PROFIL Sujiwo Tejo yang Lukisannya Dibeli SYL Rp200 Juta, Sastrawan Senior Pernah jadi Wartawan
Sujiwo Tejo memiliki nama lengkap Agus Hadi Sudjiwo, ia merupakan seniman asal Indonesia. Sujiwo Tejo lahir pada 31 Agustus 1962 di Jember, Jawa...
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM -- Kasus dugaan korupsi mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasil Limpo atau SYL perlahan terkuak di persidangan.
Uang yang didapat dari hasil korupsi itu mulai terkuak digunakan oleh SYL untuk apa saja.
Terbaru, SYL diketahui menggunakan uang hasil dari memeras anak buahnya untuk membeli lukisan dari sastrawan senior, Sujiwo Tejo.
Uang itu didapat dari hasil memeras para eselon I di Kementerian Pertanian (Kementan).
Lukisan Sujiwo Tejo dibeli oleh SYL dengan harga Rp200 juta.
Hal itu diketahui lewat persidangan yang digelar pada Seni (6/5/2024) kemarin di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pembelian lukisan itu terungkap ketika Jaksa mencecar Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Raden Kiky Mulya Putra dan Admin Keuangan Sub Koordinator Rumah Tangga Pimpinan Kementan, Aris Andrianto.
Keduanya dihadirkan sebagai saksi dugaan pemerasan dan gratifikasi eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.
Dalam persidangan itu, Jaksa KPK bertanya kepada Kiky mengenai pembelian lukisan.
“Apakah saksi juga pernah melakukan pembayaran lukisan?” tanya Jaksa KPK di ruang sidang, Senin (6/5/2024).
“Lukisan dari Pak Sujiwo Tejo,” jawab Kiky.
Kiky mengaku, pada Agustus 2022 ia mendapatkan arahan dari Kepala Bagian Rumah Tangga, Arief Sopian dan Plt Kaburo Umum Kementan, Zulkifli.
Nilai lukisan itu mencapai Rp 200 juta.
Ia mengaku diminta datang menemui Zul di ruangannya untuk menyelesaikan kemauan SYL.
Namun, saat itu ia tidak memiliki uang Rp 200 juta.
“Karena diminta uang sebanyak itu, lalu saya tetap diminta untuk bayar hari itu juga, saya minta bantuan ke Pak Nasir vendor kementerian di Biro Umum,” terang Kiky.
Nasir kemudian mengirimkan uang Rp 130 juta kepada Kiky. Uang itu berstatus pinjaman.
Sementara, Rp 70 juta berasal dari kas pejabat eselon I Kementan.
Uang kas itu dikumpulkan secara paksa.
“Jadi totalnya Rp 200 juta saya langsung transfer ke orangnya Sujiwo Tejo,” tutur Kiky.
Lantas Siapa Sujiwo Tejo?
Sujiwo Tejo memiliki nama lengkap Agus Hadi Sudjiwo, ia merupakan seniman asal Indonesia.
Sujiwo Tejo lahir pada 31 Agustus 1962 di Jember, Jawa Timur.
Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di Situbondo.
Sejak kecil, Sujiwo Tejo sudah belajar mendalang dan merupakan bakat turunan dari sang ayah yang bernama Soetedjo.
Sujiwo Tejo pernah berkuliah di ITB pada 1981 Fakultas teknik Sipil sebelum akhirnya menerima surat D.O pada 1988.
Sujiwo Tejo pernah menjadi wartawan Kompas selama delapan tahun sebelum akhirnya berkarier sebagai penulis, pelukis, pemusik dan dalang wayang.
Pada masa awal kariernya (1994), Sujiwo Tejo menciptakan sendiri lakon-lakon wayang kulit yang dibawakannya berjudul 'Semar Mesem'.
Pada 1996, Sujiwo Tejo berhasil menyelesaikan 13 episode 'Ramayana' di Televisi Pendidikan Indonesia dan wayang acapella yang berjudul 'Shinta Obong' dan lakon 'Bisma Gugur'.
Sujiwo Tejo memprakarkasai berdirinya jaringan dalang pada 1999 dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai wayang dalam kehidupan masyarakat.
Pada 2004 Sujiwo Tejo mendalang keliling Yunani.
Selain sebagai dalang wayang, Sujiwo Tejo juga dikenal sebagai penyanyi mulai tahun 1998 berkat lagu-lagunya dalam album 'Pada Suatu Ketika'.
Bahkan video klip 'Pada Suatu Ketika' berhasil meraih penghargaan video klip terbaik pada Grand Final Video Musik Indonesia 1999.
Setelah album 'Pada Suatu Ketika', Sujiwo Tejo juga mengeluarkan album 'Pada Sebuah Ranjang' (1999), 'Syair Dunia maya' (2005) dan 'Yaiyo' (2007).
Di bidang teater, Sujiwo Tejo pernah aktif mengajar teater di Eksotika Karmawibhangga Indonesia (EKI) sejak 1997 dan mulai memberikan workshop di berbagai daerah di Indonesia sejak 1998.
Sujiwo Tejo juga menjajal dunia akting dan menjadi sutradara beberapa film Indonesia.
Debut film pertamanya adalah 'Telegram' di tahun 2001 arahan Slamet Rahardjo dengan lawan main Ayu Azhari.
Film-film bergengsi lain yang pernah dibintanginya adalah 'Janji Joni', 'Kafir', 'Detik Terakhir', 'Sang Pencerah' dan 'Tendangan dari Langit'.
Terkait kehidupan pribadi, Sujiwo Tejo pernah menikah dengan penyanyi dan aktris Diah Puspitasari.
Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki satu orang anak bernama Aji Setyo Wibowo.
Sujiwo Tejo saat ini masih aktif menulis, berkarya, dan mengadakan pertunjukan.
Berikut beberapa karya Sujiwo Tejo:
Buku:
Tuhan Maha Asyik (2008)
Tuhan Maha Nyentrik (2010)
Tuhan Maha Tahu (2012)
Tuhan Maha Cinta (2014)
Tuhan Maha Cantik (2016)
Puisi:
Semar Mesem (1994)
Shinta Obong (1996)
Bisma Gugur (1998)
Cinta dan Kegilaan (2000)
Senja di Tanah Larangan (2002)
Cerita:
Sang Pangeran (2004)
Sang Ratu (2006)
Sang Mahaguru (2008)
Sang Nabi (2010)
Sang Dewa (2012)
Wayang kulit:
Semar Mesem (1994)
Shinta Obong (1996)
Bisma Gugur (1998)
Cinta dan Kegilaan (2000)
Senja di Tanah Larangan (2002)
Musik:
Pada Sebuah Ranjang (1998)
Semar Mesem (1999)
Shinta Obong (2000)
Bisma Gugur (2001)
Cinta dan Kegilaan (2002)
(Bangkapos.com/Kompas.com)
Siapa Tersangka Skandal Korupsi Kuota Haji, KPK: Sedang Kami Siapkan, Tunggu Secepatnya |
![]() |
---|
Sidang PHPU Pilkada Ulang Bangka di MK Berlanjut, Penggugat Tunggu Jawaban Termohon Selasa Depan |
![]() |
---|
Cerita Mongol Stres Pernah Ditipu Cagub Rp 53 M, Dipenjara Karena Judi Hingga Terjebak Sekte Satanic |
![]() |
---|
Sidang Gugatan Pilkada Ulang Bangka di MK Pagi Ini, Apa Isi Gugatannya? |
![]() |
---|
Statistik Irak Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.