Bus yang Kecelakaan di Subang Berusia 18 Tahun, Uji KIR-nya Habis 2023, Diduga Tak Punya Izin Usaha

Bus yang Kecelakaan di Subang Berusia 18 Tahun, Uji KIR-nya Habis 2023, Diduga Tak Punya Izin Usaha

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnews
Bus yang Kecelakaan di Subang Berusia 18 Tahun, Uji KIR-nya Habis 2023, Diduga Tak Punya Izin Usaha 

BANGKAPOS.COM - Bus yang kecelakaan di Subang ternyata adalah bus buatan 2006, dan itu artinya usianya kini adalah 18 tahun.

Fakta lainnya yang terungkap adalah uji KIR bus tersebut ternyata sudah habis sejak Desember 2023.

Selain itu, perusahaan yang mengoperasikan bus maut pada kecelakaan Subang ini juga diduga tak memiliki izin usaha angkutan.

Seperti diberitakan,  bus pariwisata PO Trans Putera Fajar, pengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, yang mengalami rem blong di tanjakan kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu petang 11 Mei 2024, diduga sudah berganti-ganti pemilik sebelum dioperasikan oleh PT Jaya Guna Hage dengan pelat nomor polisi Kabupaten Wonogiri.

Informasi yang dihimpun Tribunnews, bus merek Hino AK buatan tahun 2006 bermesin depan tersebut awalnya dioperasikan oleh sebuah perusahaan otobus ternama di trayek Sumatera.

Mesinnya tipe Hino AK1J non-turbo, sistem pengereman sudah full air namun untuk rem tangan masih manual.

Dari PO tersebut, bus tersebut kemudian dijual ke sebuah perusahaan otobus di Pulaua Jawa. Dari perusahaan otobus tersebut bus ini kemudian dijual ke PO Jaya Guna Hage.

Dari PO Jaya Guna Hage, bus kemudian berpindah pemilik kepada perusahaan otobus lainnya hingga dua kali.

Namun, sejak bus tersebut berpindah tangan dari PO Jaya Guna Hage ke operator lain, izin KIR bus tersebut tetap menggunakan nama PO Jaya Guna Hage untuk keperluan perizinan.

Diduga PO yang mengoperasikan bus pariwisata nahas tersebut tidak memiliki izin usaha bus pariwisata.

Hal itu diperkuat oleh pernyataan resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Mereka menyatakan, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.

Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Rombak Model dari Discovery Laksana ke Jetbus 3

Selain berganti pemilik hingga beberapa kali, bus nahas Fahar Putera Trans tersebut juga mengalami perombakan model di bengkel karoseri.

Model asli bus ini adalah Disovery buatan karoseri Laksana, Ungaran.

Model Discovery umumnya memang banyak ditemukan pada bus-bus bermesin depan yang diproduksi Karoseri Laksana seperti misalnya yang biasa kita jumpai pada bus-bus ekonomi AKAP asal Jawa Timur.

Baca juga: Spesifikasi Bus Trans Putera Fajar yang Kecelakaan di Subang dan Tewaskan Belasan Siswa SMK Depok

Demi memenuhi tuntutan dan selera pasar dan minat konsumen akan bus dengan model kekinian, bus tersebut kemudian dirombak total modelnya menjadi model Jetbus 3 SHD ala bikinan Karoseri Adi Putro, Malang.

Terkait kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar ini Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengankepolisian untuk menginvestigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Ditjen Hubdat mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

"Diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.

Sebelumnya, bus membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, mengalami kecelakaan tragis di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Total korban mencapai belasan orang. Dari pihak SMK Lingga Kencana Depok korban mencapai 10 orang yang seluruhnya adalah penumpang bus tersebut.

Kronologi

Sementara itu, Sadira, sang sopir mengungkap kronologi kecelakaan bus di Ciater, Subang tersebut.

Dia mengaku membanting setir ke samping untuk menghindari lebih banyak korban.

Seperti diketahui, kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang di Jalan Raya Ciater, Subang menjadi sorotan.

Tak terkecuali sosok sopir yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Kota Depok tersebut.

Diketahui, Bus Trans Putera Fajar dengan nomor pos AD-7524-OG itu dikendarai oleh Sadira.

Sadira selamat dalam insiden kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Ciater, Subang.

Kondisi Sadira hanya alami luka-luka di bagian kepala, tangan, dan kaki.

Adapun penyebab kecelakaan itu terjadi lantaran rem blong.

Hal ini diungkap langsung oleh Sadira saat ditemui TribunJabar.id

Sadira mengatakan, rem mobil yang ia kemudikan blong saat memasuki turunan perempatan Sariater.

"Waktu itu pada saat habis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan."

"Namun nahas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin enggak masuk-masuk."

"Ternyata anginnya tiba tiba habis," kata Sadira saat ditemui Tribun Jabar saat menjalani perawatan di RSUD Subang, Minggu (12/5/2024). 

Menurut Sadira, setelah tahu remnya blong, saat itulah dirinya kelabakan mencari jalur penyelamat.

Sayangnya, hal yang dia cari tak ada.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

"Karena di depan ada 5 sepeda motor, saya klakson enggak mau minggir."

