BBM Subsidi Pertalite dan Solar Dibatasi Mulai 1 Oktober 2024, Ini Penjelasan Kemen ESDM

Santer kabar pemerintah akan melakukan pembatasan penjualan BBM subsidi mulai 1 Oktober agar distribusinya tepat sasaran.

Editor: fitriadi
Dokumentasi Pertamina
Petugas SPBU mengisi BBM ke tangki mobil di Sulawesi. Santer kabar pemerintah akan melakukan pembatasan penjualan BBM subsidi mulai 1 Oktober agar distribusinya tepat sasaran. 

BANGKAPOS.COM - Pemerintah berencana membatasi penjualan bahan bakar minyak bersubsidi (BBM subsidi) mulai 1 Oktober 2024.

Rencana pembatasan penjualan Pertalite dan Solar agar distribusi BBM bersubsidi tepat sasaran.

Namun, rencana tersebut belum akan diterapkan pada 1 Oktober.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi mengungkapkan, saat ini pihaknya fokus mengamankan ketersediaan stok BBM untuk masyarakat.

"Tidak ada pembatasan. Pemerintah itu mempunyai tugas harus menyediakan BBM sesuai dengan kebutuhan," kata Agus Cahyono Adi saat ditemui di SPARK, Jakarta, Rabu (18/9/2024).

"Kebutuhannya siapa? Kalau yang subsidi adalah kebutuhan masyarakat yang kurang mampu. Itu harus disediakan sesuai dengan kebutuhannya," sambungnya.

Agus menjelaskan, saat ini Kementerian ESDM bersama stakeholder terkait masih menggodok aturan pembatasan barang subsidi yang dimaksud.

Utamanya terkait klasifikasi kendaraan yang berhak mengkonsumsi BBM subsidi, yakni berdasarkan cubicle centimeter (CC) dalam mesin pembakaran.

Saat ini Kementerian ESDM masih menerima berbagai masukan dari berbagai pihak, dan akan dijadikan pertimbangan dalam pembuatan aturan.

"Makanya kita mengklasifikasikan siapa sih yang berhak apa enggak dan berapa konsumennya, itu hasil dari kajian-kajian yang ada," kata Agus.

"Mengenai kapannya (aturan diterapkan) kita belum bisa ngomong kapannya. Ini kita akan dalamin. Kayak tadi ada diskusinya masih banyak yang mereka masukkan," kata Agus.

DPR Minta Ojol dan Motor Tetap Pakai Pertalite

Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi mengapresiasi program pembatasan BBM subsidi

Pasalnya program tersebut untuk meminimalisir pemanfaatan kuota BBM subsidi yang dipakai oleh kelas menengah dan atas.

"Supaya pembatasan BBM subsidi tepat sasaran, bahwa orang yang berpenghasilan cukup itu tidak memanfaatkan kuota BBM subsidi," kata Achmad Baidowi, Legislator dari Fraksi PPP tersebut kepada wartawan, Jumat (13/9/2024).

Selain itu, pria yang akrab disapa Awiek ini mengatakan pembatasan BBM subsidi perlu agar penggunaan energi fosil tidak berlebihan.

Terlebih Indonesia saat ini bakal memajukan energi baru terbarukan.

"Yang berikutnya pembatasan itu juga pengendalian penggunaan BBM kita supaya tidak jor-joran karena kita nanti khawatir akan mengalami ketergantungan pada energi fosil," ucapnya.

"Sementara, kapasitas energi fosil kita semakin sedikit. Semakin habislah. Itu termasuk energi yang tidak diperbaharukan kan. Lebih pada itu," sambungnya.

Ia menambahkan program pemerintah ini menyasar kepada masyarakat kecil seperti driver ojol agar dapat memanfaatkan BBM bersubsidi. 

"Mekanisme kompensasi lebih kepada masyarakat kecil masyarakat tidak mampu itu juga harus diatur oleh pemerintah," katanya.

Menurutnya, program pembatasan BBM subsidi bagus namun harus diawasi secara ketat oleh pemerintah.

"Program ini baik tapi dari yang kemarin-kemarin pelaksanaannya itu sering kali tidak sesuai dengan harapan. Tinggal nanti pengawasan dan pengetatan di lapangan," tutupnya.

Pertamina Akan Setop Penjualan BBM Pertalite di SPBU Tertentu

PT Pertamina Patra Niaga memastikan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari memastikan, pihaknya berkomitmen dalam penyediaan Pertalite sesuai dengan kuota dan titik layanan jual yang telah ditetapkan BPH Migas.

Pertalite, ucap Heppy, merupakan salah satu BBM Subsidi, sehingga pengaturan oleh regulator dimaksudkan agar BBM Subsidi bisa tepat sasaran antara lain pengaturan titik-titik SPBU yang menjual BBM Subsidi oleh BPH Migas.

"Dengan memperhatikan pertimbangan jalur transportasi umum, tidak berada di area pemukiman menengah keatas, di luar daerah industri. Diharapkan dengan upaya tersebut BBM bersubsidi yang disalurkan bisa lebih tepat sasaran," ujar Heppy dalam keterangannya, Kamis (29/8/2024).

Pertamina Patra Niaga juga terus berupaya mendukung upaya-upaya subsidi tepat dengan melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code.

Untuk itu, Pertamina Patra Niaga mengajak seluruh masyarakat untuk bijak dalam menggunakan BBM subsidi.

"Dan membantu pemerintah mengindentifikasi siapa saja pengguna BBM bersubsidi dari penggunaan QR code sebagai syarat untuk menggunakan BBM Pertalite," tutur Heppy.

Agar penyaluran Pertalite terkontrol, Pertamina Patra Niaga melayani pengisian Pertalite melalui QR Code bagi kendaraan yang sudah mendaftar dan mencatatkan nopol kendaraan bagi pengguna yang belum mendaftar subsidi tepat.

“Kami terus mengintensifkan pendaftaran subsidi tepat Pertalite di wilayah wave 1 yakni Jawa, Madura, Bali (JAMALI) dan sebagian wilayah non-Jamali yaitu Kepri, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur,” ujar Heppy.

Area Manager Communication, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan menjelaskan bahwa Program Subsidi Tepat Pertalite hanya diberlakukan untuk kendaraan roda 4 sedangkan roda 2 dan 3 belum diwajibkan melakukan pendaftaran Subsidi Tepat.

“Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat mengajak masyarakat pengguna BBM jenis Pertalite untuk mendaftarkan kendaraannya dan kami telah menyiapkan Help Desk di SPBU untuk membantu menjelaskan prosedur pendaftarannya,” ujar Eko.

Segera Daftar Subsidi Tepat untuk Dapatkan QR Code Pertalite

Pertamina sejak beberapa waktu lalu membuka Program Subsidi Tepat untuk pembelian BBM bersubsidi pengguna Pertalite khusus kendaraan roda empat.

Pemilik kendaraan roda dua diminta melakukan pendaftaran Program Subsidi Tepat.

Pendaftaran ini difokuskan untuk mencocokkan data antara yang didaftarkan oleh masyarakat dengan dokumen dan data kendaraan yang dimiliki.

Setelah statusnya terdaftar, masyarakat akan mendapatkan QR Code Unik yang akan diterima melalui email atau notifikasi di website subsiditepat.mypertamina.id.

"Saat ini pendaftaran Program Subsidi Tepat masih terus dibuka. Konsumen perlu menyiapkan dokumen yang nantinya akan diunggah di website," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, dikutip dari pertaminapatraniaga.com.

Cara mendaftar Program Subsidi Tepat sangat mudah, yakni melalui website http://subsiditepat.mypertamina.id/ yang nantinya masyarakat akan mendapatkan QR Code.

Adapun sejumlah dokumen yang perlu disiapkan, sebagai berikut:

  1. Foto KTP
  2. Foto diri
  3. Foto STNK (tampak depan dan belakang)
  4. Foto kendaraan tampak keseluruhan
  5. Foto kendaraan tampak depan nomor polisi
  6. Foto KIR bagi kendaraan pengguna KIR

"Untuk kemudahan masyarakat, QR Code bisa dicetak dan dibawa ke SPBU, sehingga tidak wajib mengunduh aplikasi MyPertamina atau membawa handphone ke SPBU. Mekanisme ini masih dikhususkan untuk kendaraan roda empat (mobil)," tutur Heppy.

Diketahui, Program Subsidi Tepat bertujuan untuk mendata kendaraan yang menggunakan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite.

Seperti halnya penerapan QR code untuk transaksi Solar Subsidi yang sudah berjalan, langkah yang saat ini diambil sebagai bentuk upaya perusahaan untuk melakukan pencatatan transaksi Pertalite secara lebih baik dan transparan, mengingat adanya anggaran kompensasi yang diberikan Pemerintah untuk produk BBM jenis Pertalite.

"Melalui pendataan, diharapkan penyaluran BBM bersubsidi dapat lebih termonitor dan mencegah kecurangan atau penyalahgunaan di lapangan, sehingga BBM bersubsidi tersalurkan bagi masyarakat yang memang berhak," tambah Heppy.

"Untuk itu, Pertamina Patra Niaga mengajak seluruh masyarakat untuk bijak dalam menggunakan BBM subsidi dan membantu pemerintah mengindentifikasi siapa saja pengguna BBM bersubsidi dari penggunaan QR code sebagai syarat untuk menggunakan BBM Pertalite," tutur Heppy.

Lebih lanjut, agar penyaluran Pertalite terkontrol, Pertamina Patra Niaga juga melayani pengisian Pertalite melalui QR code bagi kendaraan yang sudah mendaftar dan mencatatkan nopol kendaraan bagi pengguna yang belum mendaftar subsidi tepat.

"Kami terus mengintensifkan pendaftaran subsidi tepat Pertalite di wilayah wave 1 yakni Jawa, Madura, Bali (JAMALI) dan sebagian wilayah non-Jamali yaitu Kepri, NTT, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur," ujar Heppy.

Sesuai Kepmen ESDM No. 37.K/HK.02/MEM.M/2022 Pertalite (RON 90) ditetapkan sebagai BBM Penugasan oleh Pemerintah.

Informasi lebih lanjut mengenai mekanisme penyaluran subsidi tepat sasaran menggunakan sistem MyPertamina, masyarakat dapat menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135 serta sosial media resmi @ptpertaminapatraniaga dan @mypertamina.
(Tribunnews.com/Bambang Ismoyo, Theresia Felisiani, Dennis Destryawan, Lanny Latifah)(WartaKotalive.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved