Arti Wa Qala Rabbukum Ud Uni Astajib Lakum, Surat Al Ghafir Ayat 60, Janji Allah Mengabulkan Doa
Artinya: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku...
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Di dalam Al Quran Surat Al Ghafir ayat 60 Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh hambanya.
Allah berfirman dalam Surat Al Ghafir ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Latin: Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn Terjemah Arti: Dan Tuhanmu berfirman:
Artinya: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
Jelaslah bahwa Allah menyuruh kita berdoa.
Doa menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan dari kita sebagai makhluk Allah.
Dalam surat Al Ghafir ayat 60 tersebut Allah mengatakan "Siapa yang sombong (dari-Ku), kata Allah, maka tunggulah nanti akan dalam keadaan hina menjadi penghuni neraka."
Manusia selayaknya harus berdoa kepada Allah, dzat yang Maha Segalanya, tak peduli orang tersebut merupakan seorang yang beriman maupun orang yang penuh akan dosa.
Ustadz Firdaus Turmudzi lewat kanal YouTube pernah menjelaskan mengenai makna ud'uni astajib lakum dalam surat Al Ghafir ayat 60.
Dikisahkan suatu hari Nabi Musa bertanya kepada Allah SWT, "Ya Rabb, andai kata ada seorang hamba-Mu yang sholeh, taat beribadah kepada-Mu, lalu dia datang dan meminta kepada-Mu dengan sebutan Ya Rabb, maka apa yang Engkau jawab".
Allah kemudian menjawab "labbaika".
Nabi Musa kemudian kembali bertanya kepada Allah SWT, "Bagaimana kalau yang meminta dan memohon kepada-Mu adalah seorang hamba yang penuh dosa".
Allah kemudian menjawab "labbaika labbaika labbaika abdi".
Nabi Musa heran mengapa Allah membedakan jawaban untuk orang sholeh dan jawaban untuk orang yang berlumuran dosa.
Allah menjawab bahwa ada banyak hambanya yang sholeh, ketika ia meminta maka ia berharap dengan amal yang ia miliki.
Namun berbeda halnya dengan seorang hamba yang berlumuran dosa, ia tidak memiliki apapun yang dapat diandalkannya (amal kebaikan).
Harapan seorang pendosa dalam berdoa hanyalah harapan kepada Allah SWT agar doanya dikabulkan.
Oleh karenanya Allah menjawab "labbaika labbaika labbaika abdi".
Seorang penyair terkenal, Abu Nawas, pernah menuliskan sebuah bait yang artinya;
"Wahai Tuhanku, hamba-Mu yang berlumuran dosa dan penuh akan kesalahan datang kepada-Mu dan mengakui akan kesalahan-kesalahannya, ia sangat berhadap ampunan-Mu,"
"kalau Engkau ampuni dosa-dosa kami maka memang Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengampun, kalau andai kata Engkau tolak, tidak terima permintaanku dan permohonanku, mau mencari tuhan kemana lagi kami untuk mendapatkan ampunan."
Ustadz Firdaus Turmudzi mengatakan, syair di atas diperkuat dengan hadits qudsi.
Tatkala seorang pelaku maksiat memohon ampun kepada Allah dengan mengangkat kedua tangannya, namun malaikat menghalang-halangi doa orang tersebut.
"Sampai empat kali hamba yang berbuat maksiat tadi memohon kepada Allah dengan sebutan Ya Rabb, Ya Rabb, tapi malaikat masih menghalangi suaranya," kata Ustadz Firdaus Turmudzi.
"Sampai Allah berfirman, 'Duhai malaikatku mau sampai kapan engkau halangi suara hambaku yang memohon kepada ku,' Allah langsung menjawab, 'labbaika abdi, labbaika abdi, labbaika abdi," ujar Ustadz Firdaus Turmudzi.
Allah memenuhi panggilan seorang hamba yang berdosa tersebut tatkala ia memohon ampunan.
Allah berfirman, "Kalian semua Aku ciptakan dengan kekuasaanKu dan aku bimbing engkau dengan nikmatKu, tapi engkau malah berpaling kepadaku dan bermaksiat kepadaku,"
"Tapi ketika engkau memohon ampun kepadaKu, Aku ampuni dosamu. Ketika engkau panggil Aku, pulang kepadaKu, minta pertolongan kepadaKu, taubat kepadaKu, Aku terima taubat mu,"
Maka tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah SWT.
Bagaimana dengan doa yang kadang tidak terijabah atau tidak terkabul?
Para ulama menegaskan bahwa doa tidak melulu rangkaian kata permintaan yang hanya dipanjatkan saat butuh.
Tetapi lebih dari itu, doa adalah ibadah yang harus dijalani dan dilaksanakan sebagai simbol kepatuhan.
Dalam riwayat disebutkan bahwa Allah akan murka pada hamba yang enggan untuk berdoa kepada-Nya.
Kata “astajib lakum”, merupakan jawaban atas kata perintah “ud’uni” yang berada di kalimat sebelumnya.
Dalam hal ini bahwa setiap doa yang dipanjatkan hamba pasti dikabulkan.
Imam Ibnu Athaillah mengatakan, ketika Allah menggerakkan lidah hambaNya untuk mengucapkan doa itu pertanda Allah ingin memberikan sesuatu kepada-Nya.
Namun, harus dipahami bahwa Allah akan memberikan sesuatu yang Ia inginkan bukan yang kita inginkan.
Sebab, apa yang kita minta tidak baik bagi kita dalam pandangan Allah sehingga Allah akan memberikan yang lain yang dianggap lebih baik baginya.
Oleh karena itu, jika doa tak kunjung terkabul, berbaik sangkalah kepada Allah bahwa itulah yang terbaik bagi kita.
Terima dengan lapang dada dan teruslah istiqomah di jalanNya.
Wallahu a'lam bishawab...
(Bangkapos.com)
Doa Pelunas Utang dari Rasulullah saw, Allahummakfini Bihalalika An Haramika, Amalkan |
![]() |
---|
Doa Haid Hari Pertama dan Tata Cara Mandi Wajib Setelahnya |
![]() |
---|
Doa Mengendalikan Hawa Nafsu, dan Penangkal Pikiran Kotor, lengkap tulisan Arab, Latin, dan artinya |
![]() |
---|
Doa Sujud Sajadah, Tata Caranya Setelah Dengar 15 Ayat Sajdah Sesuai Sunnah Rasulullah |
![]() |
---|
Doa Setelah Sholat Awwabin Arab, Latin & Artinya: Dikerjakan Waktu Dhuha dan Antara Maghrib-Isya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.