Sosok Silvia Ratnawati, Istri Mendikti Saintek Terseret Isu Pemecatan Pegawai Kemendikti Saintek
Nama Silvia Ratnawati, istri Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro, dikaitkan dengan pemecatan seorang ASN Neni Herlina
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM-- Nama Silvia Ratnawati, istri Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, dikaitkan dengan pemecatan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) bernama Neni Herlina.
Nama Silvia Ratnawati ikut terseret bermula dari pengakuan Neni Helina.
Neni mengatakan, permasalahannya bermula dari meja yang harus ia letakkan di ruang kerja Prof. Satryo yang ternyata dianggap tidak sesuai oleh istri Prof. Satryo.
Adapun sosok istri Satryo Brodjonegoro adalah Silvia Ratnawati.
Dari pernikahan keduanya, Satryo dan Silvia dikaruniai dua anak.
Salah satu anaknya bernama Diantha Soemantri yang diangkat sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada umur 42 tahun.
Tersangkutnya istri Satryo dalam polemik di kemendiktisaintek diungkap Neni Herlina, pegawai Kemendiktisaintek yang dipecat Satryo.
Neni Herlina menilai pemecatannya itu sangat tidak adil dan sepihak dan dilakukan dengan tidak manusiawi.
Pemecatan tersebut, kata Neni, diduga akibat persoalan pergantian meja kerja di ruangan Satryo.
"Saya sih sepertinya sudah ditandain, ketika pertama kali masalah meja itu. Meja itu ada di ruang beliau, sebenarnya minta ganti saja. Sejak itu, saya dipanggil."
"Dibilang, kamu sekali lagi melakukan kesalahan, saya pecat kamu," ungkap Neni di sela-sela demonstrasi di kantor Kemendiktisaintek, Senin (20/1/2025) dilansir dari Tribunnews.com.
Dirinya mengungkapkan permintaan pergantian meja itu datang dari istri Satryo.
Permintaan itu, kata Neni, disampaikan saat Satryo resmi dilantik sebagai Mendiktisaintek.
"Waktu itu permintaan mengganti meja itu dari istrinya sih. Karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres," tutur Neni.
Neni mengaku dimarahi oleh Satryo perihal penggantian meja tersebut.
Bahkan, Neni mengungkapkan Satryo memintanya pindah ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Ya saya disuruh ke Dikdasmen pokoknya, keluar ke Dikdasmen. Bawa barang-barang kamu," ungkap Neni.
Pemecatan itu, kata Neni, bahkan diungkapkan oleh Satryo di depan para staf Kemendiktisaintek dan magang.
"Cuma maksudnya sudah keterlaluan saja di depan anak magang, di depan staf-staf saya," ucapnya.
Neni juga merasa takut dan bingung bagaimana ia harus bersikap di kantor apakah harus bekerja ke kantor atau tidak.
Proses pemecatan tersebut, menurut Neni, dilakukan di depan staf lain dan bahkan anak magang, yang ia anggap sangat tidak manusiawi.
“Saya dipanggil dan dibilang kalau saya melakukan kesalahan lagi, saya akan dipecat. Pemecatan itu diumumkan di depan staf dan anak magang. Saya merasa diperlakukan tidak adil,” ujarnya.
Neni menambahkan, ia berharap kejadian ini tidak terulang kepada pegawai lain.
“Saya tidak ingin ada Neni-Neni lain yang diperlakukan seperti ini. Teman-teman bekerja dalam suasana ketakutan,” pungkasnya.
Demonstrasi Pegawai Kemendikti Saintek
Puluhan pegawai Kemendikti Saintek menggelar aksi protes di depan kantor kementerian pada Senin (20/1/2025).
"Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri," tulis spanduk aksi tersebut.
Ketua Paguyuban Pegawai Ditjen Dikti, Suwitno, mengatakan selama ini prosedur mutasi jabatan di Kemendiktisaintek dilakukan secara tidak sesuai prosedur.
"Perubahan kementerian kalau soal pergantian jabatan pimpinan itu hal yang biasa. Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur," ujar Suwitno.
Salah satu puncak dari kekecewaan mereka adalah pemecatan salah satu pegawai di bagian rumah tangga Kemendiktisaintek.
Suwitno berujar, seharusnya proses pendisiplinan pegawai dilakukan secara prosedural.
"Kalau pegawai melakukan kesalahan, itu kan bisa ditindaklanjuti dengan penjatuhan hukuman disiplin. Tapi harus jelas prosedurnya, ini tidak dilakukan sama sekali," tuturnya.
Klarifikasi Kemendikti Saintek
Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar M. Simatupang, membantah tuduhan bahwa pemecatan Neni dilakukan secara sepihak.
Sekjen Kemendiktisaintek Togar M Simatupang mengatakan pihaknya masih membuka ruang dialog ke pegawai yang dipecat.
"Kita apresiasi penyampaian aspirasi suara dari beberapa pegawai. Hal yang terjadi pada banyak pemekaran organisasi, penataaan organisasi, dan dinamika interaksi," ucap Togar saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).
"Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik," tambah Togar.
Togar membantah bahwa pihaknya melakukan pemecatan terhadap Neni Herlina secara singkat.
Dirinya mengatakan ada penjaminan mutu yang harus dilakukan oleh para pegawai Kemendiktisaintek.
"Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan," katanya.
Proses mutasi terhadap Neni, kata Togar, masih terbuka untuk opsi lain.
Dirinya meminta semua pihak mengedepankan jalan dialog.
"Sedang proses dan tentu terbuka untuk opsi lain, bukan hitam putih. Tidak baik terlalu reaktif dan tidak ada dialog," pungkasnya.
(Bangkapos.com/TribunSumsel.com/Tribunnews.com)
Preman di Langkat Ditangkap Usai Ancam Bunuh Satu Keluarga, Korban Sempat Menginap di Polres |
![]() |
---|
Ramai Seruan Bubarkan DPR, Salman Alfarisi: Siap Jika Konstitusional |
![]() |
---|
Profil Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid yang TikTok Joged Sound Horeg-nya Viral 29,8 Juta Kali |
![]() |
---|
Viral Video 20 Detik Joget Sound Horeg Bupati Bangka Selatan di TikTok Tembus 29,8 Juta Penayangan |
![]() |
---|
Viral Kades di Ogan Ilir Digerebek Bersama Gadis 16 Tahun, Akhirnya Dinikahkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.