Sosok 3 Mantan Suami Connie Bakrie yang Berakhir Cerai :Ali Sudibyo, Letjen Djaja Suparman, AK Wahab

Tiga mantan suami Connie Bakrie adalah Ambassador AK Wahab (cerai 1994), Letjen TNI Purn Djaja Suparman (cerai 2014) dan Ali Sudibyo (cerai 2014?).

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolase/Tribunnews.com
Sosok 3 Mantan Suami Connie Bakrie yang Berakhir Cerai :Ali Sudibyo, Letjen Djaja Suparman, AK Wahab 

BANGKAPOS.COM - Sosok Connie Rahakundini Bakrie jadi sorotan setelah pengakuannya menyimpan dokumen skandal pejabat negara titipan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Rusia.

Terlepas dari itu, menarik mengenal sosok seorang Connie Bakrie.

Terlebih tentang tiga mantan suaminya yang berakhir cerai.

Tiga mantan suami Connie Bakrie adalah Ambassador AK Wahab (cerai 1994), Letjen TNI Purn Djaja Suparman (cerai 2014) dan Ali Sudibyo (cerai 2014?).

Setidaknya begitu informasi yang dimuat di Wikipedia.

Dari ketiganya, hanya informasi Letjen TNI Purn Djaja Suparman yang banyak diketahui publik.

Adapun sosok Ambassador AK Wahab dan Ali Sudibyo terbilang minim informasi.

Namun, di postingan ig Connie Bakrie terbaru, sang pengamat militer berbicara soal mantan suaminya yang bernama Ali Sudibyo.

Di sana Connie menyindir para buzzer yang menyerang dirinya dengan Ali Sudibyo, mantan suami ketiganya.

Ali Sudibyo adalah seorang anggota TNI AU yang kini berpangkat kolonel.

Saat bersama Connie, Ali Sudibyo masih berpangkat Letkol.

Connie menyebut buzzer menyebarkan BAP pengadilan militer mengenai kehidupan suami istrinya dengan Ali Sudibyo.

"Kenapa sih tidak berani substansi dan selalu menyerang pribadi," ucap Connie kepada buzzer yang menyerangnya.

Adapun sosok suami kedua Connie Bakrie yang juga berakhir cerai adalah Letjen TNI Purn Djaja Suparman, seorang pensiunan perwira tinggi TNI-AD.

Profil Letjen TNI Purn Djaja Suparman Mantan Suami Connie Bakrie, Anak Polisi Pernah Jual Es Lilin
Profil Letjen TNI Purn Djaja Suparman Mantan Suami Connie Bakrie, Anak Polisi Pernah Jual Es Lilin (tribun)

Djaja Suparman adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1972 dari kesatuan infanteri baret hijau.

Lahir pada 11 Desember 1949, usia Djaja Suparman saat ini adalah 75 tahun.

Djaja Suparman lahir dari keluarga sederhana.

Ayahnya seorang polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi (setara Kopral), yang mendidiknya dengan disiplin.

Di masa mudanya, Djaja membantu keluarganya dengan menjadi penjual es lilin.

Menurut Djaja, pengalaman tersebut mengajarkannya arti kerja keras dan kemandirian.

 “Saya ingin belajar mencari uang halal, membantu meringankan beban orang tua,” ungkapnya dalam buku biografinya, “Jejak Kudeta (1997-2005): Catatan Harian Letnan Jenderal (Purn) Djaja Suparman.”

Djaja Suparman tidak hanya dikenal karena kiprahnya di dunia militer, tetapi juga karena pandangannya yang tegas dan kontribusinya dalam berbagai tugas strategis.

Sementara itu, di TNI, Djaja Suparman pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) dari 1999 hingga 2000, Panglima Kodam Jayakarta (Pangdam Jaya) dari 1998 hingga 1999, dan Panglima Kodam V/Brawijaya dari 1997 hingga 1998.

Ia memulai karier militernya sebagai Komandan Peleton (Danton) di Blitar. Setelahnya, ia menjabat sebagai Komandan Yonif 507/Sikatan di Surabaya, pasukan andalan Kodam V/Brawijaya.

Kariernya terus menanjak dengan berbagai jabatan strategis, di antaranya:

  • Komandan Distrik Militer (Dandim) Probolinggo.
  • Waasops Kasdam V/Brawijaya.
  • Komandan Brigif 13/Galuh Kostrad di Tasikmalaya.
  • Komandan Resimen Taruna Akmil di Magelang.
  • Kasdam II/Sriwijaya, di mana ia meraih pangkat bintang satu.

Setelah menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya dan Pangdam Jaya, Djaja ditunjuk sebagai Pangkostrad pada November 1999.

Namun, ia hanya menjabat selama beberapa bulan sebelum digantikan oleh Letjen TNI Agus Wirahadikusumah pada Maret 2000.

Setelah itu, Djaja menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (Dan Sesko TNI) dan terakhir sebagai Inspektur Jenderal TNI (Irjen TNI) sebelum pensiun.

Sebagai informasi, Djaja Suparman mantan suami Connie Bakrie resmi pensiun sebagai Pati TNI AD pada tahun 2006.

Setelah pensiun dari TNI, Djaja Suparman justru terjerat kasus kriminalitas korupsi tanah atau pembebasan lahan untuk jalan tol di Malang senilai Rp17,6 miliar.

Dalam kasus tersebut, Djaja Suparman divonis hukuman 4 tahun penjara.

Pada 26 September 2013, di Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, Djaja divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 30 juta atas kasus korupsi senilai Rp 17,6 miliar ketika ia masih menjabat sebagai Pangdam Brawijaya.

Ia juga harus menyerahkan uang pengganti sebesar Rp 13,3 miliar, jika tidak mampu mengembalikannya ia harus menggantinya dengan hukuman tambahan selama 6 bulan.

Kasus ini bermula pada tahun 1998 ketika ia menerima kompensasi dana sebesar Rp 17,6 miliar dari PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) atas tukar guling lahan seluas 8,8 hektar di Dukuh Menanggal, Surabaya milik Kodam V/Brawijaya.

Dari uang itu, sebesar Rp 4,2 miliar telah digunakan untuk keperluan Kodam dan sisanya sebanyak Rp 13,3 miliar tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Namun, Djaja beranggapan bahwa dana dari CMNP tersebut merupakan bantuan natura, bukan ganti rugi atas pelepasan aset Kodam.

Ia menggunakan dana tersebut untuk pengamanan wilayah Jawa Timur terkait peristiwa 1998, pengadaan kendaraan operasional Korem dan Kodim serta meningkatkan kesejahteraan prajurit, termasuk merenovasi Markas Kodam Brawijaya dan membangun gedung perwakilan Kodam Brawijaya di Jakarta.

Meskipun demikian, pelaksanaan eksekusi putusan Mahkamah Agung, baru dikeluarkan pada 13 Mei 2022, kemudian Djaja melayangkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo pada 5 Juli 2022 karena merasa diperlakukan tidak adil.

Surat Djaja Suparman mantan suami Connie Bakrie itu dijawab Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bahwa istana tidak dapat mencampuri proses hukum.

Djaja melaksanakan putusan pengadilan pada 13 Oktober 2022 ke Lapas Sukamiskin, Bandung.

Djaja Suparman adalah mantan suami Connie Bakrie yang kedua.

Djaja Suparman dan Connie Bakrie cerai pada 2014 silam dan memiliki tiga orang anak dari pernikahan mereka.

Profil Connie Bakrie

Connie Rahakundini Bakrie adalah pengamat militer yang menurut wikipedia, juga adalah Guru Besar bidang Hubungan Internasional di Universitas Negeri Saint Petersburg, Rusia (St Petersburg State University), merangkap Ambassador of Science and Education of Russia.

Connie Rahakundini Bakrie lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 3 November 1964.

Ia merupakan anak dari Bakrie Arbie, seorang ahli nuklir, dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata, seorang penulis dan fotografer.

Connie memiliki darah Gorontalo dari ayahnya dan Sunda dari ibunya.

Latar belakang keluarga yang berpendidikan tinggi memberikan pengaruh besar dalam perjalanan hidup Connie.

Ia tumbuh dalam lingkungan yang menghargai ilmu pengetahuan, yang kemudian mendorongnya menekuni bidang pertahanan dan keamanan.

Connie menikah dengan Djaja Suparman dan dikaruniai tiga anak.

Sebagai akademisi dan profesional, Connie dikenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di forum internasional, di mana ia kerap menjadi pembicara tentang isu-isu strategis global.

Connie menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia dan melanjutkan studinya di Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS) di Hawaii serta Institut Kajian Keamanan Nasional (INSS) di Tel Aviv.

Ia juga menjadi bagian dari program kepemimpinan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat.

Dalam karier profesionalnya, Connie menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institut Kajian Pertahanan dan Keamanan (IODAS) serta Institut Maritim Indonesia (IMI).

Ia juga terlibat aktif dalam dunia pendidikan sebagai pengajar di berbagai lembaga, termasuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara serta Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.

Melalui berbagai jabatan strategisnya, Connie memberikan kontribusi penting dalam pengembangan kebijakan pertahanan Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sahabat Hasto

Connie mengaku memiliki hubungan sahabat dengan Hasto Kristyanto sejak sama-sama kuliah S3.

Karena hubungan sahabat itu pula lah Connie Bakrie nekat membawa dokumen penting yang dititipkan Hasto padanya hingga ke Rusia.

Connie Bakrie mengaku sengaja membawa dokumen yang disebutnya penting dan merupakan titipan Hasto tersebut.

Lewat unggahan video di Instagram pribadinya pada Kamis (26/12/2024), Connie mengungkapkan alasannya membantu Hasto Kristiyanto membawa dokumen penting hingga ke Rusia. 

Connie menyebut Hasto sebagai sahabat dan teman seperjuangan saat sekolah S3.

Ia mengaku prihatin dengan langkah KPK menetapkan Hasto sebagai tersangka, terlebih diumumkan saat malam Natal.

Connie mencium ada yang tidak beres dalam kasus yang menjerat Sekjen PDIP tersebut.

"Beliau sahabat saya gitu kan. Saya banyak belajar dari beliau. Beliau juga teman seperjuangan saat beliau proses doktor," ujar Connie seperti dimuat Tribun.

 Namun, ia menyampaikan satu hal kepada publik bahwa dokumen penting milik Hasto sudah diamankan di Rusia.

Menurut Connie, dokumen itu berpotensi menjadi bom waktu di kemudian hari.

Sebagai informasi, Connie sebenarnya bukanlah kader PDI Perjuangan.

Ia kerap hadir dalam acara PDIP sebagai akademisi.

Selain itu, Connie juga pernah menjadi bagian dari Partai NasDem, namun memutuskan keluar pada April 2023 lalu.

Alasan Connie keluar karena tak lagi sesuai dengan ideologi partai yang dipimpin Surya Paloh tersebut.

(Warta Kota/ Bangkapos.com/Tribunnews.com/wikipedia )

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved