Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar, Abdul Mu'ti: Arah Pembelajaran

Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar, Abdul Mu'ti: Arah Pembelajaran

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Bangkapos/Evan Saputra
Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar, Abdul Mu'ti: Arah Pembelajaran 

BANGKAPOS.COM - Belakangan istilah Deep Learning  ramai dibahas khusunya di dunia pendidikan.

Deep Learning disebut-sebut akan menggantikan kurikulum merdeka belajar.

Namun hal itu dibantah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti.

Ia menegaskan bahwa konsep deep learning bukan sebuah kurikulum baru.

Penegasan itu disampaikan Abdul Mu'ti terkait isu yang muncul dibanyak media sosial terkait kurikulum baru nantinya.

Lebih lanjut, Abdul Mu'ti menjelaskan deep learning merupakan metode pembelajaran yang sudah lama dikenal dan diperkenalkan sekitar 20 tahun lalu, ketika ia menempuh pendidikan tinggi di Australia.

Menurutnya, ada tiga pilar utama dalam pembelajaran berbasis deep learning, yaitu mindful (kesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menyenangkan).

"Jadi arah pembelajaran ke depan itu mau saya arahkan ke namanya deep learning," ungkap Abdul Mu'ti dalam video yang diunggah oleh Ketua Umum Matematika Nusantara, Moch. Fatkoer Rohman lewat akun Instagramnya @fatkoer, dikutip Tribunnews.com Jumat (8/11/2024).

Lantas, apa metode pembelajaran dengan Kurikulum Deep Learning? 

Mengenal Kurikulum Deep Learning

Abdul Mu'ti menyampaikan, Kurikulum Deep Learning dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan yang lebih mendalam. 

Pembelajaran Deep Learning juga mendorong guru untuk selalu berimprovisasi. 

Nantinya, jumlah mata pelajaran di sekolah akan dikurangi. 

Sehingga materi pelajaran yang dipelajari siswa akan lebih ringan, namun guru akan menjelaskan materi tersebut dengan lebih mendalam.

“Mata pelajarannya itu nanti dikurangi. Sehingga materi pelajarannya mungkin ringan, tetapi cara menjelaskannya mendalam,"

"Dengan cara itu, guru bisa berimprovisasi, murid bisa berkembang pemikirannya," imbuh Abdul Mu'ti. 

Baca juga: Mendikdasmen: Keputusan soal UN, Kurikulum Hingga Zonasi Ditetapkan di Awal Tahun Ajaran Baru

Terdapat tiga elemen utama dalam Kurikulum Deep Learning, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning. 

Mindfull Learning

Mindfull Learning bertujuan untuk memberikan ruang kepada siswa agar terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pendekatan ini juga memperhatikan perbedaan kebutuhan dan potensi tiap siswa. 

Meaningfull Learning

Pada elemen Meaningfull Learning, siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap pembelajaran yang mereka pelajari. 

Mendikdasmen menekankan bahwa siswa perlu mengetahui mengapa suatu materi pelajaran penting dan bagaimana materi tersebut bisa bermanfaat di kehidupan sehati-hari.

Dengan mengetahui maksud dari materi pembelajaran dan manfaatnya, siswa diharapkan lebih termotivasi untuk belajar.

Joyfull Learning 

Abdul Mu'ti mengatakan, elemen Joyfull Learning berkaitan dengan Meaningfull Learning.

Dengan mengetahui maksud dan manfaat dari materi pelajaran, maka pembelajaran yang dihadapi siswa akan terasa menyenangkan.

Meski begitu, Joyfull Learning bukan sekedar pembelajaran yang menyenangkan, melainkan sebuah pendekatan yang berfokus pada kepuasan dari pemahaman mendalam. 

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya merasa senang belajar, tetapi juga benar-benar memahami materi yang dipelajari

(Tribunnews/Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved