Connie Bakrie yang Seret Iriana Disebut sebagai Orang Baru PDIP, Orang Jokowi Sebut Connie Ketakutan

Connie Bakrie yang dalam pernyataannya menyeret nama Iriana disebut oleh orang Jokowi sebagai orang baru di PDIP dan kabur ke Rusia karena takut.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolase Tribun
Connie Bakrie yang Seret Iriana Disebut sebagai Orang Baru PDIP, Orang Jokowi Sebut Connie Ketakutan 

BANGKAPOS.COM - Connie Bakrie yang dalam pernyataannya menyeret nama Iriana disebut oleh orang Jokowi sebagai orang baru di PDIP dan kabur ke Rusia karena takut.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum Solidaritas Merah Putih yang juga relawan Jokowi, Silfester Matutina.

Dalam pernyataannya, Silfester Matutina pun mempertanyakan dokumen skandal pejabat milik Hasto Kristiyanto yang ditipkan kepada Connie Bakrie.

Menurut Silfester, Connie adalah orang baru di kalangan elite PDIP.

 Hal ini disampaikannya setelah bertemu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Sumber, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/1/2025).

“Bapak bilang silakan buktikan kalau ada. Kalau memang Connie ini punya bukti, kenapa Hasto menyerahkan ke Connie. Connie ini kan baru di PDIP,” ungkap Silfester di kediaman Jokowi.

Menurutnya, lebih masuk akal jika data ini dititipkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Atau kepada Ketua DPP PDIP Puan Maharani ataupun Menko Polkam Budi Gunawan.

“Kalau benar-benar ada Connie punya dokumen harusnya kan bisa digugat di Indonesia. Kenapa nggak dititipkan ke Bu Megawati atau Mbak Puan? Atau Pak Budi Karya (yang dimaksud Budi Gunawan) sebagai Menko Polhukam yang dulunya BIN?” ungkapnya.

Lebih lanjut, Silfester menyinggung Connie yang sempat digugat karena dianggap menyebarkan informasi bohong mengenai polisi yang bisa mengakses Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Pemilu 2024.

Silfester menduga, Connie ke Rusia untuk menghindari proses hukum atas kasus ini. 

“Kenapa harus dititipkan seorang Connie yang kabur di Rusia karena takut menghadapi proses hukum atas pelaporan dia memfitnah polisi bisa mengakses Sirekap,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara PDIP, Guntur Romli mengungkapkan bahwa bukti sejumlah video milik Hasto Kristiyanto yang berisi skandal elite politik di Indonesia telah diamankan Connie Bakrie ke Rusia. 

Ia menyebut, video-video itu nantinya akan segera dirilis sebagai bentuk solidaritas kepada Ketua DPP PDIP Yasonna Laoly yang dinilai tengah mengalami kriminalisasi. 

"Saudara Sekjen mau merilis video-video itu sebagai bentuk solidaritas atas pencekalan terhadap Bapak Yasonna Laoly yang juga korban kriminalisasi tanpa alasan yang jelas," kata Guntur saat dihubungi, Minggu (29/12/2024). 

Ia juga mempertanyakan langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang turut melakukan pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap Yasonna Laoly.

"Padahal, tidak mungkin Pak Yasonna melarikan diri, selama ini juga selalu kooperatif termasuk juga saudara Sekjen," terangnya. 

Guntur juga berujar, banyak dokumen dari video-video itu sudah dibawa oleh Connie Bakrie ke Rusia untuk diselamatkan dan sudah dinotariskan di sana. 

"Mas Andi Widjajanto (AW) juga memberikan tambahan-tambahan data dan analisa. Semuanya sumber dari internal. Karena baik saya, Sekjen dan Mas AW sebelum ini ada di dalam kekuasaan," terangnya. 

Guntur Romli mengaku, telah melihat bukti-bukti video tersebut. Ia menyatakan video tersebut berisi skandal elite politik di Indonesia, dugaan kriminalisasi mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta rekayasa hukum penyalahgunaan aparat negara dipakai untuk membunuh lawan politik.

"Saya sudah menonton beberapa, beserta bukti-bukti yang valid, kuat sah. Karena bagaimana pun saudara Sekjen itu ada di pusaran kekuasaan selama 9 tahun tanpa harus menjadi pejabat publik," kata Guntur. 

Ia juga menyebut, terdapat video khusus soal kriminalisasi terhadap Anies Baswedan beserta bukti-bukti pertemuan.

"Ini skandal besar melebihi kasus watergate di Amerika. Bagaimana rekayasa hukum dengan menyalahgunakan aparat negara dipakai untuk membunuh lawan politik. Daya ledaknya luar biasa," terangnya. 

Khusus untuk seorang mantan petinggi, lanjutnya, Hasto dan partai selalu membersamai, mendukung, serta membela dia dan keluarganya selama 23 tahun ini. 

"Rahasia sekecil apa pun dan buktinya dipegang saudara Sekjen dan partai," tegasnya. 

Connie Seret Iriana

Nama Iriana mencuat bermula saat Connie Bakrie menyinggung kedekatan para Gubernur Lembaga Ketahahan Nasional (Lemhanas) dengan presiden dalam acara podcast yang dipandu eks Ketua KPK Abraham Samad.

Menurut Connie, selama dirinya kenal Gubernur Lemhanas, tak ada yang seperti politikus PDIP, Andi Widjajanto (AW).

Sebagai informasi, Andi menjabat sebagai Gubernur Lemhanas pada 2022 dan mundur pada akhir 2024, menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres).

Connie menyebut hubungan Andi dengan Jokowi saat menjabat sebagai Presiden sangat dekat.

Bahkan, kata Connie, hampir setiap hari Andi dan Jokowi bertemu.

"Setahu saya, selama saya berinteraksi dengan Lemhanas, tidak pernah ada seorang Gubernur Lemhanas sedekat Andi Widjajanto dengan Presiden."

"Tiap hari, Gubernur Lemhanas itu ketemu Presiden," ujar Connie, dikutip Tribunnews.com.

Namun, setelah Pramono Anung dan Rano Karno, yang diusung PDIP, menang Pilkada DKI Jakarta 2024 satu putaran, muncul berita mengenai kedekatan Andi dengan seorang waria.

Connie menyebut munculnya berita itu lantaran Andi merupakan sosok pribadi yang ditakuti para pemangku kepentingan.

"Tiba-tiba kasus Andi Widjajanto muncul dengan apalah berita nggak penting waria itu, nggak jelas kehidupan pribadi."

"Saya hafal, kalau orang sudah keluar berita pribadinya, itu berarti ditakutin," kata Connie.

Lebih lanjut, Connie menyebut Andi sakit hati atas pemberitaan itu.

Ia mengatakan Andi bisa saja melacak siapa penyebar berita yang disebutnya fitnah tersebut.

Terlebih, kata Connie, Andi memiliki kartu truf terkait dokumen skandal pejabat negara.

Salah satu kartu truf itu, disebutkan Connie terkait Iriana Jokowi.

"Andi itu sakit hati, Pak. Rumah tangga baik-baik, anak baik-baik, semua baik-baik, track record Andi Widjajanto udah tahu."

"Emang dia nggak bisa ngecek, yang bocorin, yang ngarang-ngarang berita itu siapa?" urai Connie.

"Jangan salah, off course Andi juga punya kartu truf, mungkin dia punya kartu truf Ibu Iriana."

"By the way, Ibu Iriana, jangan tenang-tenang, Bu. Babak Ibu belum keluar, oke?" lanjutnya.

Connie lantas menyebut Andi dipastikan juga memiliki data-data terkait dokumen skandal pejabat negara.

Ia juga memastikan dokumen-dokumen skandal pejabat negara yang dititipkan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, kepadanya memuat kasus Jokowi dan keluarga.

"Bahwa (dokumen) menyangkut Mulyono (Jokowi), sedikit banyak pasti. Apakah Mulyono saja? Belum tentu," ujarnya

"Jadi Mas Andi tuh pasti punya data juga," kata Connie.

Sementara itu, sebelumnya, PDIP mengungkapkan Andi Widjajanto turut menyumbang data skandal pejabat negara Indonesia dalam dokumen yang dimiliki Hasto Kristiyanto.

Juru Bicara PDIP, Guntur Romli, mengatakan data-data Andi maupun Hasto, berasal dari sumber internal.

"Mas Andi Widjajanto (AW) juga memberikan tambahan-tambahan data dan analisis. Semuanya sumber dari internal."

"Karena baik Saudara Sekjen dan Mas AW sebelumnya ada di dalam kekuasaan," ungkap Guntur, Senin (30/12/2024), dikutip dari Kompas.com.

Diketahui, dokumen-dokumen itu telah dititipkan Hasto kepada Connie di Rusia.

Guntur mengatakan Hasto memang sengaja menitipkan dokumen tersebut karena beberapa alasan.

Pertama, karena PDIP pernah dikriminalisasi saat pemeriksaan kasus Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Benar, bahwa memang Sekjen PDIP menitipkan beberapa dokumen kepada Ibu Connie Bakrie, waktu terakhir Ibu Connie pulang ke Indonesia."

"(Bukti dititipkan) karena ada pengalaman kriminalisasi, khususnya Pak Sekjen dan Mas Kusnadi," ungkap Guntur dalam Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Senin (30/12/2024).

Bentuk kriminalisasi itu adalah pemeriksaan terhadap Hasto dan Kusnadi tanpa ada surat penyidikan.

Selain itu, kata Guntur, penyidik KPK juga menyita ponsel dan buku partai.

Padahal, menurut Guntur, penyitaan  bukan merupakan kewenangan penyidik.

" Waktu itu diperiksa Rossa, waktu ke KPK, dengan menyamar dan mengintimidasi, tanpa surat penyidikan."

"(Kemudian) menyita HP, menyita buku partai, padahal itu kan di luar kewenangannya (sebagai penyidik)" jelas Guntur.

Alasan kedua yang membuat Hasto menitipkan bukti-bukti skandal pejabat negara adalah agar bisa diamankan.

Guntur mengungkapkan bukti-bukti berupa dokumen dan salinan video telah dinotariskan di Rusia.

"Sekjen menitipkan beberapa dokumen dan sudah dibawa ke Rusia, dinotariskan," ujar Guntur.

Lebih lanjut, Guntur mengungkapkan dokumen yang dibawa ke Connie memuat bukti-bukti kasus korupsi besar yang melibatkan pejabat negara, baik yang sedang menjabat ataupun tidak.

Dokumen itu juga dikatakan Guntur berisikan bukti-bukti penyalahgunaan wewenang dan upaya pelemahan terhadap KPK.

Guntur menyebut dokumen-dokumen yang memuat bukti skandal pejabat enagra, telah disalin menjadi puluhan video.

"Salinan dokumen-dokumen tersebut sudah menjadi bahan puluhan video yang mengungkap skandal-skandal politik, skandal-skandal korupsi, terkait penyalahgunaan wewenang, bagaimana pelemahan KPK, korupsi-korupsi besar yang melibatkan pejabat negara, baik yang sedang menjabat ataupun tidak," urai Guntur.

Soal keaslian bukti-bukti milik Hasto itu, Guntur memastikan autentik dan sangat kuat.

"Semua bentuk dokumen, ada audio, video, teks, itu semua dokumen yang kami anggap autentik, orisinil, dan sangat kuat," katanya.

Sementara itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo menanggapi santai mengenai dokumen skandal pejabat negara yang menyeret namanya dan iriana.

"Ya nggak papa, biasa aja lah," kata Jokowi saat ditemui di kediamannya, Sumber, Solo, Kamis (2/1/2025).

Jokowi lalu menyinggung soal hujatan yang diterimanya sebelumnya termasuk soal berijazah palsu.

"Ya kan bisa kan, kita ini sejak menjabat yang namanya dibilang PKI, dibilang anaknya Gerwani, dibilang antek asing, dibilang antek aseng, dibilang ijazahnya palsu, hehe," ucapnya.

(Kompas TV) (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Aryo Putranto)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved