PLN Catat Pertumbuhan Pesat Program Electrifying Agriculture Raih 53.539 Pelanggan Baru di 2024

program EA bertujuan untuk mendorong modernisasi agrikultur di Indonesia melalui penerapan teknologi pertanian berbasis listrik. Teknologi ini ...

PLN Catat Pertumbuhan Pesat Program Electrifying Agriculture Raih 53.539 Pelanggan Baru di 2024 - 20250117-Salah-satu-petani-di-Desa-Sukorejo-Ponorogo.jpg
Istimewa/ PLN
Salah satu petani di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur mendengarkan penjelasan dari Petugas PLN terkait penggunaan kWh meter untuk mengontrol penggunaan listrik pompa air persawahan. Melalui program Electrifying Agriculture diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan penghasilan petani secara signifikan.
PLN Catat Pertumbuhan Pesat Program Electrifying Agriculture Raih 53.539 Pelanggan Baru di 2024 - 20250117-Petugas-PLN-bersama-salah-satu-petani.jpg
Istimewa/ PLN
Petugas PLN bersama salah satu petani menyalakan pompa air bertenaga listrik untuk mengairi sawah di lahan percontohan Kawasan Food Estate di Kampung Telaga Sari, Merauke.
PLN Catat Pertumbuhan Pesat Program Electrifying Agriculture Raih 53.539 Pelanggan Baru di 2024 - 20250117-Sebagai-bentuk-implementasi-program-Electrifying-Agriculture.jpg
Istimewa/ PLN
Sebagai bentuk implementasi program Electrifying Agriculture, pompa air di kawasan persawahan Desa Bentuk Jaya, Dadahup, Kalimantan Tengah, kini menggunakan listrik untuk menggantikan mesin diesel.

BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero) menunjukkan kinerja mengesankan sepanjang tahun 2024. Program yang dirancang untuk mendukung sektor pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan ini berhasil menjangkau 300.535 pelanggan, meningkat signifikan dibanding tahun 2023 yang tercatat sebanyak 246.996 pelanggan. Pertumbuhan ini mencatatkan kenaikan sebesar 53.539 pelanggan dalam satu tahun.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa program EA bertujuan untuk mendorong modernisasi agrikultur di Indonesia melalui penerapan teknologi pertanian berbasis listrik. Teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas serta penghasilan para petani secara signifikan.

“Melalui program ini, kami berupaya menciptakan Creating Shared Value (CSV) yang memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani,” ujar Darmawan.

Sepanjang tahun 2024, total daya tersambung dalam Program EA PLN mencapai 4.203,36 Mega Volt Ampere (MVA), dengan konsumsi listrik mencapai 6,17 Terawatt Hour (TWh). 

Hal ini berdampak positif pada peningkatan penjualan tenaga listrik pelanggan EA yang tumbuh sebesar 10,15 persen dan diiringi pertumbuhan pendapatan yang meningkat sebesar 9,35% Year on Year (YoY).

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kilovolt (kV) PLN membentang di kawasan persawahan Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur sebagai bagian dari upaya mendukung program Electrifying Agriculture untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kilovolt (kV) PLN membentang di kawasan persawahan Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur sebagai bagian dari upaya mendukung program Electrifying Agriculture untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian. (Istimewa/ PLN)

“Lewat Program EA, PLN berdedikasi untuk menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua. Kami juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan di Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat, serta memastikan ketahanan pangan dengan gizi yang sehat, sesuai dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto,” imbuh Darmawan.

Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan (Dansatgas Hanpangan) Kementerian Pertanian RI, Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani memaparkan, penggunaan pompa air listrik diproyeksikan dapat menghemat biaya operasional petani dan meningkatkan efisiensi waktu. Dengan suplai listrik andal dari program EA PLN, strategi ini diharapkan memberikan dampak signifikan untuk ketahanan pangan di masyarakat. 

“Targetnya, dengan adanya EA, produktivitas petani dapat meningkat. Menggunakan pompa listrik akan lebih hemat biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa air dengan bahan bakar solar," ujar Ahmad.

Sementara itu, manfaat Program EA PLN dirasakan langsung oleh Kelompok Tani Mekar Sari Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur. Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Gatot (59) mengatakan bahwa kehadiran listrik ke persawahan berhasil menghemat biaya operasional petani hingga 300%.  

“Dengan menggunakan pompa listrik, kami para petani dapat menghemat pengeluaran operasional jika dibanding menggunakan pompa diesel. Biasanya biaya yang dikeluarkan jika menggunakan pompa diesel adalah Rp1.500.000,- dengan pompa listrik biaya yang dibutuhkan hanya Rp500.000,- sehingga bisa meningkatkan produksi pertanian,” ungkap Gatot.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya mengatakan kehadiran listrik PLN melalui Program EA memungkinkan petani menggunakan sistem pengairan sumur, sehingga meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) Padi lebih dari 300.

”Ponorogo saat ini masuk menjadi objek Panen Raya IP 200, IP 300 dan IP 400 di mana ini semua adalah efek dari listrik masuk sawah guna kebutuhan pengairan para petani,” terang Dydik. (*/E8)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved