Berita Viral
Kritik Pedas, Reza Indragiri Sebut Jabatan Raffi Ahmad di Kabinet Prabowo Tak Penting: Hapus Ajalah
Reza Indragiri berpendapat bahwa Utusan Khusus Presiden untuk Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni bukan sebagai jabatan yang penting.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: fitriadi
BANGKAPOS.COM-- Kasus mobil dinas RI 36 Raffi Ahmad yang viral di media sosial menuai reaksi publik.
Ahli psikolog forensik Reza Indragiri bahkan memberikan tanggapan pedas untuk jabatan yang diemban suami Nagita Slavina itu.
Diketahui sebelumnya peristiwa mobil dinas RI 36 yang viral di media sosial Rabu (8/1/2025) karena petugas Patwal menunjuk-nunjuk sopir taksi.
Banyak netizen menghujat petugas patwal karena dinilai arogan dalam menjalan tugasnya.
Raffi Ahmad mengakui bahwa mobil tersebut menjadi operasional dinasnya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
"Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan, namun pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil karena pada saat itu mobil berplat RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya," kata Raffi Ahmad.
Raffi mengaku baru mengetahui kejadian tersebut.
Menurutnya kejadian bermula saat patwal melihat adanya taksi Alphard hitam.
"Pengemudi taksi dan mobil tersebut kemudian membuka jendela dan saling adu argumen," katanya.
Raffi menambahkan petugas patwal yang melihat hal tersebut, khawatir akan menimbulkan kemacetan karena lalu lintas yang sedang lumayan padat, langsung menegur pengemudi taksi.
"(Petugas patwal) mengatakan 'sudah, maju pak' dengan gestur yang terlihat di video," katanya.
Reza Indragiri berpendapat bahwa Utusan Khusus Presiden untuk Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni bukan sebagai jabatan yang penting.
"Jabatan utusan khusus yang disandang Raffi bukan jabatan yang penting, toh sudah ada menteri yang mengurusi maslaah generasi muda yaitu Kemenpora. Sudah ada juga masalah seni Kementerian Kebudayaan," katanya.
"Apalagi tambahan Wamen, jadi memang ini jabatan yang tidak penting," tambah Reza Indragiri.
Sekalipun jabatan itu penting, Reza menganggap Raffi Ahmad tak seharusnya menjabat.
"Kalau itu dianggap jabatan penting apa cocok untuk untuk dipangku Raffi Ahmad ? Raffi seleb kelas wahid, iya. Punya fans, iya, digilai netizen iya. Tapi menjadi pejabat negara lain lagi urusannya. Pejabat kan digaji, gajinya dari masyarakat dan saya juga pada konteks itu saya memandang untuk jabatan yang tidak penting ini apalagi dijabat Raffi, menurut saya hapus saja lah," katanya.
Jika jabatan tersebut dihapus, kata Reza Indragiri, maka tak akan ada lagi mobil dinas yang berseliweran di jalan raya.
"Kalau dihapus maka tidak ada lagi mobil dinas yang sok-sok penting, sok-sok sibuk berkeliaran di Jalan Sudirman," katanya.
Pun dengan petugas patwal yang tak akan lagi mendapat sanksi akibat dicibir masyarakat.
"Tidak akan ada lagi Bridgadir DK yang sekarang ketiban pulung. Brigadir DK kan sekarang kena sanksi, sanksi tegur karena dianggap berperilaku arogan," katanya.
Mahfud MD tersinggung
Kasus mobil dinas Raffi Ahmad itu memancing reaksi dari mantan Menkopolhukam, Mahfud MD.
Menurut Mahfud, masyarakat dibiarkan terkurung tanpa informasi soal pemakaian mobil dinas yang dinilai arogan itu.
"Bahkan untuk menerangkan mobil RI 36 aja Saling bilang tidak tahu. Gak ada yang berani menerangkan, ini lho aturannya," kata Mahfud saat bicara di program Terus Terang, channel Youtube Mahfud MD, tayang Selasa (14/1/2025).
"Setelah ribut baru ada yang ngaku," tambahnya.
Mahfud yang seorang profesor bidang hukum menjelaskan, mobil dinas tidak boleh dipakai orang lain, selain pejabat penggunanya.
Bahkan, Mahfud menceritakan, selama 11 tahun memakai mobil dinas, istri dan anaknya tidak pernah memakai mobil tersebut tanpa dirinya.
"Enggak boleh mobil dipakai orang lain tanpa ada pejabatnya di dalam. Saya belasan tahun pakai mobil dinas, enggak boleh istri saya tanpa ada saya di situ, apa lagi anak, apa lagi orang lain, apa lagi preman," jelasnya.
Mobil dinas tidak boleh dipakai orang sembarangan, terlebih tanpa sepengetahuan pejabat penggunanya.
"Ajudan harus mencatat dari menit ke menit mobil ini dipakai siapa," kata Mahfud.
Menurut Mahfud, pejabat pengguna mobil dinas RI 36 itu tidak jujur hingga membuat negara seperti tidak taat aturan dalam mengelola dirinya sendiri.
"Ini jalan dikawal lagi, bilang gak ada orangnya lah, gak ada inilah, pejabat gak jujur ini. Tersinggung saya, negara kok jadi kaya gini, jadi kaya kampungan," tegasnya.
(Bangkapos.com/Tribun Bogor/Tribun Jakarta)
Kisah Komika Mongol Diutangi Cagub Rp53 M, Ikhlas Tak Dikembalikan: Gua Nangis Kayak Anak Kecil |
![]() |
---|
Momen Menkeu Purbaya Telepon Kring Pajak, Tes Langsung Pelayanan Coretax |
![]() |
---|
Teka-teki Kematian Brigadir Esco, Sang Istri Jadi Tersangka, Ini Motif Istri Habisi Suaminya |
![]() |
---|
Sosok Sulaiman Umar Siddiq Adik Ipar Haji Isam yang Jabatannya Dicopot Prabowo, Punya Harta Rp81 M |
![]() |
---|
Wahyudin Moridu DPRD Gorontalo Ingin Rampok Uang Negara Ternyata Ayahnya Eks Bupati dan Terdakwa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.