"Akhirnya terpaksa saya buang ke samping, daripada lebih banyak korban yang di depan," imbuhnya.

Dia pun memilih buang kendaraan ke kanan sehingga menabrak Feroza dan tiga sepeda motor.

Sadira mengaku membanting setir ke arah kanan demi menghindari kecelakaan yang lebih parah.

Namun nahas, keputusannya itu tetap mengakibatkan satu pengendara sepeda motor tewas.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

"Namun ternyata korbannya juga banyak. Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya.

Dia mengatakan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal saat istirahat makan.

"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini," ujarnya

Sadira mengaku hanya mengalami luka sedang.

"Saya hanya mengalami luka sedang, tidak terlalu parah seperti yang bisa dilihat saat ini."

"Hanya mengalami memar di bagian kepala tangan, dan kaki," ucapnya.

Kronologi Kecelakaan

Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan raya Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu (11/5/2024) menewaskan 11 orang.

Kecelakaan tersebut melibatkan satu bus Parawisata Putra Fajar yang mengangkut para siswa dan tenaga pendidik SMK Lingga Kencana Depok, serta tiga kendaraan sepeda motor dan satu unit kendaraan roda empat.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast mengatakan, peristiwa itu terjadi saat Bus Trans Putera Fajar dengan nomor pos AD-7524-OG datang dari arah selatan menuju utara Jalan Raya Sariater. 

"Pada saat melaju pada jalan yang menurun oleng kekanan menabrak kendaraan Feroza dari arah berlawanan,"

"kemudian terguling miring kekiri posisi ban kiri di atas sehingga menabrak tiga kendaraan," ujar Jules Abraham Abast, Sabtu (11/5/2024).

Bus tersebut baru berhenti setelah menabrak tiang yang ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung tepat didepan Masjid As Sadah.

Akibat peristiwa kecelakaan maut ini, 11 orang menjadi korban meninggal dunia, serta puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Dari 11 orang korban tewas tersebut, 10 di antaranya adalah siswa SMK Lingga Kencana Depok sementara 1 korban lagi adalah pengendara motor.

"Informasi saat ini ada sebelas korban, di antaranya enam perempuan dan lima laki-laki."

"Semua korban kini berada di RSUD Subang," kaya Kapolda kepada wartawan di lokasi kejadian, Sabtu (11/5/2024) malam.

Motor Terbelah Dua

Ngerinya kecelakaan maut itu tergambar dari kondisi sepeda motor yang terlibat dalam musibah.

Salah satu motor itu bahkan sampai terbelah dua.

Satu bagian hanya menampakkan roda bagian depan beserta spakbor, sementara bagian lain bagian bodi ke belakang.

Belum diketahui apa jenis motor berwarna hitam tersebut.

Belum diketahui pula nasib pengendaranya apakah termasuk korban tewas atau tidak.

Dalam daftar 11 korban tewas, 1 di antaranya memang pengendara motor.

Sementara itu, Kapolda Irjen Pol Akhmad Wiyagus menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalami peristiwa yang menewaskan sebelas orang tersebut.

"Pihak kepolisian kini mendalami peristiwa tersebut, mencari tahu penyebab pasti kecelakaan itu secara pasti," katanya.

Sementara itu, salah satu saksi mata Sandi (36) menyebutkan bahwa kendaraan yang melaju dari arah Bandung menuju Subang tersebut diduga dalam kondisi mesin mati.

"Jadi dari atas (Bandung menuju Subang) itu lampu bus sudah engga nyala, gelap gitu. Cuman lampu hazard dinyalain."

"Kalau mesin nyala pasti kedengeran suara gas terus juga masih bisa klakson. Ini engga ada suara klakson sama sekali," kata Sandi kepada Tribunjabar.id di sekitar lokasi kejadian, Sabtu (11/5/2024).

Sandi mengatakan, bus yang melaju dengan kecepatan tinggi tersebut sempat oleng sebelum menabrak sejumlah kendaraan yang melintas dari arah berlawanan.

"Jadi oleng dulu tuh bus dari atas, habis itu baru nabrak mobil Daihatsu Feroza terus motor ada tiga sampai akhirnya nabrak tiang hotel hingga tiang listrik terus kebali," ucapnya.

Ia bersama warga lainnya mengaku terkejut dengan kejadian tersebut.

"Kaget, shock juga, warga yang berani akhirnya samperin buar selamat korban," kata Sandi 

Pantauan Tribunjabar.id di lokasi sekitar pukul 22.20 WIB, proses evakuasi bus parawisata dengan nomer polisi AD 7524 OG itu berhasil.

Evakuasi bus yang terguling tersebut berlangsung sekitar tiga jam.

Evakuasi dilakukan dengan dua kendaraan derek dan satu unit truk pengangkut galon air mineral.  

Diketahui, kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB tersebut diduga karena rem kendaraan blong hingga bus nahas tersebut terguling dan tergusur hingga terhenti di depan gerbang obyek wisata Sari Mas Ciater atau Masjid As-Saadah.

Selain menabrak sejumlah pohon, bus tersebut juga menghantam 3 motor di TKP.

(Bangkapos.com/TribunSumsel.com/TribunJabar.id)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved