Uang Palsu UIN Tidak Terdeteksi ATM dan Sejak Kapan Dicetak? Simak Penjelasan BI hingga Temuan Warga
Bank Indonesia (BI) menyatakan uang palsu UIN yang konon dicetak sejak 2010 bisa terdeteksi ATM.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Nilai temuan praktik pemalsuan pabrik pencetakan uang palsu di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan mencapai triliunan.
Perlu diketahui, nilai triliunan itu bukan dari temuan uang palsu semata.
Sebelumnya, Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan uang palsu yang dicetak dalam pecahan seratus ribu rupiah ini sulit terdeteksi alat X-Ray.
Tidak hanya uangnya, mesin cetak yang sudah disita kepolisian dari ruang Perpustakaan UIN Alauddin juga canggih.
"Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,"
"Kami juga harus bekerja sama dengan salah satu kampus negeri di Kabupaten Gowa, sebab uang palsu ini diproduksi di dalam kampus," jelas Reonald Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com.
Pihak kepolisian telah menangkap 17 tersangka kasus peredaran uang palsu ini.
17 tersangka ini diringkus di lokasi berbeda, di antaranya Gowa, Makassar, Wajo, Mamuju Sulawesi Barat.
Selain itu, masih ada tiga orang lagi yang kini buron.
Tiga orang tersebut pun masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena diduga kuat ikut terlibat dalam kasus ini.
Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan Wibisono menuturkan, sindikat ini tak hanya mencetak uang rupiah.
Mereka juga mencetak mata uang Korea Selatan, Won.
Saat konferensi pers di Mapolres Gowa, Yudhiawan menyebut bahwa barang bukti yang disita polisi mencapai triliunan.
"Cukup menarik barang buktinya nilainya ini triliunan," kata Yudhiawan, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Selain produksi uang, Andi Ibrahim eks Kepala Perpustakaan yang juga bos pabrik uang palsu ini juga memproduksi Surat Berharga Negara (SBN).
Bahkan, satu lembar SBN yang disita bernilai Rp700 triliun.
"Ada mata uang rupiah, Ada 556 lembar mata uang rupiah belum dipotong, ada juga mata uang Korea."
"Ada juga 1 lembar sertifikat deposito nilainya Rp45 triliun, 1 lembar surat berharga SBN senilai 700 triliun," ujarnya. Kamis (19/12/2024).
Yudhiawan juga menuturkan bahwa pihak kepolisian ikut menyita mesin cetak seharga Rp600 juta yang dibeli di Surabaya, Jawa Timur.
"Mesinnya beli di Surabaya, dan berasal dari China," katanya.
Sementara itu, produksi uang palsu di Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Samata, Gowa, Sulawesi Selatan ternyata sudah berlangsyng 14 tahun.
Hasil pemeriksaan terhadap sejumlah tersangka, polisi mendapati bukti baru bahwa produksi uang palsu di kampus ternama tersebut beroperasi sejak 2010.
Komplotan melibatkan orang dalam kampus dan oknum bank BUMN ini diduga sudah mencetak puluhan miliar uang palsu sejak pertama beroperasi.
Uang palsu yang dihasilkan tidak terdeteksi x-ray lantaran mesin pencetaknya canggih.
Satu rim kertas dapat mencetak uang palsu senilai Rp1,2 miliar, sedangkan penyidik mengamankan 40 rim kertas.

Kasus pembuatan uang palsu terbongkar pada Jumat (13/12/2024), saat Polres Gowa menemukan mesin pencetak uang di Perpustakaan Syekh Yusuf, UIN Alauddin.
Dua orang yang langsung ditangkap yakni Kepala UPT Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar, Dr. Andi Ibrahim, dan seorang staf UIN Alauddin.
Tersangka kasus pembuatan uang palsu di Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Samata, Gowa, Sulawesi Selatan bertambah menjadi 17 orang.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudiawan, menyatakan produksi uang palsu beroperasi sejak 2010.
Sejumlah barang bukti ditunjukkan dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (19/12/2024). Mulai mesin cetak, kertas khusus, dan tinta yang dipesan langsung dari China.
"Jadi mesin cetaknya ini dibeli dari Surabaya tetapi pesanan langsung dari China, termasuk tinta dan kertas," ungkapnya, Kamis.
Ia menyatakan penyidik terus mendalami kasus ini dan mengumpulkan barang bukti.
"Kami tidak ingin mempersangkakan seseorang yang tak bersalah, tapi yang pasti jika dia terlibat, pasti kita langsung tersangkakan," ucapnya, Senin (16/12/2024), dikutip dari TribunTimur.com.
Ia menambahkan penelusuran kasus pembuatan uang palsu dilakuakan sejak awal Desember 2024 dan sudah mengamankan 15 pelaku.
"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar, ini masih kami kembangkan," tuturnya.
Kasus ini terungkap setelah tim gabungan dibentuk terdiri dari Labfor, Bank Indonesia (BI), BRI, BNI, dan bantuan dari rektor UIN Alauddin Makassar.
"Kami melakukan penyidikan berdasarkan joint investigation. Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific investigation."
"Ternyata alat dan barang bukti yang kami dapatkan berasal dari kampus salah satu universitas ternama di Gowa," pungkasnya.
Setelah kasus pembuatan uang palsu terungkap, para pedagang di Gowa enggan menerima uang pecahan Rp100 ribu.
Mereka khawatir uang yang diterima palsu dan tak dapat digunakan untuk bertransaksi lagi.
Seperti disebut sebelumnya, dalam kasus ini, miliaran uang palsu yang diproduksi di kampus UIN Alauddin Makassar sudah beredar luas di masyarakat.
Skandal produksi uang palsu ini melibatkan orang dalam kampus hingga pegawai bank.
Pada konfrensi pers berlangsung di Polres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024) yang dihadiri Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawa dan Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak serta pimpinan Bank Indonesia (BI) cabang Sulsel, barang bukti sindikat uang palsu ini diperlihatkan
Sejumlah barang bukti sindikat uang palsu jaringan UIN Alauddin Makassar ini ditampilkan pada konfrensi pers.
Termasuk pengungkapan 17 tersangka.
Dimana dua diantara 17 tersangka oknum pegawai bank BUMN yakni Inisial IR (37 tahun) dan AK (50 tahun).
"Mereka masuk dalam peran dalam transaksi jual beli uang palsu. Pelaku menggunakan, dia menjual dan dia juga membeli uang palsu," kata AKBP Reonald Simanjuntak.
"Transaksi mereka di luar dari bank mereka bekerja dan ini tindakan individu," ujar Kapolres Gowa.
AKBP Reonald mengatakan saat ini pihaknya terus menangani kasus uang palsu ini.
Menurutnya, pengungkapan uang palsu ini sudah dimulai sejak awal Desember 2024.
"Benar, saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan. Kami mohon waktu, ini masih kami kembangkan lagi," katanya
Pabrik uang palsu ini dicetak di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulsel.
Polisi mengungkap total uang palsu yang dicetak di perpustakaan ini berkisar Rp 2 miliar.
Selebihnya, Rp 446 juta berhasil disita dari Kampus II UIN, lokasi yang diduga sebagai tempat percetakan.
Berdasarkan informasi dihimpun dari pihak kepolisian, yang baru terungkap sejauh ini, sebagian uang itu telah disebarkan ke beberapa daerah di Sulsel diantaranya Kabupaten Gowa dan Kabupaten Wajo, serta di Sulawesi Barat (Sulbar) yakni Kabupaten Mamuju.
Skandal Pabrik Uang Palsu Melibatkan Bank BUMN
Ya, Polres Gowa melibatkan perbankan membongkar kasus uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Makassar.
Yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI).
Selain BI, BRI, dan BNI, Polres Gowa juga melibatkan Laboratorium Forensik atau labfor.
"Kami juga meminta bantuan dari rektor UIN Alauddin Makassar. Kami melakukan berdasarkan join Investigation," tambah AKBP Reonald Simanjuntak.
Penyidikan ini menggunakan teknologi atau scientific Investigation.
Total ada 100 jenis barang bukti yang disita polisi.
Doktor UIN Jadi Otak Pelaku

Sementara itu, dosen Dr Andi Ibrahim diduga menjadi otak di balik peredaran uang palsu senilai Rp2 miliar yang telah beredar di Gowa, Wajo Sulsel, dan Mamuju Sulbar.
Dia merupakan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin, Makassar.
Dalam kasus ini polisi menemukan pabrik uang palsu di lantai tiga perpustakaan UIN.
Selain menemukan pabrik uang palsu, polisi juga menyita uang palsu di perpustakaan nilainya Rp446.700.000.
Uang palsu yang disita merupakan pecahan Rp100 ribu.
Akibat perbuatannya, ia pun dinonaktifkan dari jabatan Kepala Perpustakaan UIN.
Polisi mengungkap total uang palsu yang dicetak di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II UIN Alauddin Makassar, berkisar Rp2 miliar.
Selebihnya, Rp446 juta berhasil disita dari Kampus II UIN, lokasi yang diduga sebagai tempat percetakan.
(Tribunnews/ Tribun Timur/ Bangkapos.com)
Klarifikasi Imam Muslimin Dosen UIN Malang Viral Guling-Guling di Tanah, Pilih Mengundurkan Diri |
![]() |
---|
Sosok Dosen UIN Malang Viral Ribut dengan Tetangga Hingga Guling-guling di Tanah, Kini Resign |
![]() |
---|
Kronologi Dosen UIN Malang Jatuhkan Diri Berguling hingga Pura-pura Stroke, Berawal dari Adu Mulut |
![]() |
---|
Sosok Dosen UIN Malang yang Viral, Jatuhkan Diri, Berguling hingga Pura-pura Stroke |
![]() |
---|
Mengalirkan Kebajikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.