Tulisan Arab Summum Bukmum Umyum Fahum Layarjiun Beserta Arti, Ada Dalam Surah Al Baqarah Ayat 18

Bacaan Summum Bukmum Umyum Fahum Layarjiun ada di dalam Al Quran Surah Al Baqarah ayat 18. Artinya : (Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
tribun
Tulisan Arab Summum Bukmum Umyum Fahum Layarjiun Beserta Arti, Ada Dalam Surah Al Baqarah Ayat 18 

BANGKAPOS.COM -- Berikut ini tulisan Arab Summum Bukmum Umyum Fahum Layarjiun beserta arti.

Bacaan Summum Bukmum Umyum Fahum Layarjiun ada di dalam Al Quran Surah Al Baqarah ayat 18.

بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَۙ

Artinya : (Mereka) tuli, bisu, lagi buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.

Ayat ini menceritakan tentang sifat orang kafir dan munafik, dan merupakan peringatan untuk umat muslim agar menjauhi sifat tersebut.

Menurut Abu Qatadah, makna dari "summum bukmun umyum fahum layarjiun" adalah bahwa orang-orang tersebut tidak dapat kembali, yaitu tidak dapat bertaubat dan tidak mengingat. 

Meskipun telinga bisa untuk mendengar, mulut bisa berbicara, dan mata bisa melihat, namun jika seluruh panca indra itu telah putus hubungannya dengan batin, sama saja dengan tuli, bisu, dan buta.
 
Kekafiran batin seorang munafik sedemikian kuat, hingga menutupi mata, telinga, dan lidahnya.

Mereka tetap bertahan akan hal tersebut hingga tidak memperdulikan lagi.

Orang munafik beranggapan bahwa mereka telah lebih dalam segala hal, akan tetapi hal tersebut mereka menjadi serba kekurangan dan memalingkan dirinya dari kebenaran.

Tafsir dari Summum Bukmun Umyun Fahum Layarjiun:

Mereka seperti orang tuli, sebab mereka telah kehilangan fungsi pendengaran dengan tidak mengikuti kebenaran yang didengar. Mereka juga seperti orang bisu karena tidak mengucapkan kebenaran oleh sebab hati mereka tertutup, sehingga tidak tergerak melakukan itu.

Dan mereka juga seperti orang buta, karena kehilangan fungsi penglihatan, baik melalui mata kepala (basar) ataupun mata hati (basirah), dengan tidak mengambil pelajaran dari hal-hal yang mereka lihat, sehingga pada akhirnya mereka tidak dapat kembali dari kesesatan itu kepada kebenaran yang telah mereka jual dan tinggalkan. 

Ragam Tafsir

Dikutip dari nu.or.id, Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa mereka tidak mendengar, melihat, dan menalar petunjuk Allah

Sementara Qatadah RA perihal Surat Al-Baqarah ayat 18 mengatakan bahwa mereka tuli, bisu, dan buta terhadap kebenaran sehingga mereka tidak mendengar, melihat, dan mengucapkan kebenaran.

Mereka itu tidak sanggup keluar dari kubangan kesesatan. Mereka juga tidak mampu menarik diri dari kemunafikan.

Hal ini membuat para sahabat nabi putus asa terhadap orang-orang munafik yang tidak dapat melihat petunjuk, mengatakan kebenaran, mendengar seruan hidayah, atau menjadi insaf dari kesesatan sebagaimana putus asa para sahabat terhadap pertobatan para pemuka ahli kitab.

At-Thabari juga mengutip pendapat Ibnu Abbas, Murrah, Ibnu Mas’ud, dan sejumlah sahabat perihal Surat Al-Baqarah ayat 18 bahwa orang-orang munafik itu tidak dapat kembali kepada Islam.

Pada riwayat berbeda, Ibnu Abbas mengatakan, orang-orang munafik tidak dapat kembali ke jalan petunjuk dan kebaikan.

Mereka tidak dapat menemukan jalan keselamatan selama mereka tetap berada di jalan kemunafikan.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya, Tafsirul Qur’anil Azhim, mengutip pendapat Qatadah perihal Surat Al-Baqarah ayat 18 yang mengatakan bahwa orang-orang munafik tidak dapat kembali, yaitu tidak bertobat dan tidak sadar.

Adapun Imam Baghowi dalam tafsirnya, Ma‘alimut Tanzil fit Tafsir wat Ta’wil, perihal Surat Al-Baqarah ayat 18, mengutip Atha dan Muhammad bin Ka’ab.

Menurut keduanya, Surat Al-Baqarah ayat 18 turun perihal umat Yahudi, penantian panjang mereka atas kehadiran Nabi Muhammad SAW, dan impian penaklukan mereka melalui Nabi Muhammad SAW atas kaum musyrikin Arab.

Tetapi ketika Nabi Muhammad SAW diutus di tengah mereka, mereka mengingkarinya.

Mereka, dalam Surat Al-Baqarah ayat 18, juga kaum yang bisu untuk mengucapkan kebenaran.

Mereka, kata Imam Baghowi, tidak mampu mengatakan kebenaran.

Ketika mereka menyembunyikan keyakinan yang mereka nyatakan, mereka seakan tidak menyampaikan kebenaran.

Mereka, lanjut Imam Baghowi, juga kaum yang buta tanpa mata hati. Orang tanpa mata hati seperti orang tanpa mata.

Mereka, dalam Surat Al-Baqarah ayat 18, tidak dapat kembali ke jalan yang benar dari kubangan kesesatan.

Wallahu a'lam bishawab...

(Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved