Perampokan Toko Emas di Payung

Segini Kerugian Toko Emas yang Dirampok di Payung Bangka Selatan, Pemilik: Kurang Lebih 100 Mata

Emas-emas di tokonya lenyap karena digondol oleh kawanan perampok bersenjata api, Sabtu (13/7/2024) pukul 12.03 siang

Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Suasana toko emas yang dirampok di Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Senin (15/7/2024). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Bong Kimbi (57) pemilik toko emas yang dirampok di Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengungkap jumlah kerugiannya.

Bong Kimbi merupakan warga Kabupaten Bangka Tengah yang membuka usaha toko emas di Kecamatan Payung.

Emas-emas di tokonya lenyap karena digondol oleh kawanan perampok bersenjata api, Sabtu (13/7/2024) pukul 12.03 siang.

Diceritakannya, dua orang pria berboncengan menggunakan sepeda motor.

Saat itu satu orang di antaranya langsung turun dari atas sepeda motor, sementara satu orang lagi menunggu di sepeda motor yang dibawa.

Tangkapan layar video perampok membawa pistol saat merampok toko emas di Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (13/7/2024).
Tangkapan layar video perampok membawa pistol saat merampok toko emas di Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (13/7/2024). (IST)

Orang tak dikenal itu langsung memukul kaca etalase menggunakan sebuah palu menggunakan tangan kanan.

Sementara tangan kirinya menodongkan senjata api. Dalam waktu sekejap sejumlah perhiasan yang dipajang di dalam etalase langsung dibawa pelaku.

“Yang hilang cincin beratnya berapa gram itu bermacam-macam. Kurang lebih 100 mata, kalau dirupiahkan mencapai Rp30 juta sampai Rp100 juta,” ucap Bong Kimbi.

Diakuinya, dia beserta Elisa (51) istrinya mengalami trauma hingga memutuskan menutup toko emasnya selama sehari.

Trauma itu muncul bukan karena kerugian yang dialami, akan tetapi karena penodongan senjata api yang dilakukan oleh pelaku perampokan.

Saat itu, dirinya dan istri hanya bisa pasrah melihat etalasenya dipecah oleh pelaku menggunakan palu. Begitu pula saat sejumlah perhiasan berupa cincin mulai diambil dan dimasukan ke dalam jaket pelaku.

“Hanya biasa pasrah saat kejadian itu. Apalagi perampokan terjadi siang hari,” kata dia, Senin (15/7/2024).

Bong Kimbi (57) korban perampokan toko emas di Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan.
Bong Kimbi (57) korban perampokan toko emas di Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Bong Kimbi tidak menyangka kejadian nahas itu menimpa dirinya, sebab selama dirinya membuka usaha toko emas kasus perampokan tidak pernah terjadi.

Aksi perampokan ini juga dimungkinkan merupakan kasus perampokan pertama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Peristiwa perampokan kata dia, berlangsung sangat cepat bahkan dalam hitungan detik.

Kini toko emas itu kembali dibuka, sembari membuka pintu lipat, dirinya mencoba membersihkan sejumlah sisa-sisa pecahan kaca yang tercecer di atas lantai.

Bong Kimbi juga hanya bisa meratapi nasib yang dialaminya saat ini. Di mana sejumlah perhiasan emas yang biasanya dipajang di dalam etalase kini sudah mulai berkurang.

Berkaca dari peristiwa itu, dirinya berencana memperkuat keamanan toko emas miliknya.

Selain menambah kamera pengawas, dirinya juga akan memasang besi penghalang di sekitar etalase perhiasan emas yang dipajang.

“Kami berharap aksi perampokan ini dapat cepat terungkap dan pelaku segera tertangkap,” pungkasnya.

Diduga Gunakan Sejata Api Rakitan

Polsek Payung dibantu Polres Bangka Selatan telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui pelaku perampokan toko perhiasan di Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Kapolres Bangka Selatan, AKBP Trihanto Nugroho mengatakan saat ini pihaknya terus berupaya maksimal agar segera menangkap pelaku.

Trihanto membeberkan dalam aksi perampokan toko emas, pelaku diduga kuat menodongkan sepucuk senjata api. Hingga kini petugas terus melakukan identifikasi jenis senjata api yang digunakan pelaku.

Namun pihaknya menduga senjata api itu merupakan senjata api rakitan. Oleh karena itu, petugas masih terus melakukan penyelidikan lebih jauh terkait kepemilikan senjata api.

Meski dibuat sangat sederhana, senjata api jenis itu bisa meletuskan anak peluru. Terlebih jika ditembakan pada jarak dekat bisa mematikan yang terkena tembakan.

Beruntungnya dalam kejadian itu pelaku tidak melakukan penembakan terhadap korban.

Sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Hal itu mengingat korban juga tidak melakukan perlawanan, karena kondisi fisik dan umur yang sudah lanjut usia.

Ciri-ciri Pelaku Perampokan Toko Emas

Petugas telah berhasil mengantongi ciri-ciri para pelaku yang berjumlah dua orang.

Berdasarkan rekaman video, keduanya berboncengan dengan menggunakan satu unit sepeda motor merek Yamaha New Nmax warna hitam dari arah Dusun Mekar Jaya, Desa Payung.

Pelaku yang melancarkan aksinya mengenakan helm full face warna putih, jaket warna hitam dan celana panjang serta sepatu putih. Sementara satu pelaku lainnya yang menunggu di atas sepeda motor juga tak jauh berbeda.

Pelaku itu diduga menggunakan jaket jeans warna biru muda dengan kaos berwarna merah, celana panjang berwarna putih serta helm berwarna putih dan sepatu.

Aksi perampokan tersebut diduga telah dipertimbangkan secara matang oleh kedua pelaku. Bahkan pelaku tampak telah begitu terbiasa saat melaksanakan aksinya.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara sebelum melakukan aksinya kedua pelaku telah melakukan pengintaian terlebih dahulu. Oleh karena itu, kedua pelaku secara nekat melakukan aksi perampokan tersebut.

Tak hanya itu, kedua pelaku semakin berani karena satu orang pelaku di antaranya membawa sepucuk senjata api.

“Dimungkinkan pelaku perampokan tersebut sudah memantau kondisi sekitar toko emas milik korban. Sehingga pelaku mengetahui kondisi toko emas pada saat keadaan sepi,” sebutnya.

Saat ini polisi terus melakukan identifikasi terhadap dua orang pelaku berdasarkan rekaman video.

Unit Reskrim Polsek Payung dibantu dengan Satuan Reserse Kriminal Polres Bangka Selatan juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolda Babel Kerahkan Anggotanya ke Bangka Selatan

Kapolda Bangka Belitung Irjen Pol Tornagogo Sihombing.
Kapolda Bangka Belitung Irjen Pol Tornagogo Sihombing. (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)

Kapolda Irjen Pol Tornagogo Sihombing, memberikan atensi kepada Polres Bangka Selatan (Basel) dan anggota Polda Kepulauan Bangka Belitung (Babel), agar segera menangkap pelaku perampokan toko emas di Payung.

Penegasan tersebut ia sampaikan mengingat kejadian ini merupakan, criminal crime atau kejahatan besar yang harus ditangkap dan diusut tuntas agar memberikan efek jera kepada para pelaku.

"Saya sudah sampaikan ke Kapolres Basel itu harus segera ditangkap pelakunya, apalagi kasus itu sangat menjadi atensi sekali bagi saya untuk diungkap," tegas Irjen Pol Tornagogo Sihombing, Senin (15/07/2024).

Dikatakan jendral bintang dua ini, anggota baik itu dari Basel maupun Polda Kepulauan Babel sedang berada di lokasi dan terus berupaya melakukan pencarian terhadap pelaku.

Supaya kasus perampokan toko emas yang dilakukan para pelaku, secepat dan sesegara mungkin bisa ditangkap oleh jajaran Polres Basel dibantu oleh anggota Polda Kepulauan Babel.

"Mereka (anggota) sedang di Basel, anggota sedang berupaya dan terus memburu pelaku perampokan yang sempat menghebohkan warga atas perampokan toko emas di Payung," ujarnya.

Representasi Situasi Perekonomian dan Keamanan

Kawanan perampok bersenjata api menyatroni toko emas yang ada di Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (13/7/2024) kemarin pukul 12.03 wib.

Aksi perampokan tersebut bahkan turut membuat geger warga setempat. Selain dilakukan secara nekat saat siang bolong, aksi perampokan juga berlangsung dalam waktu hitungan detik.

Mengenai kejadian tersebut Dosen Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung (UBB), Dwi Haryadi turut angkat bicara.

Menurutnya, aksi perampokan bersenjata api di Kecamatan Payung dapat dilihat dari berbagai sisi. Tak hanya itu, aksi perampokan tersebut juga bisa menggambarkan serta representasi situasi perekonomian dan keamanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini.

“Bisa juga dikarenakan faktor ekonomi saat ini,” kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (14/7/2024).

Dwi Haryadi mengungkapkan, terdapat empat sisi yang bisa ditelaah dari terjadinya kasus perampokan toko emas itu.

Pertama, dari sisi waktunya yang dilakukan siang hari tepat pada pukul 12.00 Wib. Waktu tersebut merupakan saat sejumlah orang dalam kondisi istirahat, makan siang dan beribadah. Sehingga kondisi sekitar toko emas sepi dan sedang tidak ada konsumen.

Kedua, dari sisi pelaksanaan. Berdasarkan tinjauan, aksi perampokan bak sudah direncanakan secara matang oleh para pelaku kejahatan. Pelaku seolah telah mengetahui kondisi toko dan sekitarnya, termasuk menentukan waktu yang tepat. Bahkan para pelaku turut berbagi tugas, menggunakan motor untuk mempermudah kabur pasca aksi.

Ketiga, mereka sudah memperhitungkan minimnya potensi adanya pertolongan. Karena toko emas itu hanya dijaga sepasang suami istri dan sepinya di sekitar toko.

Hal ini didukung pula penggunaan senjata api yang mampu membuat korban takut membela diri, termasuk para saksi yang ada di sekitar toko. Korban maupun warga setempat seolah mendapatkan tekanan yang kuat akibat pelaku menggunakan senjata api.

Keempat, faktor penyebab utama bisa saja faktor ekonomi karena sedang lesunya ekonomi terkait pertimahan maupun perkebunan sawit.

“Namun terkait kasus ini secara spesifik penyebab atau motifnya dapat diketahui dari pengakuan pelaku,” ujar Dwi Haryadi.

Ditambahkan dia, apabila ditelaah dari teori kriminologi yakni Routine Activity Teori, ada tiga penyebab kejahatan.

Pertama, target yang tepat. Dalam kasus ini kondisi waktu dan kondisi toko emas yang sepi menjadi target yang tepat dilakukannya kejahatan perampokan.

Kedua, motivasi pelaku yang terlihat dari kesiapan senjata dan palu, menggunakan motor, ada pembagian tugas dan menggunakan helm guna tidak dikenali wajahnya.

Terakhir, pengamanan yang minim bisa menjadi penyebab kejahatan menurut teori ini. Pengamanan di toko emas tersebut hanya berupa kamera pengawas atau CCTV.

Pelaku sudah bisa menebak toko emas itu dilengkapi kamera pengintai sehingga para pelaku menggunakan helm sebagai penutup wajah.

Sementara jika pengamanan dilakukan oleh satpam atau hewan penjaga misalnya bisa membuat pelaku mempertimbangkan ulang aksi kejahatannya.

“Oleh karena itu, tidak ada yang dapat membuat pelaku mempertimbangkan ulang jika melakukan aksinya,” ucapnya.

Sementara ihwal kepemilikan senjata api yang digunakan kata Dwi Haryadi, tentu butuh perhatian dari aparat penegak hukum.

Pentingnya diketahui asal-usul kepemilikan senjata api tersebut, apakah memang terdapat pengrajin ataupun pabrikan yang membuat senjata api secara ilegal serta dari mana asalnya.

Aksi kejahatan menggunakan senjata api jelas membahayakan dan dengan mudah menimbulkan korban jiwa.

“Dari kasus ini toko emas atau usaha apapun harus semakin waspada dan memperketat pengamanan. Sehingga tidak membuka peluang pelaku kejahatan beraksi,” pungkas Dwi Haryadi.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto/Adi Saputra)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved