Bangka Pos Hari Ini
Tukang Urut Tradisional Melawan Zaman, dari Ramuan Keluarga Hingga Daun Lalang
Bermula dari keseringan membantu orang tua, Bang Is sadar bahwa dirinya juga ikut mewarisi kemampuan dari sang Bapak. Profesi tukang urut mulai ...
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dari mulutnya yang komat-kamit terdengar lantunan surah pendek. Sementara jari tangannya terus bergerak dan memijat tangan seseorang yang ada didekatnya. Satu daun lalang mengiringi gerakan memijat yang diharapkan bisa menyembuhkan kondisi patah tulang yang dialami orang yang sedang diurut tersebut.
“Nah kalau daun lalang ini memang sudah dari orang dulu harus ada. Pesan almarhum ayah saya kalau ngurut harus ada daun lalangnya ini. Jadi daun lalangnya ini digosok-gosok ke bagian patah atau yang sakit. Pelan-pelan aja, dak usah kuat,” ucap Isnaini (42), tukang urut tradisional yang praktik di Jalan Mentok, Pangkalpinang, Kamis (8/8).
“Kalau kata beliau lalangnya ini sebagai syarat, istilahnya kalau makan dak pakai garam itu dak nyamen, kalau nebang kayu dak pakai parang dak akan putus, begitu lah kira-kira,” lanjut Bang Is, sapaan akrabnya.
Bang Is cukup populer di kalangan warga yang pernah berobat patah tulang.
Karena banyaknya orang yang ingin berurut itulah pria asal Desa Menduk, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka itu sengaja mengontrak sebuah rumah di Jalan Mentok untuk dijadikan tempat mengurut.
Bermula dari keseringan membantu orang tua, Bang Is sadar bahwa dirinya juga ikut mewarisi kemampuan dari sang Bapak. Profesi tukang urut mulai dijalaninya sendiri sejak tahun 2010.
“Awalnya itu sering bantu ayah, kebetulan ayah saya ini memang sudah dari dulu jadi tukang urut di Menduk. Karena dari bujang sudah sering bantu, jadi didorong buat buka sendiri. Istilahnya memang sudah turun temurun dari kakek saya dulu,” kata Bang Is.
Disusul ke rumah kakak Pun awal Bang Is membuka tempat urut di Jalan Mentok bukan karena sengaja. Kala itu, dia bersilaturahmi ke rumah kakaknya di Pangkalpinang. Bang Is juga sekaligus ingin membuang kejenuhan dari aktivitas keseharian.
“Kalau di kampung kan kerjanya ngurut orang terus,” tuturnya.
“Cuma dak tau dapat info dari mana, ada orang ke rumah kakak saya, minta tolong urut. Dari situ lah mulainya, karena dari mulut ke mulut orang jadi makin banyak tahu kan. Cuma karena makin ramai, saya dak enak sama kakak saya, jadi buka lah di rumah kontrakan,” lanjut Bang Is.
Diketahui, Bang Is membuka praktik pijat urutnya di rumah kontrakan yang berlokasi tidak jauh dari kuburan yang berada di Jalan Mentok, Kota Pangkalpinang.
Dalam satu hari, ia bisa meladeni 40 - 50 pasien yang datang untuk berobat. Jumlah yang tidak banyak, mengingat ia hanya bekerja berdua didampingi istri.
“Kalau dihitung sehari mungkin ada lah sekitar 50 orang. Itu saya buka dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore, tapi kalau masih ada yang antre lewat dari jam 5 bisanya saya teruskan aja. Kalau dibilang letih ya letih, istirahat juga paling untuk makan aja, sisanya lanjut ngurut lagi,” ucap Bang Is.
Meski begitu, ia tak pernah mengeluh akan banyaknya pasien yang datang. Selain itu ia juga tidak mematok tarif dari setiap jasanya mengurut orang.
“Tapi dak apa-apa, namanya juga orang membutuhkan, kalau saya masih sehat pasti saya bantu. Saya juga dak masang tarif, seikhlasnya aja, karena dari awal niat saya memang ikhlas bantu orang,” ujar Bang Is.
Prajurit TNI Jaga Smelter Tinindo, PT Timah Masih Pelajari Barang Rampasan Negara |
![]() |
---|
BPBD Bangka Minta Warga Waspada Angin Kencang, Cuaca Tak Menentu |
![]() |
---|
Kapolres Bangka Minta Orang Tua Tak Lakukan Kekerasan pada Anak |
![]() |
---|
Hati Kami Juga Hancur, Insiden Perusakan Kantor PT Timah Tbk Meninggalkan Trauma |
![]() |
---|
Sekda Kota Pangkalpinang Ingatkan ASN agar Menjaga Etika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.