Berita Bangka Selatan
Pemkab Bangka Selatan Genjot Kunjungan Wisatawan ke Pulau Lepar Lewat Tradisi Bueng Patong
tradisi bueng patong merupakan identitas Desa Kumbung yang sejak lama kebudayaan dilestarikan...
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Masyarakat Indonesia memiliki sejumlah tradisi turun temurun yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Satu di antaranya adalah tradisi bueng patong atau membuang patung yang bisa ditemukan pada masyarakat di pesisir pantai di Desa Kumbung, Kecamatan Lepar, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.
Langkah ini juga menjadi upaya meningkatkan kunjungan wisatawan melalui kearifan lokal atau local wisdom.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Selatan, Haris Setiawan mengatakan, tradisi bueng patong merupakan identitas Desa Kumbung yang sejak lama kebudayaan dilestarikan oleh masyarakat. Melalui tradisi ini pemerintah setempat mencoba mengambil peluang untung meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu. Dengan harapan dapat berimbas terhadap perekonomian masyarakat setempat.
“Tentunya saya berharap kegiatan ini ke depan akan dilaksanakan dengan lebih meriah lagi. Apalagi kebudayaan ini berpotensi mendatangkan wisatawan,” kata dia di Lepar, Selasa (11/6/2024).
Haris Setiawan memaparkan, tradisi bueng patong umumnya digelar setahun sekali. Budaya turun temurun ini dilaksanakan sebagai wujud syukur atas limpahan rezeki yang didapatkan selama melaut.
Masyarakat pesisir juga memohon keselamatan supaya dalam mencari nafkah sehari-hari dihindarkan dari mara bahaya di lautan. Lewat upacara tradisi ini, nelayan juga berharap mendapatkan tangkapan ikan lebih banyak pada tahun mendatang.
Baca juga: Bupati Basel Ajak ASN Belanja Produk Lokal di Pasar Tradisional, Dorong Perekonomian Masyarakat
Baca juga: Kelabui Polisi, Seorang Buruh Harian di Bangka Selatan Simpan Sabu di Bawah Boneka Beruang Coklat
Tradisi bueng patong juga menjadi ajang silaturahmi para nelayan karena keseharian mereka mencari ikan di laut sehingga jarang bertemu dan berkumpul bersama rekan sejawatnya. Tradisi itu adalah ritual bagi Suku Sekak atau suku air, atau suku laut. Mereka memberi doa selamat kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas di laut.
“Ini merupakan suatu keragaman yang ada di Kabupaten Bangka Selatan, dari banyak suku yang berbaur dengan rukun. Terpenting kekeluargaan sehingga kebudayaan Bueng Patong ini tetap terus dilestarikan oleh masyarakat dan nantinya kebudayaan ini akan terus menjadi identitas khususnya Desa Kumbung,” papar Haris Setiawan.
Di samping itu lanjut dia, Suku Sekak atau Suku Sawang yang kebanyakan berdomisili di Desa Kumbung dan Desa Tanjung Sangkar, Pulau Lepar satu rumpun dengan suku yang berasal dari Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau saat ini. Tidak semuanya menjalani kehidupan di perahu seperti leluhurnya, namun sudah banyak membuat rumah di pesisir pulau. Suku Sekak di Pulau Lepar kendati melaut sejauh mungkin dan berada di pulau-pulau lainnya di Indonesia mengaku tetap akan kembali ke Pulau Lepar yang menjadi rumah bagi mereka selama ini.
Suku Sekak atau Suku Laut ini memang bak penjaga laut dan kepulauan di Bangka Selatan. Mereka tinggal di pesisir pantai, terapung di atas perahu kayu. Adapun Suku Sekak, populasi terbesarnya berada di Desa Kumbung. Bahkan, saking ahlinya saat memandu di laut, suku ini begitu terkenal di peta Belanda zaman dulu.
“Bueng patong atau membuang perahu ke laut lepas. Tradisi ini untuk menghindari sial dan petaka. Prosesi ini diharapkan bisa menolak berbagai penyakit dan bencana, terutama musibah di laut lepas, sebab sebagian dari mereka adalah nelayan,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Desa Kumbung, Sutarpan turut mengapresiasi masyarakat yang telah hadir menyaksikan kegiatan Bueng Patong ini. Kebudayaan ini merupakan warisan dari para leluhur. Menurutnya tradisi ini bukan berarti harus wajib dilakukan, akan tetapi perlu dilestarikan sebagai suatu identitas daerah. Setiap desa yang ada di Bangka Selatan memiliki kebudayaan yang berbeda-beda begitu juga yang ada di Desa Kumbung.
“Saya berharap tradisi ini bisa terus dilestarikan. Dengan kebudayaan ini tentunya Desa Kumbung bisa dikenal oleh dunia luar dengan keunikan serta berbagai macam kebudayaannya,” ujar Sutarpan. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
Anggota DPRD Basel Diingatkan Tak Unggah Kegiatan Tak Penting ke Medsos yang Melukai Hati Rakyat |
![]() |
---|
Pemkab Basel Kumpulkan Tokoh Agama di Alun-Alun Kota Toboali Ajak Doakan Agar Indonesia Kondusif |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Selatan Pastikan Harga Beras di Pasar Tak Mengalami Kenaikan |
![]() |
---|
Jaga Kamtibmas, Bupati Basel Imbau Warga Tak Terprovokasi Isu Pemecah Belah |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Selatan Ditetapkan Bebas Frambusia, Masyarakat Diminta Jaga Kebersihan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.