Berita Bangka Tengah
74 Nasabah Program Jahe Merah di Bank Sumsel Babel Koba Bebas dari Catatan Hitam BI Checking
Bank Sumsel Babel sudah memberikan surat keterangan lunas (SKL) ke para nasabah sebagai tanda tak ada lagi utang kepada bank
Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Polemik Program Jahe Merah yang mengakibatkan ratusan nama warga di Bangka Tengah masuk dalam catatan hitam BI Checking menemukan titik terang.
Sebanyak 74 nasabah yang tercatat di Bank Sumsel Babel Cabang Koba dipastikan sudah bersih dan bisa melakukan pinjaman.
"Kami ada 74 nasabah dengan masing-masing pinjaman Rp10 juta (belum dengan bunganya-red), sekarang mekanisme pengembalian uang bank dan asuransi yakni Jamkrida. Jadi nasabah yang namanya sudah hapus buku, sekarang sudah bersih, tidak masuk BI Checking, sudah bisa melakukan pinjaman," ujar Kepala Bank Sumsel Babel Cabang Koba, Hendro Cahyono Yogie, Kamis (22/8/2024).
Dia mengungkapkan pelunasan mulai dilakukan PT Berkah Rempah Makmur (BRM) kepada Bank Sumsel Babel Cabang Koba dan Pangkalpinang mulai 1 Juli 2024.
"Sudah pelunasan mulai 1 Juli 2024 kemarin dari PT BRM, sepaket dengan yang cabang Pangkalpinang, kami kan satu kesatuan, sudah dilunasai baik pokok dan bunganya. Untuk Cabang Bank Sumsel Babel Bangka Tengah ada dua desa yakni Desa Terentang dan Desa Sungkap, sisanya pembayaran di Cabang Pangkalpinang," katanya.
Dia menambahkan Bank Sumsel Babel sudah memberikan surat keterangan lunas (SKL) ke para nasabah sebagai tanda tak ada lagi utang kepada bank.
"Nasabah sudah dibuatkan surat keterangan lunas (SKL) dibagikan langsung di dua desa itu yang dihadiri pihak bank dan perwakilan BRM," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Perwakilan PT BRM, Siska mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan pembayaran utang para warga yang mengikuti Program Jahe Merah.
"Diperkirakan nasabah 400 lebih. Terkait program KUR Jahe Merah, Bank SumselBabel melakukan pelaksanaan penyerahan surat keterangan lunas (SKL) terkait program KUR Jahe Merah," ujar Perwakilan PT BRM, Siska, Sabtu (27/7/2024).
Atas nama perusahaan, dia menyampaikan permohonan maaf atas permasalahan program jahe merah yang bergulir hingga membuat ratusan nama warga di Bangka Tengah masuk catatan hitam BI Checking.
"Untuk masyarakat, kami dari pihak BRM mohon maaf apabila dalam kegiatan program ini ada kekurangan, kami juga tidak ingin ini tidak berhasil, ini di luar keinginan kami. Jika program ini tidak berhasil yang punya kuasa yang di atas,
Tidak tahu ternyata banyak faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan program ini tetapi kami dari pihak BRM tetap bertanggung jawab sesuai janji kami," jelasnya.
Penyebab Gagal
Pendamping Masyarakat Bagian Budidaya Program Jahe Merah, Sapiat menjelaskan alasan jahe merah gagal panen yang menjadi pemicu program itu tak berjalan sesuai harapan.
Hingga akhirnya program gagasan Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman pada Maret 2021 lalu, diurus oleh PT Berkah Rempah Makmur (BRM) itu mengakibatkan ratusan warga Bangka Tengah yang masuk dalam catatan hitam Bank Indonesia (BI) Checking.
"Kalau saya budidaya dan pendampingan ke masyarakat dan mengajak masyarakat untuk merawat dan pupuk organik. Saya memang di tengah-tengah masyatakat," ujar Mantan Karyawan PT BRM ini kepada awak media di Kantor DPKP Bangka Tengah, pada Kamis (4/1/2024).
Dia mengatakan ada beberap faktor yang menyebabkan gagal panen jahe merah ini karena ada tiga hal.
"Saya menghadapi alam, musuh kita alam, pada waktu itu kita diserang cuaca ekstrem, media kita di dalam polibek penuh dengan air.
Kedua, bercak daun dan itu kondisi nasional, saya adalah komunitas sebelum ada program ini, saat itu semua terserang bercak daun, tapi Alhamdulilah ini bisa ditangani agar kontinu dan masyatakat bergotong royong menangani.
Serangan ketiga adalah Fusarium, itu sulit, karena saya menanam satu hektare, satu kilogram saja saya tidak bisa panen, habis tersapu Fusarium," katanya.
Dia mengungkapkan pada beberapa bulan awal penananam jahe merah sudah ada perkembangan baik namun terserang penyakit layu pada bulan-bulan berikutnya.
"Awalnya berhasil, ada kita cabut, kita tunjukan ke Gubernur, itu empat bulan tapi umur 6 bulan, jahe kita terserang penyakit, saya telpon pak Gubernur, langsung saya hubungi Balai Proteksi," katanya.
Dia mengatakan tidak ada kajian terlebih dulu sebelum program dijalankan, hanya berdasar pada pengalaman di komunitas menanam jahe merah yang sempat berhasil.
"Ini tanpa diduga, waktu saya menanam tidak ada serangan seperti ini, waktu saya komunitas tapi saat jamaah menanam malah ada serangan seperti ini. Jujur saya pelaku atau petani yang mencoba sendiri menanam, saya bukan sekolah atau ahli.
Pengalaman saya di komunitas, belum jamaah, itu bisa, tapi ketika ditanam berjamaah malah seperti ini, saya juga kaget, itu masalahnya," katanya.
(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
Eva Algafry Resmikan Pojok Baca Zona Cerdas di SD Negeri 10 Namang, Dorong Literasi Anak Sejak Dini |
![]() |
---|
Pemdes dan Masyarakat Desa Namang Gotong Royong Tanam 1.000 Pohon di Wisata Danau Gurun Pelawan |
![]() |
---|
Kejari Bangka Tengah Musnahkan Barang Bukti Sabu dan Ratusan Butir Ekstasi |
![]() |
---|
80 Anak Ikuti Sunatan Massal, Kejari Bateng Gelar Rangkaian HUT ke-80 Kejaksaan |
![]() |
---|
Kasus DBD Meningkat, Dinkes Bangka Tengah Minta Warga Giat PHBS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.