata Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung ( IAIN SAS Babel ) menggelar Society Empowering di SMAN 1 Tempilang, Bangka Barat, Rabu (28/2/2024).

Kegiatan ini mengusung tema Gen Z sebagai komunitas lokal dalam pengembangan wisata di era digital, bagi siswa siswi di SMAN 1 Tempilang.

Sekretaris kegiatan Society Empowring Prodi Pariwisata Syariah IAIN SAS Babel, Atikah menyampaikan ini merupakan satu dari tiga Tridarma perguruan tinggi, yakni pengabdian terhadap masyarakat.

"Kegiatan ini sebagai salah satu tugas seorang pendidik yakni dengan mencerdaskan anak bangsa yang berkualitas. Maka dengan itu kami di sini melaksanakan pengabdian dengan tema Gen Z sebagai Komunitas Lokal dalam Pengembangan Wisata di Era Digital, " terang Atika

Luna Febriani, pembicara dalam kegiatan ini menjelaskan pariwisata saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat dihindari.

Seperti diungkapkan Hunziker dalam definisinya tentang wisata yakni keseluruhan fenomena dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan untuk tinggal dan tidak berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan upah.

"Jadi orang yang berwisata tersebut dipengaruhi beberapa faktor, seperti faktor budaya, sosial, personal dan psikologi dan semuanya saling berkaitan, " terang Luna

Luna memaparkan, jika ingin berkembang dan maju dalam hal pariwisata perlu adanya dukungan, seperti attraction, accsesibility, amenity, ancillary facities dan institution.

"Tempat wisata itu harus ada pemikatnya, artinya orang itu datang karena ada daya tarik dari tempat wisata itu. Lalu akses untuk menuju tempat wisata tersebut harus mudah, bisa dijangkau dengan kendaraan dan tidak menyusahkan wisatawan," sebutnya

"Tempat wisata itu harus memberikan kenyamanan bagi pengunjungnya. Jangan sampai orang berwisata malah dapat masalah. Kemudian juga fasilitas pendukung misalnya keberadaan berbagai organisasi yang memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta pemasaran dari suatu destinasi wisatawisata, dan lain sebagainya," lanjut Luna

Di sisi lain, Luna menjabarkan ada beberapa permasalahan dalam sektor pariwisata yang perlu dipahami. Seperti isu lingkungan dan sosial budaya, pembangunan fasilitas pariwisata yang melanggar kepatutan maupun alih fungsi lahan.

Selain itu kurang mengakomodir lapisan masyarakat dengan tidak melibatkan warga lokal, artinya hanya dinikmati segelintir orang saja.

"Hal ini kemudian dikenal dengan pariwisata massal. Ciri pariwisata massal di antaranya kurangnya perhatian terhadap keinginan masyarakat, tidak memperhatikan persoalan ekologi dan lainnya, " Kata Dosen Universitas Bangka Belitung ini

Dia mengatakan, Gen Z memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi dan cenderung memilih destinasi wisata yang berkomitmen pada praktik berkelanjutan.

Mereka memandang peristiwa sebagai kesempatan untuk merespon tantangan perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati, menciptakan untuk destinasi yang ramah lingkungan.

Halaman
12
Sumber: bangkapos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved