Profil Biodata Sabam Sirait Pendiri PDIP Ayah Marurar Sirait, sang Anak Disentil Hasto & Dilaporkan
Sabam Sirait adalah pendiri PDIP sekaligus ayah Maruarar Sirait (Ara). Sang anak disentil Hasto Kristiyanto dan kini dilaporkan ke Bawaslu.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Sabam Sirait adalah pendiri PDIP sekaligus ayah Maruarar Sirait (Ara).
Sang anak disentil Hasto Kristiyanto dan kini dilaporkan ke Bawaslu.
BANGKAPOS.COM - Inilah profil biodata Sabam Sirait, ayah Maruarar Sirait (Ara) yang merupakan seorang pendiri PDIP.
Sosok Sabam Sirait kembali jadi perbincangan saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyentil Maruarar Sirait.
Hasto menyentil Ara terkait kalimatnya terkait Pilkada DKI Jakarta.
Konteksnya adalah pernyataan Ara bahwa pasangan Pramono Anung-Rano Karno bakal ditinggalkan pendukung non muslim karena didukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Menurut Sekjen PDIP tersebut pernyataan Maruarar Sirait yang biasa disapa Ara tersebut menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras dan antargolongan).
Hasto Kristiyanto pun mengaku akan mengirimkan buka karya Sabam Sirait yang berjudul 'Politik Itu Suci' karya Sabam Sirait kepada Maruarar Sirait sebagai hadiah.
Terlepas dari itu, siapa sebenarnya Sabam Sirait ayah Marauar Sirait ini lebih jauh?
Profil Sabam Sirait

Sabam Sirait adalah pendiri PDIP sekaligus ayah dari Maruarar Sirait atau Ara.
Ia merupakan politikus senior yang sudah malang melintang di parlemen.
Sabam Sirait meninggal di usia 85 tahun pada 29 September 2021 lalu.
Selama ini, Sabam Sirait dikenal luas sebagai politisi senior PDIP.
Pria yang bernama lengkap Sabam Gunung Pinangian Sirait lahir pada 13 Oktober 1936 di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatera Utara.
Setelah menyelesaikan sekolah di SMA Nasrani Medan tahun 1955, Sabam melanjutkan kuliah tingkat Doktoral II (D-2)- Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Ia lulus tahun 1958.
Tercatat, Sabam Sirait pernah menjadi pegawai administrasi di SMA Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) pada 1957-1958 dan pegawai pada Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta pada 1958–1960.
Tercatat, ia pernah menjabat sebagai Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Jakarta (1958-1960).
Keaktifannya berorganisasi terus berlanjut ke dunia politik dengan menduduki sejumlah posisi strategis di partai politik.
Karier politiknya dimulai dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo).
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pada 1961-1967, Sekjen Parkindo (1967-1973), Sekjen Koordinator DPP PDI (1973-1976), Sekjen DPP PDI (1976-1986), dan Anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan (2005-2009).
Sabam Sirait kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Parkindo periode 1967-1973.
Saat kebijakan fusi partai politik menjadi tiga di era Orde Baru, Sabam Sirait turut membidani pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menandatangani deklarasi pembentukan PDI pada 10 Januari 1973.
Ia sempat menjadi Sekjen PDI selama tiga periode, yakni periode 1973-1976, periode 1976-1981, dan periode 1981-1986.
Sabam Sirait juga turut menjadi pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada September 1998 dan menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDIP pada 1998-2008.
Penerima Bintang Mahaputera tersebut telah malang melintang di Parlemen.
Sabam Sirait menjadi Anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) periode 1967-1973, Anggota DPR RI periode 1973-1982, Anggota DPR RI periode 1992-2009 dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024.
Sabam juga pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) periode 1983-1993.
Sabam mencalonkan diri sebagai anggota DPD dari Dapil DKI Jakarta pada 2013.
Namun, saat itu, ia gagal menjadi anggota DPD.
Akhirnya, Sabam Surait dilantik menjadi anggota DPD RI pada 15 Januari 2018 menggantikan anggota DPD, AM Fatwa yang meninggal dunia.
Pada Pemilu 2019, Sabam kembali mencalonkan sebagai anggota DPD dari dapil yang sama dan lolos ke Senayan dengan perolehan suara terbanyak kedua 626.618 suara.
Maruarar Sirait Kini Dilaporkan
Kabar terbaru, Maruarar Sirait yang kini menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta terkait dugaan pernyataan yang berbau SARA.
Laporan tersebut disampaikan oleh Samuel David (37), seorang warga Jakarta Selatan, pada Senin (25/11/2024) sore.
Samuel melaporkan Maruarar terkait pernyataan yang menyebutkan kemungkinan hilangnya dukungan dari pemilih non-muslim kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Samuel, pernyataan tersebut bisa memicu isu SARA yang tidak diinginkan dalam konteks Pilkada Jakarta.
“Jadi, hari ini saya selaku warga masyarakat Jakarta melaporkan apa yang diucapkan oleh Maruarar Sirait yang menyatakan bahwa pemilih non-muslim akan meninggalkan Pramono dan Bang Doel,” kata Samuel saat ditemui di Pancoran, Jakarta.
Samuel menegaskan bahwa laporannya bukan didasarkan pada pilihan politiknya, tetapi karena ia ingin menghindari isu SARA dalam Pilkada Jakarta yang mengingatkan pada polemik serupa yang terjadi pada Pilkada 2017.
"Tapi, saya di sini bukan soal pilihannya siapa, tapi ucapan ini sudah menyinggung SARA. Jadi yang selama ini kita tahu kampanye harusnya damai. Kemudian sudah tidak ada lagi lah isu-isu SARA seperti dulu gitu kan," tambah Samuel dilansir dari kompas.com.
Laporan Samuel telah diterima oleh Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Bawaslu DKI dengan nomor laporan 025/PL/PG/Prov/12.00/XI/2024.
Bawaslu dijadwalkan akan melakukan kajian lebih lanjut terkait laporan tersebut. Samuel mengungkapkan bahwa Bawaslu akan memberi waktu sekitar dua hari untuk melakukan kajian awal dan meminta kelengkapan dokumen terkait laporan.
"Ya kalau dari Bawaslu informasinya kajiannya kurang lebih dua hari. Kemudian apa ada kelengkapan yang harus dilengkapi, ya kita lengkapi, tapi nanti nunggu petunjuk dari Bawaslu," tutup Samuel.
Sebelumnya, Maruarar Sirait, yang merupakan politikus Partai Gerindra, menyatakan bahwa dukungan Anies Baswedan terhadap pasangan Pramono Anung-Rano Karno dalam Pilkada Jakarta dapat menguntungkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
"Begitu Pram dan Rano mendapatkan dukungan Anies, saya yakin basis-basis non-muslim itu akan berkurang," ujar Maruarar.
Ara juga mengungkapkan bahwa awalnya Ridwan Kamil kehilangan dukungan dari pemilih non-muslim setelah dipasangkan dengan Suswono, yang merupakan kader PKS.
Namun, peta politik Jakarta berubah setelah Anies mendeklarasikan diri untuk mendukung Pramono-Rano. (Tribun Kaltim/ Kompas.com/ Bangkapos.com)
Sosok Bambang Pacul, Wakil Ketua MPR Dicopot dari Ketua DPD PDIP Jateng karena Rangkap Jabatan |
![]() |
---|
Profil Olly Dondokambey, Dikenal Raja Lobi PDIP Andalan Megawati, Profesor Kehormatan dari Tiongkok |
![]() |
---|
Megawati Tunjuk Hasto Kristiyanto Jadi Sekjen PDIP Lagi |
![]() |
---|
Harun Masiku Ada di Sebuah Kota Indonesia? Lokasi Telah Terdeteksi KPK Setelah 5 Tahun Buron |
![]() |
---|
Paspor Harun Masiku Telah Dicabut, Posisi Tersangka Buruan KPK Belum Terlacak, Masuk Status DPO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.