PSGA IAIN SAS Babel Gelar Workshop Anti Kekerasan ''Stop Bullying Let’s Caring''

dampak bullying terhadap individu secara verbal dan non verbal yaitu tidak berempati, menganggap perundungan adalah hal yang biasa, tidak mampu ...

Istimewa/ IAIN SAS Babel
PSGA IAIN SAS Babel saat menyelenggarakan kegiatan workshop anti kekerasan dengan mengusung tema “Stop Bullying Let’s Caring” Ciptakan Rasa Aman, Nyaman dan Menyenangkan tanpa Perundungan di Gedung Terpadu Lantai 1 IAIN SAS Bangka Belitung, Rabu (17/7/2024) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman siddik Bangka Belitung (IAIN SAS Babel) menyelenggarakan kegiatan workshop anti kekerasan dengan mengusung tema “Stop Bullying Let’s Caring” Ciptakan Rasa Aman, Nyaman dan Menyenangkan tanpa Perundungan, Rabu (17/7/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Terpadu Lantai 1 IAIN SAS Bangka Belitung ini menghadirkan dua narasumber yaitu dari DP3ACSKB yang diwakili oleh Indrawadi, S. Si, MAP dan Tiara Erlita, M. Psi Psikolog.

Selain itu, juga dihadiri oleh perwakilan Dewan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa di beberapa Perguruan Tinggi serta perwakilan pengurus OSIS dari beberapa sekolah, turut hadir civitas akademika IAIN SAS Bangka Belitung.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN yang diwakili oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, Dr. Rusydi Sulaiman,M.Ag, sangat mengapresiasi PSGA dalam menyelenggarakan kegiatan workshop ini.

Rusydi berharap, tidak ada lagi perundungan di lembaga pendidikan sehingga mampu menciptakan generasi emas yang diharapkan.

Sementara itu, Indrawadi dalam materinya menyampaikan tentang dampak bullying terhadap individu secara verbal dan non verbal yaitu tidak berempati, menganggap perundungan adalah hal yang biasa, tidak mampu mengembangkan hubungan sosial yang sehat, dan agresif pro terhadap kekerasan.

Adapun dasar hukum perundungan, pasal 76C Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, dan UU 39 tahun 1999 tentang Hal Asasi Manusia. Di akhir materinya Indrawadi berharap kegiatan seperti ini ada tindaklanjut dari PSGA.

Sedangkan Tiara Erlita, M. Psi Psikolog menjelaskan, upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan refleksi diri, memahami bullying secara holistik, memahami kekerasan seksual dan sejenisnya, mengetahui dampak bagi pelaku dan korban, mampu merespon dan menangani bullying.

Erlita berharap bahwa korban bullying harus senantiasa diberikan dukungan secara psikis agar tidak menimbulkan hal-hal berkelanjutan dampak dari perilaku bullying.

Pebri Yanasari, M. A selalu kepala PSGA, mengatakan bagi korban kekerasan untuk dapat melaporkan tindak kekerasan yang dialami di lingkungan kampus, sehingga dapat ditindaklanjuti, jangan merasa malu dan takut melaporkan jika mengalami kekerasan.

Harapannya melalui kegiatan ini, para peserta workshop mampu menjadi garda terdepan dalam mencegah kekerasan di lingkungan kampus/sekolah masing-masing. (*/E1)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved