PROFIL Kapolres Cirebon saat Kasus Vina Cirebon

Kasus Vina Cirebon ini terjadi pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam. Saat itu, Kapolres Cirebon dijabat Indra Fajar.

|
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan
tribun
PROFIL Brigjen Indra Fajar Kapolres Cirebon yang Tangani Kasus Vina, Sosoknya Kini Diungkit 

BANGKAPOS.COM -- Kasus tewasnya Vina Cirebon kembali disorot seiring dengan rilisnya film 'Vina: Sebelum 7 Hari'.

Kasus Vina Cirebon ini terjadi pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam.

Saat itu, Kapolres Cirebon dijabat Indra Fajar.

Indra Fajar masih berpangkat AKBP kala itu.

Namun kini, Indra Fajar sudah menyandang pangkat baru yakni Brigadir Jenderal Polisi atau Brigjen Pol Indra Jafar SH SIK MSi.

Brigjen Indra Jafar diamanahkan untuk mengemban jabatan sebagai Kabagproggar Rojianstra Sops Polri.

Posisi tersebut sudah diduduki Indra Fajar sejak Januari 2024.

Sosok Indra Fajar kembali diungkit seiring dengan viralnya kasus Vina Cirebon yang kembali menghebongkan publik.

Saat menangai kasus Vinca Cirebon, baru delapan orang yang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.

Sementara tiga orang lainnya masuk daftar pencarian orang (DPO) selama delapan tahun.

Spekulasi liar pun berkembang terkait penanganan kasus tersebut.

Bahkan disebut janggal dan pengakuan para terpidana yang tidak melakukan pembunuhan tersebut.

Khusus untuk tiga buronan, sampai kini identitasnya tidak diketahui secara jelas kecuali hanya nama panggilan.

Sebelumnya, Brigjen Pol Adi Vivid Agustiadi Bachtiar disebut sebagai Kapolres Cirebon saat peristiwa Vina dan Eky tersebut terjadi.

Namun setelah ditelusuri, Adi Vivid Agustiadi baru menjabat sebagai Kapolres Cirebon pada Desember 2016.

Sementara peristiwa pembunuhan Vina Cirebon terjadi pada 27 Agustus 2016.

PROFIL Brigjen Indra Fajar

Brigjen Indra Jafar lahir di Kota Malang, Jawa Timur, pada tanggal 16 April 1974.

Jenderal asal Malang ini pernah menjadi komandan upacara penurunan bendera saat HUT ke-72 RI.

Indra Jafar menganut agama Islam.

Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1995.

Di Akpol, Indra Jafar satu angkatan dengan Irjen Pol. Dr. H. Sandi Nugroho, S.I.K., S.H., M.Hum.

Sederet pendidikan kepolisian yang pernah ditempuhnya antara lain adalah Dikjur Das PA Intel (1996), Dikjurdas Perwira Lantas (1997), dan Jur Lan PA Reg Ident Lantas (1998), PTIK (2006) dan Sespimmen (2012).

Indra sendiri telah menyelesaikan studi S-1 Ilmu Hukum di Universitas Indonesia (UI).

Selain itu, ia juga telah merampungkan studi S-2 Kajian Ilmu Kepolisian di kampus yang sama.

Sosok Indra Fajar sebelumnya pernah viral, ia pernah menghebohkan publik karena menjadi muazin pada salat Jumat di Aksi 212 atau Aksi 2 Desember 2017.

Perjalanan karier

Karier Brigjen Indra Jafar telah malang melintang di dalam kepolisian Tanah Air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.

Indra Jafar memulai kariernya sebagai Pama Polres Hulu Sungai Tengah Polda Kalsel pada tahun 1996.

Semenjak itu, kariernya terus meroket.

Ia tercatat sempat menduduki posisi sebagai Kasatlantas Polres Metro Jaktim (2006), Kasistnk Subditregident Ditlantas Polda Metro Jaya (2009), dan Wakasat PJR Dit Lantas Polda Metro Jaya Sat PJR Ditlantas Polda Metro Jaya (2008).

Selain itu, Indra Jafar juga pernah menjabat sebagai Kasibpkb Subditregident Ditlantas Polda Metro Jaya (2009), Koorspripim Polda Metro Jaya (2011), dan Pamen Polda Metro Jaya (2012).

Tak sampai di situ, calon polisi berpangkat Irjen ini juga pernah bertugas sebagai Analisi Kebijakan Muda Dit Lantas Polda Metro Jaya (2012), Pamen Polda Sulteng (2012), Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Sulteng (2012), dan Pamen Polda Jabar (2013.

Pada tahun 2014, Indra kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Kasat PJR Ditlantas Polda Jabar.

Di tahun yang sama, ia dimutasi menjadi Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jabar.

Dua tahun kemudian, Brigjen Indra Jafar diangkat sebagai Kapolres Cirebon Kota.

Lalu, ia ditunjuk untuk menjadi Wadirlantas Polda Metro Jaya pada tahun 2016.

Pada tahun 2017, Indra Jafar lalu dipercaya untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kabidpropam Polda Jatim.

Satu tahun kemudian, ia diangkat menjadi Kapolres Metro Jaksel.

Pada tahun 2019, jenderal bintang 1 asal Malang ini diutus untuk menjabat sebagai Kasubdit Jemenopsrek Ditkamsel Korlantas Polri.

Barulah di tahun 2024 Brigjen Indra Jafar diangkat sebagai Kabagproggar Rojianstra Sops Polri.

Biodata

Nama: Indra Jafar

Tempat dan tanggal lahir: Malang, Jawa Timur, 16 April 1974

Agama: Islam

Profesi: Pati Polri

Pangkat: Brigjen

Istri:

Anak:

Lulusan Akpol: 1995

Kata Hotman Paris Soal Kasus Vina Cirebon

Pengacara Hotman Paris Hutapea menyebut ada pengaruh besar aparat di Jawa Barat (Jabar) dalam kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina di Cirebon, pada 2016 lalu.

Diketahui, kasus Vina Cirebon kembali menjadi sorotan usai film Vina: Sebelum 7 Hari tayang di bioskop, Rabu (8/5/2024). Sejauh ini, delapan pelaku sudah ditangkap dan diadili, sedangkan tiga pelaku masih buron.

Hotman Paris menjelaskan bahwa ia menemukan kejanggalan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) dari delapan terpidana kasus Vina Cirebon yang tiba-tiba berubah.

"Saat di BAP kan terpisah, hampir semuanya mengatakan ada tiga orang lagi, tetapi pada saat dilimpahkan ke kejaksaan mereka mengubah BAP,” kata Hotman di Jakarta, Kamis (17/5/2024).

“Sehingga diduga ada pengaruh di sini, sehingga 3 orang ini sampai sekarang seolah-olah alamatnya tidak jelas, harusnya di BAP itu ada," ujarnya.

Menurutnya, ada yang tidak beres dalam penyidikan awal kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina Cirebon.

Hotman meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jawa Barat Akhmad Wiyagus untuk memerintahkan jajarannya melakukan penyidikan ulang terhadap tiga buron.

"Jadi imbauan kepada Bapak Kapolri dan Bapak Kapolda Jabar agar kasus ini dibuka ulang penyidikannya, khusus kepada tiga tersangka."

"Dan agar diamankan semua BAP dari delapan terpidana ini yang menyatakan bahwa tiga orang pelaku ini yang sudah DPO, terlibat," ujar Hotman 

Pasalnya, ia menduga ada pengaruh yang cukup besar dari aparat di Jawa Barat yang ingin agar tiga buron tidak ditemukan.

“Ini pasti ada pengaruh besar dari oknum aparat di daerah Jawa Barat. Karena 8 orang menyatakan ada ada tiga lagi pelaku, tapi kok bisa mereka mengubah BAP-nya, bersamaan lagi, apa ada,” ucap dia.

Kasus pembunuhan dan pemerkosaan Vina di Cirebon kembali menjadi sorotan usai film Vina: Sebelum 7 Hari tayang di bioskop, Rabu (8/5/2024).

Vina dibunuh 11 anggota geng motor di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 27 Agustus 2016 malam.

Bareskrim Polri dan Polda Metro Jaya kini turun tangan untuk membantu pencarian tiga buron, yakni Dani (28), Andi (31), dan Pegi (30).

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Posbelitung.com/KompasTV)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved