Silsilah Keluarga Connie Rahakundini Bakrie dan Pendidikannya, Ternyata Anak Pakar Nuklir & Penulis

Connie Rahakundini Bakrie memiliki silsilah keluarga yang bukan sembarang. Connie Bakrie adalah anak pasangan pakar nuklir dan penulis.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
IST
Silsilah Keluarga Connie Rahakundini Bakrie dan Pendidikannya, Ternyata Anak Pakar Nuklir & Penulis 

BANGKAPOS.COM - Nama Connie Rahakundini Bakrie atau Connie Bakrie jadi perbincangan pasca Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka belum ini.

Bagimana tidak, Connie Bakrie membuat pengakuan bahwa ia dititipi dokumen skandal pejabat negara.

Dokumen itu, diakui Connie, telah dibawa dan disimpannya di Rusia.

Belakangan Connie Bakrie bahkan mengingatkan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo dan istrinya, Iriana yang ikut terancam dengan keberadaan dokumen tersebut.

Di Indonesia, Connie Rahakundini dikenal publik sebagai pengamat militer.

Lalu, siapa Connie Rahakundini Bakrie, bagaimana silsilah keluarganya dan apa latar belakang pendidikannya.

Profil Connie Rahakundini Bakrie dan Keluarganya

Connie Rahakundini Bakrie
Connie Rahakundini Bakrie (tribun)

Connie Rahakundini Bakrie memiliki silsilah keluarga yang bukan sembarang.

Connie Bakrie adalah anak pasangan pakar nuklir dan penulis.

Ya, Connie Rahakundini Bakrie yang merupakan lulusan S1 hingga S3 Universitas Indonesia (UI) ini adalah anak dari Bakrie Arbie seorang pakar nuklir dan Ani Sekarningsih, yang merupakan penulis.

Nama berikut gelar ayahnya adalah Dr. Ir. Bakrie Arbie.

Sementara ibunya bernama lengkap Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata dan lebih dikenal dengan nama Ani Sekarningsih alias Ani Bakrie Arbie.

Dari kedua orangtua tersebut mengalir darah Gorontalo dan Tasikmalaya di sosok Connie.

Diketahui kedua orang tua Connie Bakrie bukan orang sembarangan, termasuk sang ibu.

Bakrie Arbie diketahui merupakan pakar nuklir Indonesia.

Bakrie Arbie pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset.

Tak cuma itu ia pun pernah menjadi Deputi Kepala Badan Tenaga Atom Nasional periode 1987-2002 lalu.

Sementara sang ibu adalah penulis sastra Indonesia terkenal.

Mengutip dari Wikipedia, ibu Connie yang bernma Ani Sekarningsih lahir di Tasikmalaya, 27 Oktober 1940 adalah seorang penulis sastra Indonesia.

Di berbagai sumber juga disebutkan bahwa Ibunda Connie Bakrie itu seorang ahli tarot dan fotografer terkenal pada masanya.

Ani Sekarningsih adalah anak dari pasangan Raden Odjoh Ardiwinata (tokoh Perikanan Darat) dan Sofia Lasambouw.

Ani pernah mengalami masa pengungsian sekitar Magelang saat perang kemerdekaan dan kemudian hidup dalam suasana pedesaan di Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat.

Ani menyelesaikan pendidikannya di SMA I Bandung.

Ayahnya yang menguasai bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis dan bahasa Inggris menjadikan Ani mengenal sastra dunia dalam usia dini.

Selain itu, motivasi guru bahasa Indonesia semasa di bangku sekolah Rakyat (sekarang SD), melatih Ani untuk menulis puisi.

Ia mulai menulis puisi untuk majalah anak-anak Kunang-Kunang dan mengisi Ruang Kuntum Mekar, RRI Jakarta.

Ketika duduk di bangku SMP—SMA, ia sudah menulis, baik cerpen, sajak, maupun artikel-artikel untuk media massa Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.

Namun, kegiatan menulisnya sempat terhenti lama karena kesibukannya membesarkan ketiga anaknya.

Pada tahun 1986, Ani bergabung dengan M. Kharis Suhud, mantan Ketua DPR/MPR, Drs. Muchrodji, Drs. Mashud Wisnoesapoetra dan Ir. Syarif Tando mendirikan Yayasan Asmat.

Sampai kini, ia tetap aktif sebagai pengurus yayasan tersebut.

Ia juga pernah bergabung dalam Wanita Penulis Indonesia sebagai Wakil Ketua II, pada Himpunan Pengarang, AKSARA, dan menjadi sekretaris ORARI Cibeunying, Bandung.

Ia menulis karyanya di berbagai media, seperti Majalah Kartini dan Sarinah.

Pengalamannya ke pedalaman Papua khususnya Asmat, menggelitik kembali daya ciptanya.

Ani memperoleh penghargaan Anugerah Citra Kartini 2000 karena dedikasi dan pengamatannya dalam masalah pendidikan perempuan di Asmat.

Karya-karya yang sudah diterbitkan, antara lain adalah Namaku Teweraut (Yayasan Obor, 2000), Osakat, Anak Asmat (Balai Pustaka, 1996). Selain itu, Rumah Susun, merupakan bukunya yang diterbitkan sebagai karya bersama dengan penulis lain.

Dari keluarga inilah, Connie Bakrie lahir dan tumbuh besar.

Connie saat ini menjadi Guru Besar bidang Hubungan Internasional di St Petersburg State University (Universitas Negeri Saint Petersburg), Rusia.

Dia menetap kini menetap di St Petersburg, Rusia.

Di sana, Connie juga menjadi Ambassador of Science and Education of Russia atau Duta Besar Sains dan Pendidikan Rusia.

Selain itu, 

Wanita berzodiak Scorpio juga anggota tetap Valdai Discussion Club, sebuah lembaga think tank berbasis di Moscow.

Anggota klub diskusi tersebut memiliki wewenang memberikan masukan pada Presiden Rusia Vladimir Putin terutama menyangkut kebijakan luar negeri Rusia.

Connie aktif menjadi Visiting Lecturer atau dosen tamu di Sekolah Staf Komando Angkatan Udara dan Angkatan Laut.

Selain itu ia pernah tercatat sebagai Peneliti Senior di Institute of National Security Studies (INSS) di Tel Aviv, Israel.

Ia juga menjadi pengajar di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan beberapa universitas.

Latar belakang pendidikan dan profesional yang luas pada studi pertahanan yang digeluti di Australia, Asia Pasifik, Taiwan, Tiongkok, Amerika Serikat, Israel, dan Inggris, Profesor Connie memantapkan dirinya sebagai ahli Hubungan Internasional dan Pertahanan, khususnya Pertahanan Maritim dan Dirgantara.

Saat ini Connie menjadi Ketua Dewan Penasihat Maritim Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Ia pernah menjabat Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas), anggota Dewan Pakar Partai Nasdem sebelum akhirnya mengundurkan diri.

Di luar itu, Connie merupakan seorang pengamat militer.

Saat ini, ia dikenal sebagai rekan dekat Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, serta menjadi simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Kiprah Connie di Dunia Internasional

Masih melansir Wikipedia, pada Juni 2024, Dr. Connie menerima gelar Profesor dan ditunjuk sebagai Guru Besar di bidang Hubungan Internasional di Saint Petersburg State University, sebuah institusi akademik bergengsi kelas dunia dengan sejarah lebih dari 300 tahun dan 9 peraih Nobel di berbagai bidang.

Ia memilih Saint Petersburg di antara tawaran dari universitas lainnya di Rusia, termasuk Moskow dan Kazan.

Peran aktifnya di Valdai Discussion Club sejak 2022 memperkuat posisinya dalam hubungan internasional.

Valdai melibatkan komunitas ilmiah dari lebih dari 71 negara dan menjadi forum penting dalam kebijakan luar negeri Rusia.

Connie adalah satu-satunya ilmuwan Indonesia yang pernah berbicara langsung dalam forum ini di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ia juga memfasilitasi kolaborasi antara pelaku usaha dan perbankan Indonesia dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, serta menjalin kemitraan antara Saint Petersburg State University dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan beberapa universitas di tanah air.

Keterlibatan akademisnya sebelum berlabuh di Rusia, Profesor Connie berperan aktif dalam meningkatkan peran dan postur militer Indonesia di berbagai forum dan lembaga kajian pertahanan internasional, meliputi :

  • National Defense University (NDU), Washington DC (AS)
  • The East West Center, Washington DC (AS)
  • ASEM-EU Regional Architecture, Brussels (Belgia)
  • Geneva Centre for Security Policy, Geneva (Swiss)
  • Institute of National Security Studies, Tel Aviv (Israel).

Sebagai mantan senior researcher di INSS, Profesor Connie kerap mendapat sorotan, lantaran pemikirannya yang seringkali out of the box tentang Israel.

Kiprahnya yang luas di internasional, tak lepas dari pengalaman panjangnya pada berbagai lembaga pendidikan dan kajian khusus bidang pertahanan di berbagai negara, meliputi :

  • Asia Pacific Centre for Security Studies (APCSS), Hawaii (AS).
  • Fu Xi Kang War Academy, Republic of China / Taiwan
  • Chevening Executive Program for Democracy and Security at Birmingham University, England (UK).
  • NISCSS, National Institute for South China Sea Studies, Jiangdong, China
  • MIT Boston, United States dalam Future Leaders Programme.

Dengan kiprahnya yang mentereng tersebut, sempat membuat dirinya dianggap sebagai Agen Intelijen Israel (Mossad), dan kemudian kedekatannya dengan Kremlin membuat dirinya dituduh sebagai Agen Intelijen Rusia (KGB / FSB). Profesor Connie merespons tuduhan tidak berdasar ini dengan humor intelektual :

"Jika saya dituduh sebagai Agen Mossad dan Agen KGB, maka artinya sekaligus saya juga Agen MI6 (Inggris) atau Agen CIA (AS)," kelakar Profesor Connie pada podcast milik Mantan Ketua KPK Abraham Samad.

Pendidikan

Profesor Connie Bakrie tercatat memiliki karir panjang di berbagai lembaga pendidikan, baik di Indonesia maupun internasional, antara lain :

  • Pengajar tidak tetap Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia
  • Dosen Tetap Hubungan Internasional (S2) Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Dosen Terbang di Sesko TNI, SESKOAL, SESKOAD dan SESKOAU [9]
  • Dosen di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri  (Separlu dan Disparlu)
  • Dewan Penasehat Maritime dari Arsip Nasional Indonesia (ANRI)
  • Dosen Terbang di Sorbonne dan Le Havre University di Perancis
  • Dosen Terbang di Nottingham dan Birmingham University, Inggris
  • Dosen Terbang Ritsumeikan University, Jepang.

Berbekal pengalamannya yang luas dan panjang, khususnya di sektor pertahanan, keamanan, dan geopolitik, tak heran kini Profesor Connie memilih tinggal dan menetap di St Petersburg Rusia untuk semakin melebarkan sayap internasionalnya.

Profesor Connie pernah memperoleh penghargaan sebagai 1 dari 23 figur terpilih untuk "The Future Leadership" dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.

Ia juga dianugerahi sebagai "99 Most Powerful Women in Indonesia" oleh majalah internasional Globe Asia.

Pada 2024, ia dianugerahi Bintang kehormatan bidang Kerjasama dan Komunikasi dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, serta menerima medali prestigious Golden Lyon Award dari pemerintah St Petersburg, serta terpilih menjadi 'The Best Foreign Professor' dari St Petersburg State University.

Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan:

Sarjana Sosial UI (2005)
Master of Science (MSi.) UI (2007)
Doktor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI (2013)

Riwayat organisasi

Guru Besar bidang Hubungan Internasional Universitas Negeri Saint Petersburg, Rusia (St Petersburg State University)
Ambassador of Science and Education, Russia
Anggota Tetap Valdai Discussion Club, Russia
Council for Security Cooperation in the Asia Pacific (CSCAP), Melbourne, Australia
International Sea Lanes of Communication Academic Community
Dewan Pembina Indonesia Institute of Maritime Studies (IIMS)
Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies (IODAS)
Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas)
Ketua Dewan Penasehat Maritim ANRI (Arsip Nasional Indonesia)
Anggota Dewan Pakai Partai Nasional Demokrat
Analis Pertahanan dan Militer
Dosen dan Peneliti
Penulis dan Kontributor Media 

(Bangkapos.com/Tribun Medan/Serambinews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved